Bagi Anda yang kerap mengalami sesak napas atau nyeri dada, memastikan kadar oksigen normal di dalam darah sangatlah penting.
Dalam kondisi medis tersebut, cek saturasi oksigen pada darah dapat membantu menentukan apakah penanganan yang diberikan berhasil, atau apakah harus disesuaikan kembali.
Berapa kadar oksigen normal dalam darah? Apa yang terjadi jika jumlah oksigen darah rendah? Simak penjelasan dokter berikut.
Mengetahui Level Oksigen yang Normal di Dalam Darah
Untuk mengetahui kadar oksigen normal pada darah, ada dua tes berbeda:
1. Tes Arterial Blood Gas (ABG)
Pada tes ini, dokter akan menggunakan darah dari arteri. Kadar karbon dioksida dan oksigen bisa diukur sebelum masuk ke jaringan tubuh.
Kemudian, darah dimasukkan ke blood gas analyzer. Alat ini menunjukkan jumlah oksigen darah dalam bentuk tekanan parsial (PaO2).
Tekanan oksigen arteri normal (PaO2) yang diukur menggunakan tes ABG adalah sekitar 75-100 mmHg.
Artikel lainnya: Cara Memakai Tabung Oksigen di Rumah
Ketika hasil oksigen darah menunjukkan angka di bawah 75 mmHg, itu artinya Anda mengalami hipoksemia atau kadar oksigen darah rendah.
Tingkat oksigen di dalam darah di bawah 60 mmHg dianggap sangat rendah. Kondisi ini menunjukkan adanya kebutuhan oksigen tambahan.
Tambahan oksigen dapat diberikan melalui tabung oksigen yang terhubung ke hidung melalui selang, dengan atau tanpa masker.
2. Pulse Oximeter
Dijelaskan oleh dr. Theresia Rina Yunita, cara lain untuk mengetahui kadar oksigen darah bisa dilakukan menggunakan pulse oximeter.
“Kadar oksigen dalam darah yang normal pada pulse oximeter biasanya berkisar dari 95-100 persen. Kadar oksigen darah di bawah 90 persen dianggap rendah (hipoksemia),” ucap dr. Theresia.
Kadar oksigen tinggi (hiperoksemia) tidak dapat terdeteksi menggunakan alat ini, melainkan perlu lewat tes ABG. Kondisi ini biasanya ditandai dengan kadar oksigen darah di atas 120 mmHg.
Namun, kadar oksigen darah normal pada orang sehat berbeda dengan orang yang memiliki penyakit bawaan.
Misalnya, jika Anda memiliki kondisi paru-paru kronis, dokter dapat memberikan rekomendasi kisaran kadar oksigen normal untuk kondisi tersebut. Umumnya penderita PPOK parah mempertahankan saturasi oksigen darah antara 88-92 persen.
Artikel lainnya: Sering Tahan Napas, Adakah Manfaatnya untuk Kesehatan?
Apa yang Terjadi Jika Kadar Oksigen Darah Rendah?
Kadar oksigen darah yang rendah dapat menyebabkan sirkulasi yang tidak normal dan menyebabkan gejala sebagai berikut:
- Sesak napas
- Sakit kepala
- Kegelisahan dan kebingungan
- Pusing
- Pernapasan cepat
- Nyeri dada
- Tekanan darah tinggi
- Koordinasi tubuh berkurang
- Gangguan penglihatan
- Euforia
- Detak jantung cepat
Jika kadar oksigen darah rendah berlangsung lama, maka Anda dapat mengalami gejala sianosis. Tandanya meliputi munculnya warna biru pada dasar kuku dan kulit.
Sianosis termasuk kondisi darurat medis, sehingga harus segera ditangani. Jika terlambat, sianosis dapat menyebabkan gagal napas bahkan kematian.
Artikel lainnya: Penyebab Kematian Mendadak yang Jarang Diketahui
Apa yang Harus Dilakukan Agar Kadar Oksigen Darah Meningkat?
Untuk meningkatkan kadar oksigen yang rendah, Anda perlu mencari tahu terlebih dahulu apa penyebabnya. Dengan mengatasi penyebabnya, kadar oksigen darah bisa kembali normal.
Tabung oksigen juga dapat digunakan untuk membantu menaikkan kadar oksigen dalam darah. Namun, jika hipoksemia sudah mengkhawatirkan, segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan tepat.
Beberapa hal sederhana dapat menjadi cara menambah oksigen di dalam tubuh. Misalnya, melakukan latihan pernapasan dan berolahraga ringan. Selengkapnya, simak tipsnya di sini.
Jika Anda sering mengalami gangguan pernapasan, konsultasi lebih cepat dan mudah lewat Live Chat di aplikasi KlikDokter.
(FR/JKT)
Referensi:
Healthline. Diakses 2021. Is My Blood Oxygen Level Normal?
Medical News Today. Diakses 2021. Low and normal blood oxygen levels: What to know.
MedicineNet. Diakses 2021. What Are Blood Oxygen Levels? Chart.