Penyakit tuberkulosis atau TBC merupakan jenis penyakit menular. Di Indonesia, jumlah penderitanya pun tinggi. Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2017, diperkirakan ada lebih dari 1 juta kasus tuberkulosis, dan Indonesia ada di urutan kedua di dunia sebagai negara dengan kasus tuberkulosis terbanyak. Bicara mengenai penyebaran tuberkulosis, apakah penyakit ini bisa menular lewat ciuman?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, tuberkulosis merupakan infeksi sangat menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyebaran penyakit ini terjadi ketika penderita tuberkulosis mengeluarkan dahak atau cairan liur yang berisi kuman tersebut ke udara.
Sebagai catatan, dalam satu kali batuk, penderita tuberkulosis akan menghasilkan 300 percikan dahak. Penularan dapat terjadi saat penderita batuk, bersin, berbicara, meludah, atau bahkan tertawa jika memang saat itu pengeluaran dahak terjadi.
Apakah Ciuman Dapat Menularkan Tuberkulosis?
Kalau ada yang menyebut ciuman dapat tularkan tuberkulosis, itu adalah mitos belaka. Tuberkulosis tidak menular melalui ciuman, karena kuman tuberkulosis tidak terdapat di dalam air liur melainkan di dalam dahak yang keluar saat penderita batuk. Kuman tuberkulosis harus “dipaksa” ke udara. Untuk dapat tertular, Anda harus menghirup kuman tersebut.
Perlu diperhatikan, selama sebelum dan saat ciuman penderita tidak batuk, maka penularan tidak akan terjadi. Namun, berciuman berisiko tinggi karena salah satu gejala tuberkulosis adalah batuk (yang mengeluarkan dahak yang mengandung bakteri tuberkulosis).
Kuman tuberkulosis yang keluar saat batuk dapat bertahan di udara lembap selama berjam-jam. Jadi, demi mencegah penularan, jika pasangan terdiagnosis tuberkulosis, hindari dulu kontak fisik seperti berciuman sampai pasangan dinyatakan sembuh.
Bukan berarti penderita harus secara total dijauhi atau diisolasi. Anda tak akan tertular meski:
- Memberikan penderita pelukan atau ciuman
- Menggunakan sikat gigi yang sama
- Makan atau minum bersama
- Berjabat tangan
- Berbagi pakai, tempat tidur, atau handuk
- Menggunakan toilet yang sama dengan penderita
Faktor Penting yang Berperan Dalam Penularan Tuberkulosis
Menurut Pusat Pengendalian dan Penyakit Amerika Serikat (CDC), terdapat empat faktor yang berperan dalam penularan tuberkulosis, antara lain:
-
Daya tahan tubuh kurang
Jika daya tahan tubuh Anda kurang, maka kuman tuberkulosis dapat dengan mudah menginfeksi tubuh. Semakin lemah sistem imun tubuh seseorang, maka akan makin mudah terinfeksi.
-
Faktor lingkungan
Lingkungan yang kurang terpapar sinar matahari, lembap, dan sempit dapat dengan mudahnya meningkatkan risiko penularan infeksi tuberkulosis.
-
Frekuensi paparan bersama penderita
Semakin Anda menghabiskan waktu dengan penderita tuberkulosis, maka akan lebih besar pula risiko untuk tertular. Ada pula faktor penentu seperti jarak dan durasi paparan penderita dengan orang sehat.
Meskipun penularan tuberkulosis mudah melalui udara, tapi tak semua orang yang menghirup kuman tuberkulosis pasti akan tertular. Jika daya tahan tubuh baik, maka kuman tuberkulosis tak akan mudah menyerang dan mengakibatkan infeksi.
Jika ada penderita tuberkulosis di rumah atau dekat dengan lingkungan rumah Anda, ada beberapa cara untuk mencegah penularan penyakit ini.
- Memberikan informasi kepada penderita untuk menutup mulut saat batuk dan bersin. Gunakan tisue atau masker hidung jika berada di dalam rumah dan tempat umum.
- Menginformasikan dan mengingatkan penderita untuk membuang dahak di kamar mandi dan membilasnya sampai bersih. Jangan sampai membuang dahak di tempat umum. Kuman bakteri yang ada di dalam dahak dapat dengan mudah terbang di udara dan terhirup oleh orang lain.
- Usahakan rumah Anda memiliki ventilasi udara yang baik dan pastikan sinar matahari dapat dengan mudah masuk ruangan. Ini karena kuman tuberkulosis bisa mati jika terekspos sinar matahari.
Ingat, penularan tuberkulosis utamanya adalah lewat udara. Jadi, penyakit ini tidak menular lewat ciuman. Meski demikian, perlu diperhatikan bahwa selama sebelum dan saat ciuman penderita tidak batuk, maka penularan tidak akan terjadi. Namun, ciuman dengan penderita tergolong berisiko mengingat salah satu gejalanya adalah batuk.
[RN/ RVS]