Menurut data Kementerian Kesehatan RI, glaukoma menyebabkan 2,78 persen masalah penglihatan di dunia. Glaukoma juga menjadi kondisi tertinggi nomor dua yang sering menyebabkan kebutaan setelah penyakit katarak. Kebutaan yang disebabkan oleh glaukoma bersifat tidak dapat diperbaiki atau irreversible.
Di Indonesia, prevalensi glaukoma tidak bisa disepelekan. Data dari riset Kemenkes 2007 silam mengatakan prevalensi glaukoma di Tanah Air sebesar 0,46 persen. Artinya, empat dari lima orang per 1000 penduduk di Indonesia menderita masalah glaukoma.
Lalu, apa yang dimaksud dengan glaukoma sendiri? Adakah tanda-tanda yang harus diwaspadai?
Ketika penderita sadar terjadi gangguan penglihatan, umumnya telah terjadi kerusakan minimal di salah satu matanya.
Bagaimana Glaukoma Bisa Sampai Sebabkan Kebutaan?
Menurut dr. Theresia Rina Yunita, glaukoma adalah kondisi terjadinya kerusakan saraf optik di bagian mata. Kerusakan tersebut disebabkan oleh terjadinya peningkatan tekanan di bola mata (tekanan intraokular).
“Saraf optik berperan dalam mengirimkan gambar ke otak. Jadi jika mengalami gangguan, penglihatan akan terganggu dimulai dari adanya bintik-bintik buta (blind spot) hingga kebutaan total yang sifatnya permanen,” dr. Theresia menjelaskan.
Sementara itu Kemenkes menyebutkan, meningginya tekanan di area bola mata umum disebabkan oleh hambatan pengeluaran humour aqueous (cairan dalam mata).
Di samping itu, kerusakan saraf optik juga diakibatkan oleh beberapa kondisi gangguan. Misalnya saja, seperti gangguan suplai darah ke serat saraf optik serta kelemahan atau masalah di bagian saraf optiknya sendiri.
Artikel Lainnya: Sering Mual dan Muntah Hebat? Waspada Glaukoma!
Glaukoma terbagi menjadi tiga, yakni glaukoma primer, sekunder, dan kongenital.
Glaukoma primer belum diketahui penyebab pastinya. Glaukoma primer dibagi lagi menjadi dua kategori, yakni glaukoma primer sudut terbuka (kronis) dan glaukoma sudut tertutup (akut).
Sedangkan glaukoma sekunder, timbul akibat penyakit mata lain, trauma, pembedahan, dan penggunaan obat kortikosteroid yang berlebihan.
Lalu, glaukoma kongenital adalah gangguan yang ditemukan sejak lahir. Kondisi ini disebabkan oleh sistem saluran pembuangan dalam mata yang tidak berfungsi dengan baik. Alhasil, akan menyebabkan mata bayi mengalami pembesaran
Gejala Glaukoma
Pada dasarnya gejala glaukoma tergantung dari jenis atau kondisi yang diderita seseorang. Orang yang mengalami gejala glaukoma akut umumnya akan merasakan gejala:
- Sakit kepala
- Mata sangat pegal
- Mual dan bahkan muntah
- Penglihatan terasa buram dan seperti melihat pelangi di lampu
- Mata memerah
Sementara itu, orang dengan glaukoma kronis biasanya tidak merasakan gejala yang signifikan. Meski begitu, perlahan-lahan bisa terjadi kerusakan saraf yang berlanjut ke kondisi penglihatan yang menurun.
Artikel Lainnya: 4 Penyakit Mata Penyebab Kebutaan pada Penderita Diabetes
Penanganan Tepat untuk Penderita Glaukoma
Pengobatan yang tepat tergantung pada jenis glaukoma yang diderita. Umumnya pengobatan glaukoma terbagi menjadi tiga, yaitu terapi obat, laser, dan operasi. Berikut penjabaran dari perawatan glaukoma berdasarkan keterangan dr. Theresia.
1. Memberikan Obat Tetes Mata
Obat tetes mata dapat berfungsi mengurangi produksi cairan di bola mata atau meningkatkan pengeluaran cairan sehingga tekanan bola mata turun.
2. Memberikan Obat Oral
Mengonsumsi obat beta bloker atau carbonic anhydrase inhibitor juga bisa menjadi solusi. Obat tersebut digunakan untuk menurunkan produksi cairan atau meningkatkan aliran cairan di bola mata.
Artikel Lainnya: Sering Mengobati Mata Sendiri, Hati-hati Glaukoma
3. Laser
Untuk melakukan laser terdapat tiga pilihan, yakni trabeculoplasty, iridotomy, dan cyclophotocoagulation. Sejauh ini, pengobatan dengan tindakan laser tergolong relatif aman. Komplikasi yang terjadi pun sangat kecil.
Tindakan laser bertujuan untuk membuka jalan keluar cairan dari dalam bola mata sehingga tekanan yang dirasakan bisa berkurang atau turun.
4. Microsurgery (trabeculectomy)
Trabeculectomy adalah prosedur operasi kecil yang membuat saluran drainase untuk menurunkan tekanan di bola mata.
Itu dia beberapa hal tentang kondisi glaukoma yang harus diwaspadai. Jaga kondisi kesehatan tubuh Anda. Apabila memiliki kondisi diabetes, hipertensi, atau stroke, sebaiknya rutin cek kondisi kesehatan mata ke dokter. Tujuannya agar kondisi glaukoma bisa dicegah dan dideteksi sejak dini.
Untuk tahu informasi kesehatan lainnya, baca terus artikel kesehatan di aplikasi Klikdokter. Apabila ingin konsultasi dengan dokter, gunakan fitur Live Chat 24 Jam.
(OVI/JKT)