Penderita asma berat dapat mengalami gejala yang tidak terkendali, bahkan sampai mencetuskan status asmatikus alias gagal napas. Kondisi ini mesti segera diatasi agar tidak mengancam keselamatan.
Melansir healthline, dokter biasanya akan memberikan obat kortikosteroid inhalasi atau oral untuk dikonsumsi dalam jangka panjang pada kasus asma berat.
Setelah keluhan membaik, penderita asma berat yang tak ingin mengalami kondisi serupa di kemudian hari perlu menerapkan gaya hidup sehat.
Mereka pun disarankan untuk melakukan latihan pernapasan asma guna menurunkan risiko munculnya gejala berat.
Faktanya, dr. Reza Fahlevi, Sp. A mengatakan bahwa mencegah gejala asma berat perlu dilakukan dengan kontrol ke dokter secara rutin, mengonsumsi obat-obatan sesuai anjuran, dan menghindari pemicu.
Di samping itu, masih menurut dr. Reza, latihan pernapasan asma juga bisa dilakukan secara rutin dan teratur sebagai tindakan untuk menurunkan risiko gejala berat.
Artikel Lainnya: Sering Mencabut Bulu Hidung Bisa Sebabkan Asma, Benarkah?
Beberapa latihan pernapasan asma yang dimaksud, antara lain:
1. Pernapasan Diafragma
Diafragma adalah otot berbentuk kubah di bawah paru-paru yang membantu manusia untuk bernapas.
Dalam latihan ini, Anda harus belajar cara bernapas dari area sekitar diafragma; bukan dari dada.
Latihan pernapasan diafragma dapat membantu memperkuat organ tersebut. Latihan ini pun terbukti dapat memperlambat laju pernapasan, mengurangi kebutuhan oksigen tubuh, dan mengurangi risiko serangan asma.
Untuk melatih pernapasan diafragma, berikut ini langkah-langkah yang bisa Anda ikuti:
- Berbaring terlentang dengan lutut ditekuk dan bantal di bawah lutut; atau duduk tegak di kursi.
- Letakkan satu tangan di dada bagian atas, dan tangan lainnya di perut.
- Tarik napas perlahan melalui hidung. Pastikan tangan yang ditelakkan di perut bergerak, sementara yang di dada tetap diam.
- Embuskan napas perlahan melalui bibir yang mengerucut.
- Lakukan secara berulang dan perlahan-lahan sampai Anda bisa bernapas tanpa ada bagian dada yang bergerak.
2. Pernapasan Hidung
Berdasarkan dr. Reza, latihan pernapasan hidung cukup efektif untuk mengurangi keparahan gejala asma. Latihan ini bahkan dapat menurunkan potensi gejala asma yang berat.
Keuntungan bernapas melalui hidung adalah menambah kehangatan dan kelembapan udara, yang dapat membantu mengurangi gejala asma.
“Prinsip dari latihan pernapasan adalah menarik napas dalam-dalam melalui hidung, kemudian dibuang hingga habis,” saran dr. Reza.
“Jadi, Anda dapat memaksimalkan fungsi paru-paru; dari volume paling banyak yang bisa dihirup hingga yang dikeluarkan,” sambungnya.
Artikel Lainnya: Hidung Perih Seperti Kemasukan Air, Tanda Penyakit Apa?
3. Metode Papworth
Metode Papworth biasanya digunakan oleh fisioterapis untuk mengontrol dan memperbaiki pernapasan pasiennya.
Metode Papworth mendorong pernapasan yang lebih lembut dan santai, menggunakan perut daripada dada.
Teknik ini paling efektif apabila digunakan bersamaan dengan konsumsi obat asma sesuai anjuran dokter.
Metode Papworth mirip dengan pernapasan diafragma. Pasalnya, metode ini melibatkan tarikan napas perlahan melalui hidung, dan mengembuskannya melalui bibir yang mengerucut seperti sedang meniup lilin.
Saat melakukan metode Papworth, laju tarikan dan embusan napas yang dilakukan harus dua kali lebih lama (lambat) dari biasanya.
Penelitian menemukan, metode Papworth dapat membantu meringankan gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita asma.
4. Pernapasan Buteyko
Teknik pernapasan Buteyko dikembangkan oleh dokter dari Ukraina, Konstantin Buteyko, pada tahun 1950-an.
Teknik pernapasan asma ini mengajarkan cara bernapas dengan lebih lambat guna mengurangi gejala sesak di dada.
Beberapa studi menilai bahwa teknik pernapasan Buteyko dapat memperbaiki gejala, dan mengurangi kebutuhan penderita asma akan obat-obatan. Sayangnya, teknik ini tidak dapat memperbaiki fungsi paru-paru.
Ingin mencoba teknik pernapasan asma Buteyko? Berikut ini langkah-langkahnya:
- Duduk santai di kursi, tarik napas dalam dan embuskan sambil menahannya agar tidak keluar berlebihan.
- Gunakan jari telunjuk dan ibu jari untuk menutup hidung untuk membantu mencegah embusan napas berlebihan.
- Pertahankan laju napas sampai Anda merasakan dorongan untuk melakukannya. Hal ini biasanya ditandai dengan gerakan diafragma yang tidak disengaja.
- Setelah itu, bernapaslah secara normal setidaknya selama 10 detik.
- Ulangi kembali seperti awal, setidaknya beberapa kali.
Artikel Lainnya: Beda Cek Saturasi Oksigen dengan Oximeter dan Analisis Gas Darah
5. Pernapasan Bibir Mengerucut
Dalam melakukan teknik pernapasan bibir mengerucut, Anda dapat terlebih dahulu menarik napas perlahan melalui hidung dengan kondisi mulut tertutup.
Setelah itu, mulailah mengerucutkan bibir seolah-olah Anda akan bersiul dan embuskan napas perlahan. Ulangi beberapa kali sampai dirasa cukup.
6. Latihan Yoga Pernapasan
Yoga adalah olahraga yang dilakukan dengan tujuan relaksasi. Jenis olahraga ini tidak hanya menyehatkan, tapi turut membantu mengoptimalkan fungsi pernapasan.
Mengutip healthline, yoga merupakan jenis latihan pernapasan yang dapat membantu meringankan gejala asma dan memperbaiki fungsi paru-paru.
Latihan pernapasan asma mana yang menjadi favorit Anda? Lakukanlah secara rutin dan teratur, guna membantu menurunkan risiko serangan asma berat. Tetap ingat juga untuk menerapkan gaya hidup sehat dan konsumsi obat dari dokter sesuai anjuran.
Apabila ragu atau butuh saran lebih lanjut dari dokter sebelum melakukan latihan pernapasan asma, Anda dapat berkonsultasi terlebih dahulu melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi Klikdokter.
(NB/AYU)