Batuk adalah kondisi yang kerap dialami oleh hampir setiap orang. Selain merupakan mekanisme pembersihan jalur napas, kondisi ini juga bisa menjadi gejala dari suatu infeksi.
Meskipun terlihat sepele, batuk bisa terjadi secara berulang, seakan tidak sembuh-sembuh sampai beberapa minggu. Merasa pernah mengalaminya?
Batuk yang tidak kunjung sembuh dalam beberapa minggu sering disebut sebagai batuk 100 hari. Dalam bahasa medis, batuk seperti itu dikenal sebagai penyakit pertusis.
Batuk 100 hari adalah infeksi saluran napas yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Penyakit ini dapat menyebar lewat terhirupnya droplet liur yang keluar dari batuk penderita sebelumnya.
Gejala utamanya berupa batuk yang berlangsung dalam waktu lebih dari 2 minggu. Pada awalnya gejala infeksi batuk 100 hari sedikit sulit dibedakan dengan bentuk infeksi saluran pernapasan atas akut.
Artikel lainnya : Agar Batuk Tak Makin Parah, Atasi dengan Obat Batuk Alami 3DM Ini
Dalam 1-2 minggu pertama (stadium kataral), gejala yang muncul berupa demam tidak terlalu tinggi, lemas, batuk, hidung beringus, dan bersin. Pada stadium berikutnya (paroksismal), dapat muncul gejala berupa:
- Batuk terus-menerus yang berulang hanya dalam jeda singkat setelah menghembuskan napas.
- Muncul bunyi seperti ‘whoop’ bernada tinggi saat penderita menghirup napas setelah batuk terus-menerus. Bunyi ini kadang tidak muncul pada penderita bayi
- Muntah, muka kemerahan atau kebiruan, mata menonjol, mata berair, air liur yang berlebihan, dan kelelahan bisa saja terjadi setelah penderita batuk.
Batuk 100 hari pada anak-anak sering menyebabkan penurunan berat badan akibat anak tidak mau makan dan minum, muntah dan dehidrasi, serta gangguan tidur. Dalam kondisi yang berat dan daya tahan tubuh anak yang lemah, batuk dapat diikuti dengan berhentinya napas secara singkat. Oleh sebab itu, batuk 100 hari tergolong sebagai kondisi berat bagi anak (terutama bayi) yang harus segera diatasi.
Batuk 100 hari umumnya menyerang orang yang tidak pernah divaksinasi DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus). Remaja maupun orang dewasa yang sudah mendapat vaksinasi DPT saat kecil masih mungkin mengalami batuk 100 hari bila antibodi sudah tidak cukup lagi. Bila penderita memiliki gangguan saluran pernapasan lainnya, seperti asma, maka batuk 100 hari akan terasa lebih berat.
Melihat bahayanya batuk 100 hari, mulai saat ini jangan anggap remeh lagi keluhan ini. Jika mendapati kondisi batuk yang terjadi secara terus-menerus dan tidak kunjung sembuh, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan secara cepat dan tepat sebelum terlambat.
(NB/RH)