Ditemukannya hewan ternak yang terjangkit spora antraks di daerah Gunungkidul, Yogyakarta beberapa waktu lalu, membangkitkan kecemasan warga akan bahaya wabah antraks yang ditimbulkan penyakit ini. Rasa khawatir ini bukan tanpa alasan, karena penyakit antraks dapat menyerang sistem pernapasan sehingga bisa mengancam nyawa.
Antraks adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Penyakit ini biasanya hanya memengaruhi hewan ternak seperti sapi dan domba. Namun, Anda bisa saja terinfeksi jika melakukan kontak dengan hewan atau mengelola bagian tubuh hewan yang terinfeksi.
Bila sudah terinfeksi bakteri antraks, salah satu gangguan yang dapat menyebabkan kematian adalah peradangan pada organ paru.
Bahaya terinfeksi bakteri antraks
Bakteri antraks dapat menghasilkan spora, yaitu bakteri yang hidup dalam cangkang pelindung. Spora ini dapat bertahan hidup dalam waktu yang lama di tanah, bahkan bertahun-tahun.
Jika spora dari bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh dan melepaskan bakteri di dalamnya, maka tubuh dapat menghasilkan racun yang akan membahayakan kesehatan. Selain itu, peradangan pada organ paru juga bisa terjadi. Kondisi ini dikenal juga dengan inhalation antraks.
Orang yang bekerja di tempat-tempat seperti pabrik wol, rumah penjagalan ternak, dan penyamak kulit bisa saja menghirup spora ketika bekerja dengan hewan yang terinfeksi. Mereka juga dapat terinfeksi ketika berurusan dengan berbagai produk hewan yang sudah terkontaminasi bakteri ini. Begitu juga bila antraks mengontaminasi daging sapi atau jenis lain yang biasa dijadikan daging lebaran.
Pada kondisi lainnya, bakteri antraks yang masuk ke sistem pernapasan akan menyebabkan infeksi di kelenjar getah bening pada daerah dada sebelum menyebar ke seluruh tubuh. Pada akhirnya, infeksi yang bermula pada kelenjar getah bening ini dapat menyebar dan menyebabkan gangguan sistemik yang mengancam nyawa.
Gejala infeksi paru yang disebabkan oleh antraks
Bakteri antraks yang menetap di organ paru akan menyebabkan reaksi peradangan. Infeksi ini biasanya berkembang dalam satu minggu setelah paparan, tetapi bisa juga memakan waktu hingga 2 bulan.
Berikut adalah berbagai gejala yang dapat timbul ketika antraks sudah menyerang organ paru Anda:
- Demam dan menggigil
- Sesak napas
- Batuk
- Sakit kepala
- Demam
- Berkeringat
- Kelelahan
- Badan terasa pegal-pegal.
Perhatikanlah tanda-tanda di atas. Bila Anda mengalaminya, segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mengetahui diagnosis yang tepat.
Pengobatan penyakit paru akibat antraks
Antraks yang menyerang sistem pernapasan dianggap paling mematikan. Sebab, tanpa pengobatan, hanya sekitar 10–15 persen pasien dengan inhalation anthrax (atau antraks pernapasan) yang mampu bertahan hidup. Namun, dengan perawatan intensif, sekitar 55 persen pasien bertahan dapat hidup. Perawatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
-
Pemberian antibitoik
Semua jenis infeksi antraks dapat diobati dengan antibiotik. Jika seseorang memiliki gejalanya, penting untuk mendapatkan perawatan medis secepat mungkin agar dapat dipulihkan secara total.
Berdasarkan gejala, dokter akan menentukan jenis infeksi antraks dan memilih antibiotik yang paling baik untuk pasien.
-
Pengobatan antitoksin
Spora antraks yang masuk ke dalam tubuh dapat mengeluarkan bakteri, berkembang biak, menyebar di dalam tubuh, dan menghasilkan racun yang dapat menyebabkan penyakit ini menjadi mematikan.
Setelah racun antraks dilepaskan dari dalam tubuh, pengobatan yang dapat diberikan adalah antitoksin, untuk menetralisis racun antraks dalam tubuh. Saat ini, ada beberapa jenis antitoksin yang dapat digunakan untuk mengobati antraks.
Walaupun penyakit antraks mematikan, namun sudah terdapat berbagai cara untuk mengobatinya. Jadi, Anda tak perlu cemas. Yang terpenting, jagalah kebersihan setiap berkontak dengan binatang, dan tetaplah waspada terhadap berbagai gejala penyakit ini, salah satunya adalah yang menyerang sistem pernapasan Anda.
[NP/ RVS]