Jika Anda memiliki keluhan berupa hidung tersumbat kronis (berlangsung lama), bentuk hidung tidak normal, sering mimisan, ataupun sleep apnea, dokter mungkin akan merekomendasikan turbinectomy.
Apa itu tindakan turbinectomy? Disampaikan dr. Dyah Novita Anggraini, turbinektomi adalah prosedur bedah untuk mengangkat sebagian atau seluruh turbinate alias konka yang menyumbat hidung.
Turbinate merupakan struktur tulang kecil di hidung yang ditutupi oleh jaringan kelenjar pembuluh darah dan saraf. Peran konka adalah untuk membersihkan, menghangatkan, serta melembapkan udara yang mengaliri hidung.
Sayangnya, turbinate dapat meradang dan membesar akibat alergi ataupun pilek. Hal ini menyebabkan hidung tersumbat, sehingga perlu dilakukan prosedur turbinektomi.
Artikel Lainnya: Faktor Penyebab Mimisan yang Berbahaya dan Perlu Diwaspadai
Mengenal Prosedur Turbinektomi
Dokter biasanya akan merekomendasikan operasi bedah turbinate, ketika gangguan hidung tidak dapat diatasi menggunakan pengobatan oral maupun topikal.
Sebelum turbinectomy dilakukan, dokter akan memeriksa kondisi kesehatan pasien, guna memastikan ketepatan diagnosis penyakit. Jika diagnosisnya sudah tepat, prosedur pengangkatan konka siap dilakukan.
Dokter Dyah mengatakan, dokter akan melakukan anestesi umum alias bius total terlebih dahulu, sehingga pasien tidak sadarkan diri selama prosedur berlangsung.
Operasi akan dila kukan melalui lubang hidung. Karena itu, turbinectomy tidak menimbulkan bekas luka di wajah.
Artikel Lainnya: Hidung Sering Tersumbat, Waspada Sinusitis Akut!
Untuk mengangkat turbinate, dr. Dyah mengatakan terdapat dua teknik operasi yang bisa diterapkan, yaitu diatermi dan trimming. Berikut penjelasannya:
Diatermi
Diatermi merupakan prosedur pengangkatan konka menggunakan arus listrik berfrekuensi tinggi.
Arus listrik tersebut bersumber dari frekuensi radio, kemudian dialirkan menuju jarum yang ditempatkan di permukaan turbinate ataupun di dalam jaringan. Nantinya, arus listrik akan memanaskan dan menghancurkan jaringan konka.
Trimming
Trimming merupakan teknik pembedahan yang dilakukan dengan memotong bagian bawah ataupun luar turbinate menggunakan alat bernama microdebrider.
Prosedurnya mungkin dilakukan dengan mengangkat beberapa tulang konka dan menggulung jaringan yang tersisa. Selanjutnya, dokter bedah akan menempatkan penutup di hidung, guna mencegah perdarahan.
Seluruh prosedur pengangkatan turbinate di atas bisa memakan waktu sekitar 1-2 jam.
Efek Samping Setelah Turbinektomi
Setelah operasi, gangguan hidung yang dikeluhkan pasien turbinectomy dapat menghilang. Umumnya, pasien dapat kembali pulih dan beraktivitas normal setelah tiga pekan.
Artikel Lainnya: Sleep Apnea Bisa Memperburuk Gejala COVID-19, Benarkah?
Meski begitu, lama waktu pemulihan akan sangat bergantung dengan level pembedahan. Pasalnya, beberapa orang mungkin akan mengalami efek samping setelah turbinektomi, seperti:
- Pembengkakan di area hidung, sekitar mata pipi, atau bibir atas
- Nyeri hidung
- Sakit kepala dan sensasi seakan hidung tersumbat
- Mati rasa di bagian ujung hidung, gusi, atau bibir atas
- Area hidung dan sekitar mata memar
Pada beberapa kasus yang jarang terjadi, turbinektomi bahkan bisa menyebabkan seseorang mengalami perdarahan di hidung berkepanjangan, demam, kesulitan bernapas, batuk berdarah, hingga kehilangan kesadaran.
Karena itu, jika Anda mengalami efek samping parah usai pengangkatan konka, segeralah hubungi rumah sakit terdekat.
Ingin tanya lebih lanjut seputar prosedur medis lainnya? konsultasi ke dokter via Live Chat.
(PUT/NM)
Referensi:
- Healthline. Diakses 2022. What to Expect with a Turbinectomy.
- Verywell Health. Diakses 2022. Understanding Your Nasal Turbinates.