Sakit lutut kerap menjadi hambatan seseorang untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari. Bahkan sebagian orang memilih untuk beristirahat total agar sakit lutut tidak makin parah. Sementara sebagian lainnya justru memilih untuk tetap beraktivitas. Menurut pandangan medis, tindakan mana yang lebih baik?
Sakit Lutut
Sakit lutut paling sering disebabkan oleh pengapuran sendi (osteoartritis), terutama pada orang lanjut usia. Penyebab lainnya adalah kelebihan asam urat (artritis gout), penyakit rematik (rheumatoid artritis), infeksi pada sendi (artritis septik), atau masalah pada otot, tulang, dan ligamen di sekitar lutut.
Jika Anda mengalami sakit lutut, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebab nyeri sendi yang terjadi. Dengan mengetahui penyebab nyeri sendi yang Anda alami, dokter akan lebih mudah memberikan penanganan yang sesuai.
Sakit Lutut dan Aktivitas
Berbagai bukti ilmiah di dunia kedokteran mengungkapkan bahwa selain obat-obatan, aktivitas fisik juga penting untuk mengurangi sakit lutut dan meningkatkan kualitas hidup para penderita artritis. Mungkin Anda akan berpikir, bukankah beraktivitas justru akan menambah sakit lutut?
Faktanya, berhenti melakukan aktivitas justru akan menambah kekakuan otot dan ligamen di sekitar lutut. Lama-kelamaan, otot yang jarang digunakan akan mengecil (atrofi) sehingga dapat menyebabkan kelemahan otot-otot pada kaki.
Oleh karena itu, jika mengalami sakit lutut, Anda tetap perlu melakukan aktivitas sembari melanjutkan terapi yang diberikan oleh dokter. Perbanyak latihan peregangan untuk meningkatkan elastisitas otot dan sendi. Jika sakit lutut muncul saat beraktivitas, beristirahatlah sejenak dan atasi nyeri dengan kompres hangat atau gunakan obat oles yang di desain khusus untuk nyeri sendi.
(NB)
Baca juga: