Penumpukan asam laktat seringkali tidak disadari oleh banyak orang. Biasanya, ini terjadi kalau Anda habis melakukan aktivitas fisik berat. Sebenarnya, risikonya bisa terjadi pada siapa saja, oleh karena itu mari ketahui cara mengatasinya.
Pernahkah Anda merasakan pegal-pegal dan otot kaku usai aktivitas fisik yang berat? Nah, itu terjadi karena asam laktat yang menumpuk dalam tubuh Anda.
Penumpukan ini dapat muncul, karena tubuh kekurangan oksigen untuk memecah glukosa dalam darah.
Menurut dr. Rio Aditya dari KlikDokter, asam laktat terjadi karena pembuangan dari kontraksi otot. Selain asam laktat, proses pembuangan lainnya adalah berkeringat.
"Asam laktat merupakan hasil pembuangan dari kontraksi otot, biasanya dihasilkan pada orang yang suka nge-gym atau lari, intinya habis melakukan aktivitas fisik. Kalau orang olahraga, pembuangannya berupa panas (berkeringat) dan asam laktat," ujar dr. Rio.
Sederhananya, energi sangat dibutuhkan otot untuk berkontraksi, bahkan dalam jumlah yang tidak sedikit. Adapun energi dihasilkan dari pemecahan cadangan gula yang ada di dalam otot (glikogen).
Risiko Penumpukan Asam Laktat
Kalau sudah melakukan aktivitas berat atau olahraga, asam laktat memang bisa menumpuk di tubuh. Salah satu risiko akibat penumpukan itu adalah kram otot.
Saat kram, otot berarti sedang tidak bisa relaksasi. Sebenarnya, otot bisa merelaksasi sendiri, tapi ketika asam laktat menumpuk maka otot malah jadi kram.
"Asam laktat harus cepat dibuang, tapi tidak bisa secepat itu dibuang lewat urine atau keringat. Jadi, kalau misalnya menumpuk atau berlebihan, asam laktat akan menyebabkan kram," kata dr. Rio.
"Saat kram, otot kondisinya tidak bisa relaksasi. Bisa dibilang otot kontraksi terus. Sebenarnya, energi otot itu fungsinya untuk merelaksasi juga, tapi ketika asam laktat menumpuk, itu artinya tidak ada energi lagi yang bisa diambil. Akhirnya kram muncul," lanjutnya.
Selain kram otot, beberapa gejala penumpukan asam laktat di tubuh adalah nyeri otot, muntah, rasa lemah, kesemutan, mati rasa, hingga membuat napas menjadi pendek.
Nah, untuk tahap penumpukan asam laktat yang berlebihan, itu merupakan kondisi yang disebut asidosis laktat. Biasanya, tahapnya sudah parah dan gejala yang disebut di atas muncul terus-menerus.
Selain karena olahraga berlebihan, asidosis laktat dapat terjadi karena menderita beberapa penyakit hingga mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Selain menyebabkan kram, asam laktat ternyata menurut dr. Rio juga bisa menghancurkan sel-sel yang ada di tubuh. Singkatnya, asam laktat akan merusak sel-sel di mana asam itu menumpuk.
Artikel lainnya: Awas, Nyeri Otot yang Anda Alami Bisa Jadi Akibat 4 Penyakit Ini!
Cara Mengatasi Penumpukan Asam Laktat
Suatu hal yang normal bila terjadi penumpukan asam laktat setelah aktivitas berat atau olahraga. Akan tetapi, sebaiknya kondisi ini jangan dibiarkan begitu saja.
Pada akhirnya, nyeri otot atau kram justru bisa mengganggu aktivitas. Kondisi ini tentu membuat Anda tidak nyaman untuk beraktivitas atau berolahraga lagi.
Cara utama dalam menyingkirkan asam laktat di tubuh adalah istirahat. Selain itu, melakukan pijatan setelah olahraga yang berat.
"Begitu sudah istirahat, bagian tubuh dipijat dulu setelah melakukan aktivitas fisik. Beberapa jumlah asam laktat akan dibawa lewat peredaran darah dan lama-lama bisa hilang," kata dr. Rio.
Oleh karena itu, atlet yang bertanding untuk jangka waktu yang lama biasanya langsung dipijat demi menghindari penumpukan asam laktat di tubuh.
Selain itu, Anda juga bisa melakukan pencegahan supaya asam laktat tidak menumpuk. Salah satu yang bisa dilakukan adalah mengetahui kapasitas diri atau kemampuan tubuh.
Anda harus tahu kapan harus istirahat, minum, dan break dulu. Itu semuanya perlu dipikirkan secara matang. Intinya, jangan sampai Anda terlalu lelah.
Artikel lainnya: Bolehkah Diurut Saat Pegal-Pegal?
"Supaya asam laktat tidak menumpuk, saat beraktivitas fisik, setiap orang harus tahu kapasitas atau kemampuan tubuh mereka. Maksudnya, semua orang harus tahu pola yang baik dalam aktivitas fisik," tutur dr. Rio.
"Misalnya, setiap orang harus tahu kapan waktunya istirahat. Kalau olahraganya dalam waktu panjang, seperti bersepeda jarak jauh, harus tahu kapan waktu yang tepat untuk rehidrasi (minum).
Tapi sebisa mungkin, jangan air putih saja, misalnya minum air isotonik yang ada gulanya. Ini bisa dilakukan supaya energi tetap ada dan agar asam laktat tidak menumpuk di otot," sambung dr. Rio.
Selain itu, jangan lupakan juga pemanasan dan pendinginan. Dua hal ini dapat membantu melancarkan peredaran darah, meningkatkan fleksibilitas tubuh, dan meringankan tekanan.
Kalau aliran darah lancar, peredaran oksigen menuju otot juga menjadi lancar. Inilah yang dapat menurunkan produksi asam laktat dan mencegah penumpukan asam organik tersebut.
Lalu, jangan lupa untuk menjadwalkan satu hari beristirahat. Dengan kata lain, jangan memaksakan tiap hari olahraga, apalagi kalau jenis olahraganya adalah yang berat.
Anda tak perlu berolahraga selama satu minggu penuh, agar otot dapat beristirahat. Sekurang-kurangnya, sediakan waktu satu hari untuk beristirahat.
Penumpukan asam laktat sering dianggap sepele oleh banyak orang. Kenyataannya, risiko masalah kesehatan ini cukup berbahaya. Ikuti pencegahan dan cara penanganan tadi agar asam laktat tidak menumpuk. Cari tahu tips olahraga lainnya dengan download aplikasi KlikDokter!
(FR/RPA)