Fibromyalgia adalah kondisi kronis dengan keluhan utama nyeri otot dan sendi yang dirasakan di seluruh tubuh.Kondisi ini kerap disertai dengan rasa lelah yang tidak biasa, gangguan tidur, penurunan daya ingat dan suasana hati yang tidak stabil.
Keluhan nyeri pada fibromyalgia bersifat subjektif, dimana secara fisik tidak tampak kelainan dan tidak dapat dibuktikan melalui pemeriksaan penunjang. Oleh sebab itu, fibromyalgia kerap dianggap sebagai penyakit lain.
Faktor risiko fibromyalgia
Hingga kini, penyebab pasti fibromyalgia belum diketahui. Akan tetapi, penyakit ini melibatkan berbagai faktor yang saling berkaitan.Lebih dari 75-85 persen kasus fibromyalgia dialami oleh wanita, antara usia 20-60 tahun. Risikonya pun meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Faktor lain yang memengaruhi yakni riwayat fibromyalgia dalam keluarga. Faktanya, angka kejadian fibromyalgia meningkat hingga 8 kali lipat pada mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan fibromyalgia.
Fibromyalgia pun lebih sering ditemukan pada mereka yang mengalami sindrom iritasi usus, gangguan cemas dan depresi, nyeri kepala kronis, osteoartritis, artritis rematoid dan lupus.
Keluhan fibromyalgia
Kemunculan keluhan fibromyalgia umumnya dipicu oleh adanya infeksi atau trauma fisik seperti tindakan bedah, pascacedera, dan stres psikologis yang signifikan. Tetapi pada sebagian kasus, keluhan bisa muncul tanpa adanya pemicu.Tiga keluhan yang paling sering ditemukan yakni:
1. Rasa nyeri yang menyeluruh dan bersifat konstan atau terus-menerus
Nyeri akibat fibromyalgia dirasakan di seluruh tubuh dan umumnya berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Rasa nyeri dijelaskan sebagai nyeri otot dalam, pegal-pegal, otot kaku, rasa terbakar, hingga nyeri berdenyut. Kondisi ini dapat disertai dengan keluhan mati rasa, kesemutan, atau sensasi seperti ada yang merayap pada tangan dan kaki.
Intensitas nyeri ini bisa bervariasi tiap individu dan kerap diperburuk oleh kecemasan, stres, kurang tidur, aktivitas fisik, atau lingkungan yang dingin dan lembap.
Pada mulanya, rasa nyeri hanya terbatas pada area-area tertentu, seperti leher atau bahu. Seiring berjalannya waktu, nyeri meluas dan melibatkan beberapa kelompok otot di area leher, belakang kepala, bahu, dada atas, punggung tengah dan bawah, sisi luar siku lengan, pinggul, dan lutut.
Di area-area ini, rasa nyeri muncul bahkan hanya dengan sedikit tekanan, dan karenanya disebut tender points atau titik nyeri.
2. Kelelahan kronis
Rasa lelah kronis dialami oleh lebih dari 90 persen penderita fibromyalgia. Ini terjadi karena penderita fibromyalgia umumnya juga mengalami gangguan tidur akibat rasa nyeri tersebut.
Gangguan tidur dapat berupa sulit untuk tertidur atau sering terbangun di malam hari. Penderita sering mengeluh masih merasa lelah atau tidak tersegarkan saat bangun tidur meski durasi tidur dirasa cukup.
3. Fibro fog
Nyeri dan gangguan tidur yang kronis pada akhirnya dapat memunculkan gangguan kognitif yang disebut dengan fibro fog. Kondisi ini membuat kemampuan untuk fokus dan memusatkan perhatian menjadi terganggu.
Para pakar berpendapat bahwa rasa nyeri yang muncul pada fibromyalgia disebabkan oleh stimulasi saraf berulang yang memicu perubahan pada otak. Dalam hal ini, terjadi peningkatan abnormal dari zat-zat kimia otak yang meneruskan sinyal nyeri.
Reseptor nyeri pada otak pun menjadi lebih sensitif, sehingga memberikan respon yang berlebihan terhadap sinyal nyeri.
Bisakah disembuhkan?
Dahulu, seseorang dianggap mengalami fibromyalgia apabila mengalami nyeri otot dan sendi yang menyeluruh serta rasa nyeri berlebihan paling sedikit 11 dari 18 titik nyeri (tender points) pada tubuh. Namun, kriteria ini sudah tidak lagi digunakan.
Dokter akan mendiagnosis fibromyalgia apabila terdapat keluhan nyeri otot dan sendi yang menyeluruh, yakni terjadi pada kedua sisi tubuh serta di atas dan di bawah pinggang, serta telah terjadi lebih dari tiga bulan.
Dan, setelah melakukan berbagai pemeriksaan, tidak didapatkan kondisi medis lain yang dapat menjelaskan penyebab nyeri tersebut.
Jadi, konfirmasi diagnosis utamanya didapatkan dari riwayat pasien, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang ditujukan untuk menyingkirkan kondisi-kondisi dengan keluhan serupa.
Karena tidak adanya penyebab yang jelas, fibromyalgia pun belum bisa disembuhkan. Namun, ada beberapa obat dan cara untuk mengurangi keluhan yang muncul. Beberapa di antaranya yakni dengan rutin berolahraga, melakukan terapi relaksasi seperti yoga dan meditasi, serta mengelola stres.
Perlu diperhatikan bahwa keluhan nyeri dan gangguan tidur yang berhubungan dengan fibromyalgia dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya. Sebagian bahkan mengalami gangguan cemas dan depresi akibat nyeri yang tak kunjung berhenti.
Oleh sebab itu, segera konsultasikan diri ke dokter apabila ada kecurigaan Anda mengidap fibromyalgia. Dengan demikian, kualitas hidup akan tetap terjaga dan Anda pun tetap bisa produktif.
[NP/ RVS]