Anda pernah merasa kelopak mata sedikit turun saat menatap cermin? Jangan-jangan Anda terkena ptosis. Ya, ptosis merupakan kondisi kesehatan yang menyebabkan kelopak mata bagian atas turun hingga menutupi bola mata.
Kondisi ini dapat terjadi pada satu atau kedua kelopak mata. Apabila kelopak mata menurun, tentunya area pupil yang berfungsi untuk melihat akan terhalang dan terganggu.
Gangguan kesehatan ptosis terbagi menjadi tiga, yaitu:
- Ptosis kongenital, yakni gangguan ptosis ini ditemukan sejak lahir (kongenital). Penyebab utamanya adalah adanya kelainan perkembangan otot levator palpebra superior yang fungsinya untuk mengangkat kelopak mata bagian atas.
- Ptosis acquired, yakni gangguan ptosis yang terjadi kapan saja di berbagai usia. Penyebab ptosis acquired bisa karena gangguan saraf atau otot-otot mata atau karena proses penuaan. Pada proses penuaan, otot levator dapat meregang dan menyebabkan kelopak mata menurun.
- Ptosis karena kondisi medis tertentu. Pada beberapa kasus ptosis dapat disebabkan oleh kondisi stroke, tumor otak, tumor di belakang mata, kanker saraf atau otot, diabetes, bintitan pada mata.
Gejala ptosis dan penanganannya
Gejala utama ptosis adalah salah satu kelopak mata mengalami pengenduran. Jika semakin lama dibiarkan, hal ini akan mengganggu penglihatan Anda. Meski demikian, beberapa orang tidak menyadari gejala awal ini.
Gejala lainnya antara lain menurunnya salah satu kelopak mata saat melihat cermin, serta adanya gangguan penglihatan apabila kelopak mata sudah menutupi pandang penglihatan.
Jika Anda memiliki salah satu dari gejala di atas, segera konsultasikan ke dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan menyeluruh. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan mata lengkap, terutama difokuskan pada pemeriksaan posisi kelopak mata, fungsi penglihatan, pemeriksaan refraksi, dan posisi kepala.
Selain itu, dapat juga dilakukan pemeriksaan penunjang seperti:
- Pemeriksaan slit lamp untuk melihat mata dengan bantuan cahaya berintensitas tinggi.
- Pemeriksaan tensilon. Tes ini untuk melihat kekuatan otot. Dokter juga akan menyuntikkan obat yang dinamakan tensilon. Pasien akan diminta untuk menjulingkan mata atau menggerakkan mata.
- Pemeriksaan visual field. Tes ini merupakan tes lapang pandang untuk mengukur bidang visual Anda.
Jika ditemukan kelainan yang berkaitan dengan gangguan ptosis, dokter akan memberikan terapi tergantung dari penyebabnya. Apabila disebabkan oleh usia maka tidak perlu dilakukan perawatan.
Pada pasien yang mengalami ptosis bukan karena penuaan, penanganannya bisa dengan melakukan pembedahan. Terdapat berbagai teknik pembedahan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki gejala ptosis, misalnya:
- Frontalis sling, yang dilakukan untuk “menggantung” kelopak mata atas dari otot frontalis.
- Levator advancement, yakni suatu prosedur pemendekan dari otot levator palpebra.
- Fasanella servat ptosis procedure merupakan prosedur pemendekan dari beberapa bagian mata (konjungtiva, tarsus, otot Mueller).
- Mueller muscle conjunctival resection adalah pemendekan dari beberapa bagian mata (konjungtiva dan otot Mueller).
- Full thickness resection merupakan pemendekan dari kelopak mata.
Jika tidak ingin menjalani prosedur-prosedur di atas, penderita ptosis dapat disarankan untuk menggunakan kacamata khusus. Kacamata ini memiliki penahan yang berfungsi menahan kelopak mata atas agar tidak turun. Kacamata ini menggunakan penambah alat ke dalam kerangka kacamata.
Keadaan ptosis memang tidak membahayakan. Akan tetapi, jika turunnya kelopak mata sampai menghalangi penglihatan Anda, sebaiknya segera konsultasi lanjut dengan dokter. Jika dibiarkan tentu akan mengganggu kualitas hidup penderita.
[HNS/ RVS]