Atlet bulu tangkis Indonesia Anthony Ginting mengalami kram otot pada final beregu putra Asian Games 2018, Rabu (22/08) malam. Anthony terpaksa mundur dari pertandingan melawan pemain Tiongkok, Shi Yuqi, menjelang akhir gim ketiga dan harus ditandu keluar lapangan. Wasit kemudian memutuskan kemenangan bagi Shi Yuqi.
Menurut American Academy of Orthopedics Surgeons, kram otot adalah kontraksi involunter (tidak diperintah) dari otot yang terjadi secara tiba-tiba. Kram otot dapat terjadi pada otot manapun dalam kontrol volunter Anda, yakni otot skeletal. Namun, kram otot juga sering menyerang otot betis, otot di belakang paha, dan otot di paha depan.
Otot skeletal, misalnya pada lengan dan kaki, akan mengalami kontraksi dan relaksasi bergantian saat Anda perintahkan untuk menggerakkan tungkai. Jika kontraksi terjadi tanpa diperintah, akan timbul spasme. Spasme yang kuat dan berkepanjangan dinamakan kram.
Otot yang kram sering kali akan teraba keras atau terlihat mengeras. Kram otot dapat terjadi selama beberapa detik hingga 15 menit, dan terkadang lebih lama. Umumnya, rata-rata kram otot terjadi dalam 9 menit. Hampir semua orang (sekitar 95%) pernah mengalami kram otot.
Banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya kram otot, antara lain:
-
Idiopatik (penyebab yang tidak diketahui)
Terdapat beberapa teori mengenai munculnya kram otot idiopatik, seperti aktivitas saraf yang abnormal, pengurangan aliran darah mendadak pada bagian otot tersebut, dan aktivitas berlebih pada otot.
-
Olahraga, aktivitas, dan cedera
Kemungkinan, hal inilah yang memicu kram otot kaki pada Anthony Ginting. Saat berolahraga atau beraktivitas secara berlebihan, dapat terjadi pengurangan kadar oksigen otot yang dapat menyebabkan penumpukan sisa metabolisme dan menyebabkan spasme. Anda juga lebih berisiko apabila jarang melakukan latihan stretching, yang berfungsi “memanjangkan” otot sehingga dapat berkontraksi dengan kuat saat berolahraga.
Kelelahan otot, seperti saat duduk atau tidur dalam waktu yang lama di posisi yang tidak tepat, juga dapat menimbulkan kram. Begitu juga dengan penggunaan otot yang sama secara berulang. Saat terjadi cedera, misalnya patah tulang, dapat terjadi kram otot sebagai mekanisme perlindungan.
-
Dehidrasi dan kekurangan elektrolit
Beraktivitas di suhu yang panas sering kali menyebabkan dehidrasi akibat kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Kurangnya natrium, kalium, magnesium, dan kalsium dapat memicu kram otot. Hal ini berkaitan dengan peningkatan rangsangan terhadap saraf dan otot.
Kalsium dan magnesium rendah sering kali ditemukan pada wanita hamil, sehingga kehamilan juga sering diasosiasikan dengan kram otot.
-
Kekurangan vitamin
Terutama vitamin B1, B5, dan B6. Namun, hubungan antara kekurangan vitamin dan kram otot masih kurang jelas.
-
Perubahan suhu
Paparan terhadap suhu dingin, misalnya air dingin, sering kali menyebabkan timbulnya kram otot.
-
Kondisi neurologis tertentu
Terutama masalah pada saraf di kaki, misalnya motor neuron disease atau neuropati perifer.
-
Kondisi medis lainnya
Misalnya masalah pada aliran darah (seperti peripheral artery disease), penyakit ginjal, penyakit pada kelenjar tiroid, multipel sklerosis, sirosis, dsb.
-
Obat-obatan tertentu
Obat-obatan yang dimaksud misalnya antipsikotik, pil KB, diuretik, obat golongan statin, steroid.
Demikian beberapa penyebab yang mungkin mencetuskan timbulnya kram otot, seperti yang terjadi pada atlet bulu tangkis, Anthony Ginting. Perhatikan faktor-faktor tersebut di atas, agar Anda tidak mengalami kondisi tersebut.
[RS/ RVS]