Emfisema merupakan penyakit paru kronis (jangka panjang) yang menyebabkan penderitanya mengalami gejala utama berupa sesak napas, nyeri dada, mengi, serta batuk berdahak terus menerus.
Apa yang menyebabkan penyakit emfisema? Emfisema terjadi karena adanya kerusakan alveolus, yaitu kantong udara kecil di paru-paru. Komponen ini berperan sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida ketika bernapas.
Kerusakan alveolus memicu pembesaran kantong udara. Hal ini mempersempit luas permukaan paru, sehingga mengurangi pasokan oksigen ke dalam aliran darah.
Alveolus yang rusak dan pecah juga mengganggu sirkulasi pembuangan karbon dioksida dari paru. Akibatnya, produk limbah dari sistem pernapasan tersebut terperangkap di paru, menumpuk di kantong udara, dan menyebabkan pembesaran paru.
Lantas, apa saja faktor penyebab penyakit emfisema? Yuk cari tahu lebih lanjut lewat ulasan berikut.
Artikel Lainnya: Ragam Jenis Penyakit Paru-Paru yang Perlu Anda Tahu
1. Merokok atau Terpapar Asap Rokok
Penyebab utama emfisema adalah paparan jangka panjang terhadap asap dan polutan kimia. Salah satunya bisa berasal dari paparan asap rokok tembakau maupun ganja.
Keduanya bisa mengiritasi alveolus sehingga memicu kerusakan dan mencetuskan emfisema. Oleh sebab itu, orang yang merokok berisiko tinggi terkena penyakit paru kronis tersebut. Hal ini berlaku untuk semua jenis rokok, mulai dari linting, filter, cerutu, maupun pipa.
Peningkatan risiko emfisema sangat bergantung pula dengan intensitas maupun jumlah tembakau dan ganja yang dihisap.
Selain perokok aktif, orang yang tidak merokok dan sering terpapar asapnya alias perokok pasif juga berisiko tinggi mengembangkan emfisema, lho.
2. Asap dan Debu Kimia
Kerusakan alveolus bisa disebabkan oleh paparan jangka panjang asap kimia maupun debu yang berasal dari produk industri. Produk yang dimaksud seperti, kapas, kayu, biji-bijian, maupun pertambangan.
Karena itu, orang yang bekerja di kawasan tersebut berisiko tinggi mengembangkan emfisema. Risiko mengidap emfisema kian meningkat jika pekerja industri terkait juga punya kebiasaan merokok.
Artikel Lainnya: Inilah Cara Membersihkan Paru-paru bagi Perokok Aktif
3. Paparan Polusi
Apakah kamu sering menghirup polusi udara yang berasal dari asap pembakaran ataupun knalpot kendaraan? Apabila ya, waspadalah karena paparan polusi merupakan salah satu biang penyebab emfisema.
Pasalnya, polutan (bahan pencemar udara) berkepanjangan dapat mengiritasi kantong udara kecil paru. Hal ini pada gilirannya menyebabkan kerusakan alveolus, sehingga mencetuskan emfisema.
4. Usia
Kerusakan alveolus pada penderita emfisema berkembang secara bertahap. Oleh karena itu, sebagian besar perokok yang mengidap penyakit paru, mulai merasakan gejala emfisema ketika berusia 40-60 tahun.
Disampaikan dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, hal ini terjadi karena fungsi paru menurun seiring bertambahnya usia. Meski begitu, dr. Iqbal menegaskan pertambahan usia hanyalah faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengidap emfisema.
“Penyebab utamanya tetaplah stressor dari lingkungan, seperti gaya hidup (merokok) dan polusi udara,” paparnya.
5. Kekurangan Protein Pelindung Paru
Kerusakan alveolus juga bisa disebabkan oleh defisiensi (kekurangan) protein yang melindungi struktur elastis paru, yaitu alpha-1-antitrypsin.
Alpha-1 antitrypsin adalah protein yang melindungi paru maupun hati dari bahaya iritasi maupun infeksi. Defisiensi alpha-1-antitrypsin terjadi karena adanya mutasi gen yang menyebabkan tubuh menghasilkan protein alpha-1 abnormal yang dikenal sebagai tipe ZZ.
Protein abnormal tersebut tidak dapat masuk ke aliran darah, sehingga kadar alpha-1-antitrypsin dalam darah terlalu rendah.
Ketika kadar alpha-1-antitrypsin dalam darah terlalu sedikit, paru-paru tidak memperoleh perlindungan yang cukup untuk mengatasi dampak buruk infeksi dan iritasi. Padahal, alpha-1-antitrypsin merupakan protein yang berperan penting melindungi paru-paru.
Alpha-1 antitrypsin melindungi paru dengan mengontrol enzim neutrofil elastase di organ pernapasan tersebut. Ini merupakan enzim yang sejatinya berperan melawan patogen (penyebab penyakit).
Artikel Lainnya: Kabar Baik, Temuan Mirip Sel Punca atau Stem Cell di Paru
Namun, ketika defisiensi alpha-1-antitrypsin terjadi, enzim neutrofil elastase tidak lagi dapat dikontrol untuk melawan patogen. Enzim ini justru berbalik menyerang sel-sel sehat, termasuk pada alveolus.
Akibatnya, alveolus mengalami kerusakan dan tercetuslah emfisema. Kondisi ini dinamakan sebagai emfisema defisiensi alfa-1-antitripsin.
Selain memicu kerusakan paru, defisiensi alfa-1 antitripsin juga menyebabkan protein abnormal di dalam hati menumpuk sehingga menyebabkan gangguan hati.
Defisiensi alpha-1 antitrypsin sendiri merupakan penyebab emfisema yang sangat jarang terjadi. Kondisi ini hanya dialami individu yang memiliki kedua orangtua dengan gen abnormal.
Jika hanya salah satu orang tua saja yang mewariskan gen abnormal, maka sang anak akan menjadi pembawa (carrier) gen abnormal.
Nah, sudah tahukan apa saja faktor penyebab emfisema. Jika kamu merupakan salah satu orang yang berisiko dengan penyakit ini, lakukan pemeriksaan segera. Utamanya, jika kamu mengalami sesak napas tanpa sebab selama berbulan-bulan.
Untuk kamu yang sehat, #JagaSehatmu dengan menghindari berbagai hal yang bisa merusak paru-paru.
Bila ada hal-hal yang ingin ditanyakan seputar penyakit paru ini, konsultasikan ke dokter. Kamu bisa memanfaatkan layanan Live Chat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.
Jika ingin tanya lebih lanjut seputar penyakit paru lainnya, konsultasi ke dokter via Live Chat.
(OVI/NM)
Referensi:
- Mayo Clinic. Diakses 2022. Emphysema.
- Cleveland Clinic. Diakses 2022. Alpha-1 Antitrypsin Deficiency.
Ditinjau oleh dr. Muhammad Iqbal Ramadha