Saat divonis tuberkulosis atau TBC, jangan langsung merasa ini akhir dari dunia. TBC merupakan penyakit lama yang masih menjadi pembunuh terbanyak di antara penyakit menular lainnya, dan dunia pun masih belum bebas dari TBC. Berdasarkan laporan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2017, diperkirakan ada 1.020.000 kasus di Indonesia, tapi kurang dari setengahnya yang terlaporkan ke Kementerian Kesehatan. Tak ada yang mau terkena TBC, tapi jika ini menimpa Anda, tenangkan diri dan lakukan langkah-langkah penangan yang tepat. Jika ditangani dengan benar, TBC bisa sembuh!
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut bersifat sistemik dan dapat bermanifestasi pada hampir semua organ tubuh. Lokasi terbanyak diketahui berada di paru, yang biasanya merupakan area infeksi primer. Penularan TBC adalah melalui droplet atau udara.
“Tuberkulosis dapat menyebar luas dan menyerang seluruh organ tubuh, seperti paru-paru, otak, tulang, rahim, ovarium (indung telur), testis, dan lain-lain. Penyakit ini dapat menular melalui droplet mengandung kuman tuberkulosis yang dikeluarkan oleh penderita tuberkulosis paru ke udara terutama saat batuk dan bersin,” kata dr. Reza Fahlevi dari KlikDokter.
Umumnya, gejala yang timbul pada penderita TBC paru dapat berupa batuk-batuk yang produktif lebih dari 3 minggu, batuk berdarah, sesak napas, nyeri dada, lemah, letih, berat badan menurun, nafsu makan menurun, berkeringat pada malam hari, demam yang tidak tinggi, dan lain sebagainya.
Lebih lanjut, dr. Reza menjelaskan bahwa orang yang menderita TBC paru menularkan TBC melalui droplet yang dihasilkannya saat batuk, bersin, atau berbicara. Jika terhirup oleh orang-orang di sekitarnya, maka penularan bisa terjadi.
Alur Penanganan Diri Saat Divonis Tuberkulosis
Saat awal terdiagnosis tuberkulosis, Anda sebisa mungkin harus tetap di rumah. Lepaskan diri sejenak dari segala pekerjaan, sekolah, atau aktivitas lainnya, serta pastikan Anda tidak menerima kunjungan siapa pun. Bukannya kejam, tapi ini merupakan cara terbaik untuk menghindari penyebaran bakteri TBC kepada orang lain. Pisahkan diri Anda dari keluarga, pasangan, atau teman serumah Anda, gunakan tisu ketika batuk atau bersin, lalu buang tisu yang sudah dipakai tersebut ke dalam kantong plastik tertutup.
Mengapa begitu? Karena, itu adalah cara terbaik untuk menghindari penyebaran bakteri TBC pada orang lain. Pisahkan diri Anda dari keluarga atau teman sekamar Anda, gunakan tisu ketika batuk atau bersin, lalu buang dalam kantong plastik tertutup.
Pastikan ada sirkulasi udara atau alirkan kamar dengan udara segar jika memungkinkan. Hal itu terjadi karena secara penyebaran, lebih mudah lagi bagi bakteri untuk berkembang biak di ruang tertutup kecil yang kualitas udaranya tidak baik.
Beberapa minggu setelah perawatan, biasanya dokter akan menilai perbaikan kondisi Anda, dan kemungkinan penularan TBC yang tidak separah sebelumnya. Pada saat inilah Anda bisa kembali bekerja, sekolah, atau melakukan aktivitas seperti biasa.
Alur di atas memang terdengar mudah, tapi bagaimana caranya agar semua rencana dapat terlaksana? Berdasarkan saran dr. Alberta Jesslyn Gunardi, BMedSc(Hons) dari KlikDokter, ikuti tips berikut:
-
Disiplin pada pengobatan
Pengobatan tuberkulosis bisa dibilang membutuhkan waktu cukup lama, minimal 6 bulan. Sangat penting untuk melakukan pengobatan hingga tuntas agar penyakit sembuh total.
“Pengobatan yang tidak teratur dapat menyebabkan kondisi yang lebih parah, yakni TB resisten obat. Cara pengobatan pun menjadi berubah dari obat oral menjadi obat suntik untuk TB resisten obat dan berdampak pada waktu yang terulur, yakni lebih lama dari 6 bulan,” kata dr. Jesslyn.
Selain melakukan pengobatan dengan benar dan teratur hingga tuntas, penting juga untuk melakukan kontrol dan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui progres dari penyakit. Biasanya akan dilakukan pemeriksaan dahak dan/atau ronsen paru pada akhir bulan ke-2 atau fase intensif pengobatan, dan pada masa akhir pengobatan yaitu bulan ke-5 atau ke-6.
-
Hindari kekambuhan
Walaupun sudah sembuh total, penyakit TBC masih memiliki kemungkinan untuk kambuh. Kasus ini sering terjadi pada penderita dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
“Menjaga daya tahan tubuh setelah dinyatakan sembuh sangat penting. Daya tahan tubuh dapat ditingkatkan dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, rutin berolahraga, dan istirahat cukup,” tutur dr. Jesslyn.
-
Terus semangat, jangan putus asa
“Terinfeksi penyakit TBC bukan berarti akhir dari dunia. Jangan bersedih dan berputus asa karena penyakit ini dapat disembuhkan secara tuntas jika penderita menjalani pengobatan dengan cara yang tepat. Jadi, jika Anda diketahui terkena penyakit TBC, segera lakukan pengobatan,” ujar dr. Jesslyn.
Ingat, divonis tuberkulosis bukan berarti hidup Anda porak poranda. Lakukan pengobatan dan pemulihan sesuai tata cara di atas, disiplin pada pengobatan, serta imbangi dengan konsumsi makanan yang bergizi seimbang. Ingat, meski TBC bisa fatal, tapi penyakit ini juga bisa sembuh total jika dilakukan pengobatan dengan benar.
[RN/ RVS]