Radang sendi atau artritis adalah salah satu penyakit yang banyak dikeluhkan orang, baik usia tua maupun usia muda. Data menunjukkan bahwa setidaknya 350 juta orang di seluruh dunia menderita artritis.
Ketika seseorang terkena radang sendi atau artritis, kualitas hidupnya sedikit banyak pasti akan terganggu. Pasalnya, nyeri sendi yang terjadi dapat membuat pergerakan seseorang menjadi terhambat karena adanya rasa nyeri pada sendi tersebut.
Salah satu jenis artritis, yaitu reumatoid artritis, biasanya terjadi pada golongan usia produktif, yakni usia 20-40 tahun. Fakta menunjukkan bahwa dalam 10 tahun pertama sejak munculnya gejala reumatoid artritis, pada negara berkembang, sejumlah 50% dari total penderita tidak dapat melakukan pekerjaannya sebagai pekerja penuh waktu. Jadi, dapatkah Anda bayangkan betapa bahayanya penyakit ini?
Sama halnya dengan golongan usia muda, mereka yang sudah lanjut usia juga tidak terelakkan dari ancama artritis. Jenis lain artritis yang banyak diderita oleh golongan usia lanjut adalah osteoartritis.
Jenis radang sendi yang satu ini merupakan 1 dari 10 penyakit di negara berkembang, yang paling membuat aktivitas menjadi terhambat. Walaupun osteoartritis terjadi akibat proses penuaan, nyatanya tidak semua orang yang berusia tua menderita penyakit tersebut.
Lalu, siapa saja yang sebenarnya berisiko terkena radang sendi di kemudian hari?
Radang sendi atau artritis yang dapat terjadi dikemudian hari dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa faktor penyebab ini memang adalah faktor yang tidak dapat diubah. Namun demikian, ada juga faktor penyebab penyakit ini yang dapat diubah.
Berikut pembahasannya:
Faktor yang tidak dapat diubah:
- Usia
Risiko menderita radang sendi tipe osteoartritis meningkat seiring dengan proses penuaan. Di dunia, 9,6% pria dan 18% wanita di atas usia 60 tahun menderita gejala osteoartritis.
- Jenis kelamin
Wanita memiliki risiko lebih besar terkena artritis dibandingkan dengan pria. Data menunjukkan 60% penderita artritis adalah wanita.
- Genetik
Gen tertentu berhubungan erat dengan risiko seseorang terkena artritis, khususnya rheumatoid artritis (RA), systemic lupus erythematosus (SLE), dan ankylosing spondylitis.
Faktor yang dapat diubah
Anda yang memiliki berat badan berlebih memiliki risiko lebih tinggi terkena artritis dibandingkan dengan mereka yang memiliki berat badan ideal.
Hal ini disebabkan karena sendi menanggung beban yang lebih banyak saat seseorang kelebihan berat badan. Setiap 500 gram kelebihan berat badan, sendi lutut menanggung kelebihan beban 2 kg, dan sendi panggul menanggung beban sebesar 3 kg. Dalam jangka panjang, kondisi ini tentu dapat berisiko merusak sendi.
- Riwayat cedera sendi
Adanya riwayat cedera sendi pada seseorang akan membuat orang tersebut memiliki risiko 7 kali lipat untuk menderita artritis di kemudian hari. Jadi, jika Anda akan beraktivitas atau berolahraga yang berisiko mencederai sendi, pastikan Anda menggunakan pelindung sendi demi kesehatan sendi Anda sekarang dan nanti.
- Infeksi
Beberapa infeksi tertentu dapat menyebar ke sendi dan berpotensi menyebabkan artritis pada penderitanya. Salah satu contohnya adalah penyebaran infeksi bakteri pada luka terbuka atau setelah operasi yang melibatkan sendi. Jika Anda mengalami luka, terutama luka yang cukup dalam dan lokasinya di sekitar sendi, pastikan luka tersebut tertangani dengan baik untuk menghindari potensi artritis di kemudian hari.
- Pekerjaan
Pekerjaan tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya artritis di kemudian hari. Misalnya, pekerjaan logistik yang mengharuskan pekerjanya melakukan gerakan jongkok secara berulang-ulang akan meningkatkan risiko artritis pada sendi lutut di kemudian hari.
Berbekal pengetahuan faktor risiko terjadinya artritis di atas, diharapkan faktor yang dapat diubah benar-benar dapat Anda terapkan sehingga tubuh Anda tetap sehat, sendi tetap kuat, dan produktivitas tetap terjaga keoptimalannya kini dan nanti.