Reumatoid arthritis (RA) adalah penyakit autoimun yang menyerang sendi. Radang sendi kronis ini bisa sangat mengganggu kualitas hidup penderitanya. Untuk menekan gejala penyakit, ada penelitian yang menyarankan penderita untuk menjalani diet plant-based.
Menurut dr. Alvin Nusalim, SpPD dari KlikDokter, RA merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan pada sendi. Bagian tubuh yang paling sering terkena adalah tangan, pergelangan tangan, kaki, dan lutut. Meski demikian, penyakit ini bisa saja menyerang area lain seperti paru-paru, pembuluh darah, dan kulit.
Deretan gejala reumatoid artritis
Pada tahap awal, seorang dengan RA mungkin tidak memperlihatkan gejala yang khas, tetapi mereka mungkin sudah mengalami nyeri sendi. Aapa saja berbagai keluhan penyandang RA pada tahap awal?
-
Nyeri sendi
Ini adalah gejala RA yang paling umum.
“Nyeri yang dirasakan berdenyut dan sering dirasakan lebih buruk pada pagi hari dan setelah periode tidak aktif. Penderita AR yang baru bangun tidur (pagi hari), sendinya tidak mengalami gerakan dalam waktu yang lama. Nyeri ini menyebabkan gangguan sendi yang bersifat simetris dan dapat memengaruhi tangan, kaki dan kedua lutut,” kata dr. Alvin menjelaskan.
-
Kekakuan sendi
"Sendi yang terkena RA bisa terasa kaku. Penderita akan kesulitan mengepalkan atau membengkokkan jari sepenuhnya. Seperti nyeri sendi, kekakuan juga sering kali lebih parah di pagi hari atau setelah penderita berhenti beraktivitas. Kondisi ini bisa berlangsung lebih dari 30 menit," jelas dr. Alvin lagi.
-
Pembengkakan
RA adalah jenis penyakit autoimun yang rentan menyebabkan kerusakan pada sendi. Lapisan sendi yang terkena akan meradang, sehingga dapat menyebabkan sendi membengkak dan menjadi panas.
Jaringan kapsul yang melapisi sendi atau disebut sinovium, dan tulang lunak yang melapisi sendi akan mengalami kerusakan dan menyebabkan terbentuknya jaringan bernama pannus.
Peradangan dari jaringan sinovium yang berlebihan menyebabkan pembentukan pannus dan penghancuran tulang rawan, tulang, tendon, ligamen, dan pembuluh darah. Pada dasarnya, pembesaran sinovium inilah yang disebut pannus. Demikian dituturkan oleh dr. Alvin.
-
Kemerahan
Peradangan yang terjadi secara terus-menerus akan membuat sendi yang terkena RA menjadi kemerahan. Sendi yang berwarna kemerahan atau nyeri ini, juga bisa menjadi tanda infeksi.
“Pada penderita AR yang sudah mengalami kerusakan sendi, maka sendinya akan rentan mengalami infeksi. Pada sendi yang mengalami infeksi, penderita akan mengeluhkan nyeri, pembengkakan, dan kesulitan bergerak, dr. Alvin menerangkan.
-
Nodul reumatoid
"Nodul reumatoid adalah benjolan keras yang muncul pada bagian subkutan, yaitu lapisan kulit paling dalam. Sekitar 20 persen pasien dengan RA mengalaminya. Nodul ini biasanya terjadi pada sendi yang mengalami trauma, seperti sendi jari dan siku," tutur dr. Alvin.
Tak melulu di jari dan siku, nodul terkadang juga bisa terjadi di tempat lain, seperti bagian belakang tumit dan dapat menyebabkan rasa sakit.
Bisakah diet plant-based tekan gejala reumatoid artritis?
Bicara tentang diet plant-based, banyak orang yang mengasumsikan jenis diet ini sama dengan vegan. Keduanya memang bisa dibilang mirip karena yang mengandalkan sumber protein nabati. Meski demikian, ada pula pelaku diet plant-based yang masih mengonsumsi beberapa produk olahan hewani seperti susu, keju, dan telur. Kalau vegan umumnya lebih menekankan pandangan hidup.
Selain menyehatkan, diet plant-based ternyata punya manfaat lebih yang berkaitan dengan RA. Menurut sebuah studi dalam jurnal kesehatan “Frontiers in Nutrition” yang baru-baru ini terbit, pola makan plant-based dapat membantu menekan gejala yang menyertai RA.
Studi tersebut menyimpulkan bahwa pola makan nabati, yang banyak mengandung sayuran dan biji-bijian, mungkin dapat ditambahkan ke daftar perbaikan pola makan penderita RA.
"Pola makan nabati yang terdiri dari buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan polong-polongan mungkin bisa sangat membantu mereka yang menderita rheumatoid artritis," kata salah satu peneliti, Dr. Hana Kahleova, MD, PhD, seperti dikutip dari Healthline.
"Studi ini menawarkan harapan, bahwa dengan perubahan menu sederhana, keluhan seperti nyeri sendi, pembengkakan, dan gejala menyakitkan lainnya dapat menurun atau bahkan menghilang," lanjutnya.
Mengapa diet nabati dapat bekerja?
Alasannya mungkin karena pola makan nabati terbukti mengurangi peradangan, meningkatkan bakteri usus yang sehat, mengurangi nyeri dan pembengkakan, serta mengurangi obesitas atau indeks massa tubuh yang tinggi.
Semua faktor tersebut membuat perbedaan dalam pengelolaan nyeri dan gejala RA. Studi juga mencatat bahwa faktor genetik menyumbang 50 hingga 60 persen risiko RA.
“Sebagai tambahan, berat badan berlebih juga dapat memengaruhi respons terhadap suatu penyakit, serta risiko kematian penyakit. Bukti menunjukkan bahwa perubahan dalam diet mungkin memainkan peran penting dalam manajemen dan penurunan risiko RA,” ungkap para peneliti.
Satu lagi alasan untuk mencoba menerapkan diet plant-based, yaitu untuk tekan gejala reumatoid artritis. Baiknya konsultasikan dulu dengan dokter jika tertarik untuk menjalani diet tersebut. Jika tak memiliki penyakit tersebut, Anda juga bisa mencobanya karena diet plant-based sudah terbukti mendatangkan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh.
[MS/RN]