Kebakaran hutan kembali terjadi. Kali ini di tempat wisata ikonik Jawa Timur, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) atau biasa disebut Gunung Bromo. Peristiwa tersebut diduga akibat kelalaian manusia. Dikhawatirkan asap akibat kebakaran hutan ini bisa memicu gangguan pernapasan ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Atas pada masyarakat.
Seperti dilansir Liputan6.com, api sudah terlihat sejak Sabtu (1/9) dan titik pertama yang diketahui adalah di Plentongan Resort Lautan Pasir Gunung Bromo. Sampai Senin (3/9) malam WIB, titik api mulai bertambah menjadi 276 titik dari semula 120 titik. Sejauh ini, upaya pemadaman masih dilakukan.
Kepala BB TNBTS, John Kenedie menyebut bahwa kebakaran kemungkinan besar terjadi karena ada aktivitas masyarakat di sekitar kawasan tersebut. Ia menduga bahwa masyarakat yang sedang mencari kayu atau berburu burung meninggalkan putung rokok atau sisa perapian. Kemudian, angin bertiup kencang sehingga api dengan mudahnya menyambar rumput maupun pohon kering di sekitarnya.
Hingga saat ini, belum ada pihak yang mengonfirmasi ada atau tidaknya korban jiwa akibat kebakaran Gunung Bromo. Meski demikian, warga yang tinggal di sekitar lokasi kejadian diimbau untuk terus waspada dan berhati-hati. Ini karena kabut asap tebal akibat kebakaran bisa meningkatkan risiko terjadinya ISPA.
ISPA akibat kabut asap
Menurut dr. Fiona Amelia dari KlikDokter, kabut asap tergolong sebagai polusi udara yang dapat menimbulkan ISPA. Ini karena asap tersebut memicu munculnya infeksi virus dan bakteri. Pada area yang terpapar kabut asap, umumnya terjadi peningkatan kasus batuk pilek, demam, hingga influenza.
Tak sebatas itu, partikel kabut asap juga tergolong benda asing yang berbahaya bagi tubuh manusia. Asap akibat kebakaran biasanya mengandung ozon, oksida nitrogen, sulfur oksida, karbonmonoksida, dan logam berat. Kandungan tersebut, terutama ozon, dapat memicu gangguan kesehatan dan biasanya menyerang saluran pernapasan.
Menurut dr. Andika Widyatama dari KlikDokter saat seseorang terserang ISPA, ia akan merasakan sejumlah gejala berupa:
- Badan lemas
- Demam
- Meriang
- Sakit kepala
- Batuk
- Pilek
- Nyeri tenggorokan
- Suara serak
- Pegal-pegal
- Sesak napas
Cara mencegah ISPA
ISPA akibat asap kebakaran bisa dicegah. Beberapa cara yang bisa Anda terapkan, di antaranya:
● Batasi aktivitas di luar ruangan
Jika tidak terlalu perlu beraktivitas di luar ruangan, tetaplah berada di dalam ruangan yang tertutup. Anda bisa keluar jika keadaan sudah mendesak.
● Selalu gunakan masker
Menurut dr. Fiona, masker adalah "senjata utama" ketika daerah tempat Anda terpapar kabut asap. Untuk menurunkan risiko ISPA, gunakanlah masker dengan label N95, N97 atau N99.
● Saring udara yang masuk ke rumah
Bila memungkinkan, gunakan filter atau penyaring udara di dalam rumah. Lalu, jangan lupa tutup pintu dan jendela rumah Anda selama kabut asap masih terlihat di permukaan.
Kemunculan kabut asap seperti pada kasus kebakaran hutan Gunung Bromo bisa menyebabkan banyak masalah kesehatan, salah satunya ISPA. Selalu waspada dan lindungi diri Anda dengan tips di atas. Jika ISPA sudah terlanjur terjadi, jangan sungkan untuk segera membawa diri berobat ke dokter.
[NB/ RVS]