Beberapa waktu lalu, selebgram berinisial SA diamankan Polresta Denpasar, Bali, terkait kasus penyalahgunaan narkotika. Disebut-sebut, SA dan teman-temannya tertangkap tangan dengan narkoba jenis baru, P-Fluoro Fori.
Dalam penjelasannya, Senin (25/1), Kapolresta Denpasar Kombes Jensen Avitus Panjaitan mengatakan kalau P-Fluoro Fori termasuk golongan narkoba yang mematikan.
Lantas, apa itu narkoba jenis P-Fluoro Fori? Apa pula efek obat yang banyak beredar di Selandia Baru, Amerika Serikat, Meksiko, dan Australia tersebut?
Mengenal Narkoba Jenis P-Fluoro Fori
P-Fluoro Fori, seperti dijelaskan dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, termasuk turunan dari fentanyl atau para-fluorofentanyl.
Obat tersebut masuk dalam golongan analgesik opioid, yang biasanya digunakan sebagai obat bius.
“(P-Fluoro Fori) memang sering digunakan oleh dokter spesialis anestesi untuk pembiusan di rumah sakit sebelum tindakan, misalnya operasi,” kata dr. Iqbal.
“Fentanyl juga sering digunakan bersamaan dengan obat lain, misalnya obat nyeri bersama dengan obat anestesi lain, jadi biasanya campuran,” kata dr. Iqbal lagi.
Artikel Lainnya: Mengapa Narkoba Bisa Bikin Kecanduan?
Dalam dunia medis, obat ini digunakan dengan banyak cara. Antara lain melalui suntikan semprotan hidung, penutup kulit, diserap melalui pipi, ataupun transmukosal sebagai permen ataupun tablet.
Obat jenis ini biasanya hanya digunakan oleh dokter, atau mereka yang diperbolehkan oleh dokter untuk mendapatkan resep obat ini.
Namun belakangan, P-Fluoro Fori beredar secara ilegal, dengan kandungan yang tidak lagi murni.
Obat tersebut telah dicampur dengan zat lain, misalnya ganja sintetik, katinon sintetik, turunan amfetamine atau kombinasi dengan turunan piperazine lain seperti benzylpiperazine.
Ditambahkan dr. Astrid Wulan Kusumoastuti, biasanya orang-orang menggunakan narkoba P-Fluoro Fori untuk mendapatkan efek tenang.
“Obat-obatan jenis opiat merupakan depresan yang memberi efek tenang dan perasaan seperti melayang. Efek tersebut yang diharapkan timbul oleh pengguna narkoba jenis tersebut,” ujar dr. Astrid.
Di negara-negara Eropa, fentanyl digunakan sebagai pengganti heroin untuk menghilangkan rasa sakit dan anestesi dalam kedokteran.
Namun belakangan, kasus overdosis fentanyl di Eropa seperti di Jerman, Finlandia, dan Inggris terus meningkat. Aparat penegak hukum Eropa pada akhirnya memasukkan obat ini dalam kategori ilegal.
Artikel Lainnya: Narkoba Menambah Stamina, Mitos atau Fakta?
Efek Samping Narkoba Jenis P-Fluoro Fori bagi Kesehatan
Dokter Iqbal mengatakan, obat jenis P-Fluoro Fori memiliki efek cepat yang dapat berlangsung kurang dari dua jam.
“Bila digunakan dengan dosis yang tidak tepat, akan mengganggu dari kejiwaan misalnya agitasi (rasa marah), kecemasan, halusinasi, dan tidak bisa tidur,” kata dr. Iqbal.
“Bisa juga pengguna mengalami gangguan organ, misalnya detak jantung cepat, nyeri dada, serangan jantung, dan meningkatkan tekanan darah atau hipertensi,” dia melanjutkan.
Selain itu, dr. Astrid juga menambahkan, penyalahgunaan P-fluoro fori juga berefek:
- Rasa gatal sekujur tubuh
- Mual
- Muntah
- Hingga gagal napas yang dapat menyebabkan kematian.
Melihat bahaya P-fluoro fori di atas, jangan pernah coba-coba untuk menggunakan barang haram tersebut. Untuk mengatasi stres dan mendapatkan ketenangan, lebih baik lakukan aktivitas sehat.
Misalnya, rutin berolahraga, bermeditasi, menekuni hobi, dan makan asupan sehat. Jika Anda butuh penanganan stres lebih lanjut, jangan segan untuk menghubungi dokter dan psikolog.
Jangan ketinggalan berita ter-update seputar nutrisi, penyakit, dan gaya hidup. Yuk, unduh aplikasi Klikdokter.
(HNS/AYU)