Pernahkah Anda mengalami sesak napas saat udara terasa sangat panas ataupun dingin? Hal ini terjadi karena suhu lingkungan pada dasarnya dapat memengaruhi kondisi paru-paru.
Karenanya, seseorang dapat mengalami masalah pernapasan akibat cuaca panas maupun dingin yang ekstrem.
Efek samping cuaca panas dan dingin tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, berikut penjelasannya.
Dampak Cuaca Panas pada Paru
Setidaknya, terdapat beberapa mekanisme dampak cuaca panas berlebih terhadap paru-paru, di antaranya:
Artikel Lainnya: Penyebab Sering Sakit Kepala Saat Cuaca Terik dan Panas
1. Hiperpnea
Cuaca panas ekstrem menyebabkan tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen. Hal ini guna mempertahankan suhu internal tubuh.
Sementara itu, udara panas mengandung lebih banyak uap air, dibandingkan oksigen. Hal ini meningkatkan kelembapan udara dan membuat tekstur udara menjadi lebih padat. Udara yang padat lebih sulit dihirup, utamanya bagi pengidap gangguan paru kronis.
Kepadatan tekstur udara dan peningkatan kebutuhan oksigen, pada gilirannya menyebabkan pernapasan dalam, namun tidak terlalu cepat. Kondisi yang dinamakan sebagai hiperpnea tersebut bertujuan untuk meningkatkan volume udara di paru-paru.
2. Sesak Napas
Selain hiperpnea, cuaca panas berlebih juga bisa menyebabkan sesak napas. Berdasarkan studi yang dimuat European Respiratory Journal, sesak napas saat udara panas membuat saluran udara (bronkus) meradang.
Selain itu, udara panas juga menyebabkan bronkokonstriksi, yaitu kondisi berkontraksinya otot-otot polos bronkus. Bronkokonstriksi menyebabkan bronkus menyempit, sehingga membatasi jumlah udara yang masuk dan keluar dari paru-paru. Hal inilah yang mencetuskan gejala sesak napas.
Artikel Lainnya: Tidur di Lantai Bisa Tingkatkan Risiko Paru-Paru Basah, Benarkah?
3. Iritasi Saluran Napas
Sebuah riset yang dirilis melalui jurnal Respiratory Physiology & Neurobiology menemukan bahwa udara panas dapat memperburuk kondisi rhinitis alergi.
Rhinitis alergi alias hay fever merupakan kondisi demam yang disebabkan meradangnya rongga hidung akibat reaksi alergi. Kondisi ini dipicu oleh kelainan respons imun terhadap alergen, seperti debu, serbuk sari, spora, bulu hewan, serbuk gergaji, maupun lateks.
Cuaca panas ekstrem dapat memperburuk kondisi rhinitis alergi karena udara panas mengiritasi saluran napas. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan jurnal The Lancet, udara pada suhu yang sangat dapat menjebak semua polutan yang berada di udara.
Hal tersebut yang kemudian menyebabkan udara panas bisa mengiritasi saluran napas dan memperburuk gangguan pernapasan.
4. Memperburuk Gangguan Pernapasan
Asma merupakan kondisi peradangan kronis pada saluran pernapasan. Peradangan menyebabkan otot polos menebal, sehingga mempersempit aliran udara.
Kondisi tersebut menyebabkan penderita asma mengalami gejala berupa sesak napas, batuk, dan mengi. Gejala pun dapat memburuk akibat cuaca panas berkepanjangan. Pasalnya, selama musim panas, jumlah serbuk sari di udara meningkat.
Peningkatan kadar serbuk sari memicu gejala sesak napas, batuk, dan mengi, utamanya pada penderita asma. Hal ini juga berlaku bagi pengidap penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan rhinitis alergi.
Artikel Lainnya: Mengenal Bronkopneumonia, Penyakit Infeksi Paru-Paru yang Berbahaya
Dampak Cuaca Dingin pada Paru
Tidak hanya pada cuaca panas, tubuh juga harus mempertahankan suhu internal ketika berada pada cuaca dingin ekstrem.
Guna mempertahankan suhu tubuh internal, dibutuhkan lebih banyak oksigen. Karena itu, cuaca dingin ekstrem juga bisa menyebabkan individu mengalami hiperpnea.
Berdasarkan studi yang termaktub melalui fitur letter to editor di Jurnal Respiratory Care, pernapasan dalam namun tidak cepat tersebut terjadi karena udara dingin mencetuskan vasokonstriksi.
Vasokonstriksi adalah mekanisme alami untuk melindungi tubuh agar tidak kehilangan darah dan cairan pada suhu dingin. Kondisi ini menyebabkan penyempitan pembuluh darah, termasuk di saluran napas.
Dijelaskan dr. Arina Heidyana, penyempitan saluran napas tersebut pada gilirannya juga bisa memicu gangguan pernapasan, seperti asma.
Itu dia sederet dampak cuaca panas dan dingin ekstrem pada paru-paru. Guna meminimalkan risiko gangguan pernapasan akibat suhu panas dan dingin, gunakanlah pakaian sesuai cuacanya.
Misalnya, mengenakan pakaian katun yang longgar ketika berada di cuaca panas, dan jaket tebal saat berada di cuaca dingin. Selain itu, terapkanlah gaya hidup sehat, dengan tidak merokok, mengonsumsi makanan dengan kandungan air yang tinggi dan memastikan asupan cairan tetap tercukupi.
Jika ingin tanya lebih lanjut seputar info kesehatan lainnya, konsultasi ke dokter via Live Chat.
(PUT/NM)
Referensi:
- Respiratory Care. Diakses 2022. The Effects of Temperature on Lung Function.
- Apollo 24/7. Diakses 2022. Does Hot Weather Affect your Breathing and Lungs?