Pijat dapat diartikan sebagai tindakan memanipulasi jaringan lunak secara manual –seperti memegang, melakukan penekanan, serta menggerakkan. Sedangkan nyeri sendi (artralgia) dapat bersifat tumpul, tajam, menusuk, terbakar, atau berdenyut –mulai dari ringan hingga berat.
Peradangan sendi, infeksi, trauma, atau penyakit lain merupakan beberapa penyebab terjadinya nyeri sendi. Pengobatan untuk mengatasi nyeri sendi bermacam-macam, sesuai penyakit yang mendasari dan tingkat keparahan nyeri.
Pijat diyakini menjadi salah satu terapi yang efektif untuk mengatasi nyeri sendi. Efektivitas pijat didapat melalui beberapa cara, yaitu melancarkan peredaran darah pada bagian sendi yang nyeri, serta melemaskan kekakuan sendi dan otot.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa pijat akan menstimulasi penghilang nyeri alami, yaitu opioid yang diproduksi di otak.
Penelitian melibatkan 262 pasien dengan low back pain sebagai sampel yang diberikan terapi pijat selama 10 minggu. Hasilnya 74% pasien mengatakan bahwa pijat sangat membantu dalam mengatasi nyeri sendi yang mereka alami. Penelitian lain juga menyatakan bahwa pijat refleksi mampu menghilangkan nyeri sendi pada artritis.
Percobaan yang dilakukan pada pasien yang mengalami penyakit SLE atau autoimun yang menyerang sendi didapat hasil bahwa pijat berguna untuk mengurangi nyeri dan juga turut memperbaiki kualitas tidur sehingga tercipta peningkatan kualitas hidup secar menyeluruh. VAS score atau skala nyeri dinyatakan berkurang nilainya setelah dilakukan pijatan pada pasien yang mengalami penyakit SLE.
Namun demikian beberapa peneliti melaporkan bahwa pijat dapat menimbulkan masalah, seperti kerusakan saraf. Hal ini bisa disebabkan karena pijat tidak dilakukan oleh orang yang terlatih, sehingga tekanan yang diberikan tidak sesuai.
Sebenarnya pijat merupakan tindakan yang aman apabila dilakukan oleh mereka yang sudah terlatih. Namun pijat tidak boleh dilakukan apabila Anda memiliki penyakit DVT (Deep Vein Thrombosis), luka bakar, infeksi kulit, alergi kulit, luka terbuka, patah tulang, dan osteoporosis.