Apakah Anda penggemar cokelat dan permen peppermint? Jika ya, pastikan untuk tidak mengonsumsi makanan manis tersebut ketika mengidap gastroesophageal reflux disease (GERD).
Karena, cokelat dan permen peppermint merupakan makanan yang dapat memicu kambuhnya gejala GERD atau penyakit asam lambung.
Nah, cokelat dan permen peppermint sama-sama mengandung gula. Hal ini mungkin membuat pengidap GERD bertanya-tanya, “Apakah gula aman dikonsumsi untuk penderita penyakit asam lambung?”
Benarkah gula menyebabkan asam lambung naik? Mari simak jawabannya di sini!
Artikel Lainnya: 5 Minuman yang Aman bagi Penderita GERD
Benarkah Gula atau Makanan Manis Menyebabkan Asam Lambung Naik?
Disampaikan dr. Dyah Novita Anggraini, makanan manis yang sudah diolah seperti cokelat atau permen peppermint memang bisa menyebabkan asam lambung naik.
Cokelat menyebabkan refluks asam lambung karena mengandung bubuk kakao. Kakao bersifat asam dan dapat merelaksasi katup sfingter.
Sfingter adalah otot berbentuk cincin di bagian bawah kerongkongan. Katup ini dapat membuka dan menutup.
Sfingter memudahkan minuman dan makanan masuk ke lambung untuk dicerna. Otot tersebut pun mencegah isi lambung kembali naik ke kerongkongan.
Dalam keadaan normal, sfingter akan tertutup rapat. Namun, ketika Anda menderita penyakit asam lambung, katup ini melemah sehingga tidak dapat menutup dengan baik.
Ketika pengidap GERD makan cokelat, sfingter yang sudah rusak menjadi semakin gampang terbuka.
Kerusakan sfingter lantas menyebabkan isi lambung naik ke kerongkongan. Hal inilah yang menimbulkan gejala GERD, berupa sensasi terbakar di dada (heartburn), nyeri ulu hati, sesak napas, mulut terasa asam, sakit tenggorokan, dan kesulitan menelan.
Seperti halnya mengonsumsi cokelat, sfingter juga bisa melemah ketika pengidap GERD makan permen peppermint. Penyebabnya, kandungan mint di dalam permen membuat katup sfingter lebih relaks.
Contoh asupan manis lainnya yang dapat merelaksasi sfingter adalah kopi dan teh. Dua minuman ini mengandung kafein yang dapat membuat sfingter relaks dan memicu kambuhnya gejala GERD.
Jadi, sebenarnya bukan gula yang memicu naiknya asam lambung, melainkan kandungan di dalam makanan manis pemicu GERD yang menjadi biang kambuhnya gejala.
Namun, kelebihan gula dapat menyebabkan obesitas. Nah, kondisi obesitas dapat menyebabkan gejala GERD kambuh.
Artikel Lainnya: Konsumsi Yoghurt dan Susu Bikin GERD Makin Parah?
Bolehkah Penderita GERD Mengonsumsi Gula?
Anda yang memiliki penyakit asam lambung boleh-boleh saja mengonsumsi gula. Asalkan, gula dikonsumsi dengan syarat berikut:
1. Tidak Dicampur Bahan Makanan Pemicu Penyakit Asam Lambung
Penderita GERD sebaiknya mengonsumsi gula tanpa campuran bahan makanan yang dapat memicu kambuhnya penyakit.
Ketika ada pertanyaan, “Bolehkah penderita asam lambung minum manis?”, pengidap GERD harus mempertimbangkan untuk tidak mencampurkan minuman bergula dengan bahan makanan pemicu refluks asam lambung.
Bahan-bahan makanan yang dimaksud antara lain:
- Kafein di dalam teh dan kopi
- Kokoa di dalam cokelat
- Asam sitrat di dalam buah citrus
- Lemak makanan, biasanya terkandung di dalam makanan pedas dan berlemak
Dokter Dyah Novita merekomendasikan penderita GERD mengonsumsi gula asli. “Bisa dengan mengonsumsi madu atau selai murni. Karena, keduanya nggak membuat asam lambung naik,” paparnya.
Menurut riset yang dipublikasikan jurnal BMC Gastroenterology, mengubah pola makan dan menghindari makanan pemicu GERD efektif membantu penderita mengurangi kambuhnya gejala penyakit asam lambung.
2. Dikonsumsi dalam Jumlah Kecil
Hal lain yang penting diperhatikan adalah gula dikonsumsi dalam jumlah kecil. Soalnya, gula bisa meningkatkan kalori.
Saat dikonsumsi berlebih, gula bisa membuat penderita GERD berisiko mengalami obesitas alias kelebihan berat badan.
Ketika pengidap GERD obesitas, lemak ekstra di sekitar perutnya bisa mendorong cairan isi lambung naik ke kerongkongan.
Tekanan tersebut juga membuat sfingter melemah dan mudah terbuka. Karenanya, kambuhnya gejala GERD rentan dialami penderita obesitas.
Sebuah studi yang dimuat jurnal Clinical Gastroenterology and Hepatology mengungkapkan, menurunkan berat badan dapat membantu mengurangi gejala penyakit asam lambung.
Gula tidak secara langsung menyebabkan asam lambung naik. Namun, mengonsumsinya berlebihan bisa meningkatkan risiko obesitas. Kondisi kelebihan berat badan ini bisa meningkatkan peluang kambuhnya GERD.
Karena itu, Anda yang mengidap penyakit asam lambung harus mengonsumsi makanan dan minuman bergula secara terbatas, ya. Pastikan juga untuk tidak mencampurkannya dengan bahan makanan pemicu GERD.
Terganggu karena gejala asam lambung sering kambuh? Jangan khawatir, konsultasi saja lewat LiveChat di aplikasi KlikDokter. Tim dokter tepercaya siap membantu Anda lebih cepat!
(FR/NM)
Referensi:
Healthline. Diakses 2022. Can I Eat Sugar If I Have Acid Reflux?
Healthline. Diakses 2022. Can Chewing Gum Prevent Acid Reflux?
Healthline. Diakses 2022. Can You Eat Chocolate If You Have Acid Reflux?
Cleveland Clinic. Diakses 2022. GERD (Chronic Acid Reflux).
BMC Gastroenterology. Diakses 2022. Dietary guideline adherence for gastroesophageal reflux disease.
GastroDoxs. Diakses 2022. How Your Weight Affects Your Acid Reflux.
Ditinjau oleh dr. Dyah Novita Anggraini