Vaksin Pfizer alias BNT162b2 dikenal sebagai salah satu vaksin dengan efikasi (tingkat kemanjuran) terbaik dalam menangkal infeksi virus corona.
Menurut studi yang dimuat The New England Journal of Medicine, 2 dosis vaksin Pfizer terbukti 95 persen efektif mencegah infeksi COVID-19 pada orang berusia 16 tahun atau lebih.
Namun, siapa sangka, sebuah penelitian terbaru menemukan efek samping vaksin Pfizer dapat menimbulkan hepatitis alias peradangan hati (liver).
Artikel Lainnya: Efek Vaksin COVID-19 Pfizer Diduga Sebabkan Radang Jantung
Efek Samping Vaksin Pfizer Picu Hepatitis
Riset soal efek samping vaksin Pfizer picu hepatitis dipublikasikan melalui Journal of Hepatology pada 21 April 2022 lalu. Hasil penelitiannya diterbitkan selang beberapa hari setelah WHO mengumumkan kemunculan kasus hepatitis akut misterius pada anak di Inggris.
Studi dilakukan setelah seorang pria berusia 52 tahun mengeluhkan gejala hepatitis akut. Gejala tersebut muncul sekitar 2-3 pekan usai pria itu disuntik vaksin Pfizer.
Hepatitis akut adalah peradangan hati yang terjadi tiba-tiba. Kondisi ini menyebabkan penderitanya mengalami gejala, di antaranya:
- Urine berwarna gelap
- Tinja berwarna abu-abu dan pucat
- Kulit gatal
- Mata dan kulit menguning (jaundice)
- Nyeri otot dan sendi
- Demam
- Mudah lelah
- Sakit perut
- Nafsu makan menurun
Para peneliti kemudian menyelidiki lebih jauh penyebab vaksin Pfizer memicu hepatitis. Salah satu dugaannya adalah kondisi autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh (imun) menyerang sel-sel sehat di hati.
Penyakit hepatitis autoimun bisa dipicu oleh vaksinasi dan reaksi berlebih imun ketika terinfeksi COVID-19. Peneliti menduga, pria itu terinfeksi virus corona setelah memperoleh vaksin Pfizer.
Untuk memastikan hal tersebut, pasien pria diobati menggunakan kortikosteroid, yaitu kelompok obat untuk meredakan peradangan di dalam tubuh.
Mulanya, pria itu diobati menggunakan kortikosteroid bernama Budesonide oral. Namun, ternyata gejala peradangan liver masih bisa kambuh.
Kemudian, pria itu diberikan terapi pengobatan steroid sistemik yang bekerja melalui aliran darah untuk mengobati peradangan pada beberapa bagian tubuh. Penggunaan steroid sistemik ternyata efektif mengurangi gejala hepatitis akut.
Berangkat dari temuan tersebut, peneliti semakin yakin bahwa penyebab hepatitis akut adalah kondisi autoimun akibat vaksinasi dan infeksi SARS-CoV-2.
Sejumlah pemeriksaan kemudian dilakukan guna mengetahui hubungan antara vaksin Pfizer, infeksi COVID-19, dan reaksi sistem kekebalan tubuh.
Peneliti menemukan, vaksin Pfizer dan infeksi COVID-19 memicu tubuh menghasilkan sel kekebalan yang secara keliru menyerang sel sehat di hati dan menyebabkan hepatitis.
Artikel Lainnya: Menilik Uji Klinis Vaksin COVID Buatan Pfizer pada Anak
Bagaimana Vaksin Pfizer Memengaruhi Sistem Imun Tubuh Saat Terinfeksi COVID-19?
Ketika disuntikkan, vaksin Pfizer bekerja dengan menginstruksikan sel-sel tubuh agar membuat protein spike.
Protein spike alias protein lonjakan digunakan coronavirus untuk memasuki sel tubuh manusia dan membuatnya lebih menular. Nah, potongan DNA protein yang terdapat pada bagian permukaan virus SARS-CoV-2 tersebut terkandung di dalam vaksin Pfizer.
Berdasarkan potongan DNA protein spike di dalam vaksin, sel tubuh membuat protein serupa. Lalu, sistem imun membangun respons kekebalan dan memproduksi antibodi. Protein kemudian dihancurkan.
Tubuh selanjutnya belajar membangun pertahanan, guna mencegah infeksi coronavirus di kemudian hari. Salah satunya yaitu dengan mengaktifkan sel T.
Sel T atau T-cell berperan menyerang antigen dengan spesifik. Antigen adalah zat dari luar tubuh, termasuk virus corona, yang memicu sistem imun menghasilkan antibodi.
Sel pelindung tersebut hanya diaktifkan ketika SARS-CoV-2 menginfeksi tubuh.
Ketika pasien pria terinfeksi COVID-19 usai memperoleh vaksin Pfizer, sistem kekebalannya menghasilkan sel T. Terdapat dua jenis sel T yang dihasilkan, yaitu sel T CD8 dan sel T reaktif.
Sel T CD8 adalah jenis sel kekebalan yang dapat melindungi tubuh dari infeksi virus corona. Sementara, sel T reaktif adalah jenis sel T CD8 yang bereaksi berlebihan ketika tubuh terinfeksi COVID-19.
Peneliti menemukan sel T reaktif menumpuk di organ hati pasien pria penderita hepatitis akut. Alih-alih melindungi tubuh, sel T reaktif ternyata justru menyerang sel-sel sehat di hati dan memicu hepatitis.
Karena itulah, peneliti menyimpulkan vaksin Pfizer dapat memicu sistem kekebalan memproduksi sel T yang dapat merusak hati. Hal ini terjadi ketika orang yang sudah divaksinasi terinfeksi virus corona.
Menanggapi temuan, dr. Devia Irine Putri mengatakan masih dibutuhkan penelitian lanjutan untuk mengonfirmasi cara kerja vaksin Pfizer memicu sel kekebalan penyebab hepatitis.
Efek samping vaksin Pfizer diduga dapat memicu hepatitis. Meski begitu, Anda tidak perlu khawatir, sebab manfaat yang diberikan vaksin ini dinilai lebih besar dibanding risiko yang ditimbulkannya.
Jika Anda punya gangguan kesehatan tertentu, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter. Jadi, dokter dapat merekomendasikan jenis vaksin COVID-19 yang sesuai kondisi Anda!
Konsultasi dengan dokter kini bisa lebih cepat dan praktis lewat LiveChat, bersama tim dokter umum dan spesialis tepercaya.
Mau tahu info paling update seputar virus corona? Download sekarang aplikasi KlikDokter, lengkap dan akurat!
(FR/JKT)
Referensi:
Journal of Hepatology. Diakses 2022. SARS-CoV-2 vaccination can elicit a CD8 T-cell dominant hepatitis.
The New England Journal of Medicine. Diakses 2022. Safety and Efficacy of the BNT162b2 mRNA Covid-19 Vaccine.
Ditinjau oleh dr. Devia Irine Putri