Setelah seharian beraktivitas, tidur atau rebahan menjadi salah satu cara terbaik untuk mengembalikan energi. Cara ini juga mempertajam kemampuan berpikir dan menyehatkan jantung. Namun, dampak rebahan atau tidur yang terlalu lama bisa merugikan tubuh, lho.
Para ahli menyarankan bahwa beristirahat sekitar 7-9 jam per hari adalah jumlah waktu yang ideal untuk manusia. Namun, tentu saja bergantung pada beberapa faktor. Misalnya, usia, aktivitas harian, dan gaya hidup.
Bila lebih dari waktu tersebut, dikhawatirkan dapat menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan tubuh.
Rebahan Terlalu Lama Justru Bikin Badan Pegal
Ada banyak masalah kesehatan yang dapat muncul bila Anda tidur terlalu lama. Beberapa keluhan yang sering muncul adalah badan pegal-pegal hingga nyeri di beberapa bagian tubuh.
Nyeri pinggang, nyeri bahu, dan nyeri di bagian leher adalah kondisi yang sering timbul akibat kebiasaan rebahan atau berbaring yang terlalu lama.
Berbaring pada posisi yang sama dalam waktu yang lama akan menyebabkan tekanan, baik pada pembuluh darah maupun saraf. Hal ini akan memberikan sensasi kram dan kesemutan pada bagian yang tertekan tersebut.
Jika berlangsung lebih lama, maka dapat menyebabkan rasa nyeri yang cukup hebat. Pada dasarnya, kondisi otot dan tulang akan menyesuaikan dengan aktivitas yang dilakukan.
Kalau Anda sering melatihnya, bagian tersebut akan tumbuh kuat dan semakin besar. Namun sebaliknya, jika otot dan tulang jarang digunakan dan lebih memilih untuk sering berbaring, maka akan melemah dan lebih rawan mengalami pegal serta nyeri.
Cara Mengatasi Badan Pegal akibat Rebahan Terlalu Lama
Untuk menangani kondisi ini, disarankan untuk melakukan beberapa hal berikut.
-
Kurangi Waktu Istirahat atau Berbaring
Sebaiknya, waktu istirahat tidak lebih dari sembilan jam per hari. Sering-seringlah berganti posisi saat tidur agar dapat mencegah rasa pegal dan kram setelah beristirahat.
-
Lakukan Banyak Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik seperti olahraga teratur sangat penting bagi kesehatan. Hal ini dapat memperlancar aliran darah dan memastikan saraf mendapat suplai darah yang cukup.
Berolahraga 30 menit per hari sebanyak lima kali dalam seminggu dapat membantu mencegah kram otot.
-
Seimbangkan Diet (Pola Makan) Harian
Hindari makanan yang dapat menyebabkan peradangan otot. Konsumsilah lebih banyak sayuran, buah, gandum utuh, dan makanan laut yang mengandung banyak antioksidan dan dapat mengurangi peradangan.
Selain itu, beberapa vitamin seperti vitamin B sangat penting dikonsumsi agar persarafan mendapat nutrisi yang cukup.
-
Minum Obat Pereda Nyeri dan Vitamin Neurotropik
Kalau nyeri, kram, kebas, dan kesemutan benar-benar mengganggu, Anda bisa mengonsumsi obat pereda nyeri yang mengandung ibuprofen.
Bila perlu, minum suplemen yang mengandung vitamin neurotropik, seperti B1, B6, dan B12 yang dapat memelihara kesehatan saraf tepi.
NEO rheumacyl Neuro dapat menjadi andalan untuk meringankan dan meredakan gejala nyeri saraf otot yang Anda alami.
Lebih dari sekadar vitamin neurotropik biasa, NEO rheumacyl Neuro memiliki kombinasi ganda pereda nyeri ibuprofen dan vitamin neurotropik (B1, B6, B12) yang lebih unggul. Efektif meredakan rasa nyeri atau ngilu disertai 3K (Kram, Kebas, Kesemutan).
Jadi, jangan suka rebahan atau tidur terlalu lama, ya! Dampak rebahan dalam waktu lama bisa merugikan kesehatan tubuh. Bila ingin berkonsultasi lebih cepat tentang nyeri otot dan saraf pada dokter, pakai saja fitur LiveChat di aplikasi KlikDokter!
(FR/AYU)