9 Penyebab Mata Kuning yang Harus Diwaspadai

Pernahkah Anda melihat seseorang yang matanya berwarna kuning dan bukan putih? Mata kuning terjadi ketika bagian putih dari mata atau sklera berubah menjadi kekuningan. 

Jika mengalami hal ini, tidak jarang membuat panik seseorang. Namun ternyata, hal ini biasanya terjadi secara bertahap atau tidak secara tiba-tiba. Kondisi ini dikenal sebagai ikterik sklera. 

Banyak hal yang bisa membuat bagian mata seseorang yang seharusnya berwarna putih menjadi kuning. Umumnya, mata kuning merupakan tanda penyakit kuning yang disebabkan oleh gangguan pada hati maupun empedu. 

Namun, untuk dapat memastikannya, dibutuhkan wawancara medis dan pemeriksaan secara langsung sehingga bisa diketahui penyebab mata menjadi kuning. 

Berikut adalah beberapa penyakit yang dapat menimbulkan tanda berupa ikterik pada sklera.

Bilirubin adalah pigmen berwarna kuning yang dihasilkan oleh pemecahan sel darah merah. Bilirubin umumnya diproses oleh hati dan dilepaskan ke usus dalam empedu sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui feses (tinja). 

Pada anemia hemolitik, proses pemecahan sel darah merah berlangsung lebih cepat sehingga bilirubin yang terbentuk tinggi dan menimbulkan tanda berupa kuning pada sklera.

Artikel lainnya: Berbagai Jenis Penyakit Mata yang Umum Terjadi

Mata kuning yang dialami oleh bayi baru lahir dapat terjadi secara fisiologis (normal) atau patologis (akibat penyakit). Kondisi ini biasanya dapat dilihat secara klinis. 

Apabila kuning yang dialami bayi baru timbul setelah 24 jam pertama kehidupan dan kondisinya sehat secara keseluruhan, hal tersebut masih bisa dikatakan normal dan umumnya bersifat sementara.

Selanjutnya, mata kuning disebabkan oleh kondisi peradangan hati, misalnya kasus hepatitis. Namun, harus dipastikan kembali apakah hepatitis yang dialami adalah hepatitis A, B atau C. 

Dengan memastikan kondisi, dokter dapat memberikan terapi pengobatan yang sesuai untuk pasien. 

Salah satu penyebab mata kuning adalah sumbatan pada saluran empedu. Metabolisme bilirubin akan terjadi di saluran empedu. Bilirubin memiliki pigmen warna kuning.

Bila terjadi sumbatan pada saluran empedu, seperti adanya batu yang disebut dengan kolelitiasis, maka juga dapat menimbulkan keluhan mata kuning.

Artikel lainnya: Tanda-Tanda Anda Harus Memeriksakan Mata di Dokter

Posisi saluran empedu terhubung juga dengan kantung empedu. Oleh karena itu, bilirubin juga melewati kantung empedu.

Tidak hanya sumbatan pada saluran empedu, peradangan pada kantung empedu yang cukup berat juga dapat menjadi penyebab mata kuning atau ikterik.

Kondisi mata kuning bisa juga bersifat tidak berbahaya. Hal ini bisa dipicu oleh konsumsi zat beta-karoten berlebih. 

Salah satu sumber makanan yang mengandung beta-karoten dan bisa mengakibatkan pseudojaundice adalah wortel. Kendati demikian, kondisi ini tidak berkaitan dengan peningkatan bilirubin.

Konsumsi alkohol berlebihan bisa menjadi alasan kenapa mata menjadi kuning. Mengapa demikian?

Jika seseorang minum alkohol berlebihan dalam jangka waktu lama, hal tersebut dapat menimbulkan gangguan pada fungsi hati. Hal ini disebabkan oleh metabolismenya yang berlangsung di hati.

Tanda dari gangguan fungsi hati bisa berupa mata yang berubah menjadi kuning. 

Artikel lainnya: Pentingnya Pemeriksaan Mata secara Rutin

Pada kondisi transfusi darah dengan golongan darah yang tidak sesuai, antibodi dapat memecah sel darah merah. Akibatnya, kadar bilirubin meningkat dan menyebabkan keluhan ikterik sklera.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mencari donor dengan golongan darah yang sesuai.

Perlemakan hati atau fatty liver dapat menjadi penyebab mata kuning. Kondisi ini bisa terkait oleh alkohol maupun non-alkohol (konsumsi obat tertentu, kondisi medis tertentu, malnutrisi, kehamilan, dll). 

Selain mata yang kuning, kondisi perlemakan hati ditandai dengan rasa mual, nafsu makan menurun, lelah, dan berat badan berkurang. Namun, bisa juga penderita tidak merasakan gejala sama sekali.

Apabila Anda atau anak mengalami mata kuning tanpa gejala penyakit apa pun, segeralah berkonsultasi ke dokter. Diagnosis awal dan pengobatan dini akan mengurangi komplikasi yang lebih serius.

Untuk tahu informasi kesehatan lainnya, Anda bisa membaca artikel di aplikasi KlikDokter. Anda juga dapat berkonsultasi dengan dokter secara gratis lewat fitur Tanya Dokter.

[RS]