Berdasarkan data dari Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2013, didapatkan bahwa prevalensi dari penderita asma mencapai 4,5 persen per mil. Sedangkan kelompok usia yang paling banyak didapati memiliki penyakit asma adalah kelompok usia antara 15–44 tahun. Kelompok usia tersebut merupakan kelompok usia produktif, dan tidak jarang melakukan perjalanan dengan pesawat.
Saat bepergian dengan pesawat, kadang para penderita asma dilanda rasa khawatir mengenai kemungkinan penyakit asma dapat kambuh di pesawat. Sebelum membahas kemungkinan ini, mari ketahui hal-hal seputar penyakit asma.
Asma merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya inflamasi kronis pada jalan napas. Inflamasi ini menyebabkan sekret saluran pernapasan menjadi berlebihan. Kondisi ini juga ditambah dengan kontraksi otot polos, sehingga menyebabkan jalan napas menjadi sempit.
Gejala asma adalah sesak napas dan batuk produktif, terutama pada malam hari atau menjelang pagi hari, dan bisa disertai rasa tertekan di dada. Saat serangan asma kambuh, tidak jarang ditemui bunyi mengi pada saat penderita asma bernapas, yang merupakan salah satu ciri khas penyakit asma.
Gejala asma umumnya akan semakin memburuk pada malam hari dan saat terjadi paparan terhadap alergen (debu, asap rokok, bulu binatang) atau saat sedang menderita ISPA (infeksi saluran pernapasan atas). Sebagian besar penderita asma bisanya memiliki riwayat alergi tertentu, serta memiliki orang tua dengan riwayat asma.
Serangan asma bisa dikategorikan berdasarkan derajat keparahannya, yaitu asma ringan/sedang, asma berat, dan juga asma dengan ancaman henti napas. Jika asma yang terjadi hanyalah ringan/sedang, hal ini tidak membahayakan nyawa karena penderita masih bisa bernapas walaupun sedikit mengalami kesulitan.
Namun yang kemudian menjadi masalah adalah ketika serangan asma terjadi dalam derajat yang berat, hingga ada ancaman henti napas. Dalam hitungan menit hingga jam, keadaan bisa semakin memburuk dan mengancam nyawa.
Lalu, bagaimana caranya agar kejadian ini bisa dicegah, terutama ketika Anda sedang berpergian menggunakan pesawat atau metode transportasi lainnya?
Selanjutnya
Berikut ini adalah tiga hal yang perlu diperhatikan:
- Persiapan sebelum perjalanan
Sebetulnya jika penderita asma yang secara umum sehat dan bugar, serta penyakitnya terkontrol dengan baik, biasanya tidak mengalami masalah saat melakukan perjalanan dengan pesawat udara.
Sebelum Anda melakukan perjalanan, pastikan untuk mempersiapkan segala sesuatunya sebelum berangkat. Bagi para penderita asma, periksa apakah obat pengontrol dan pelega asma yang dimiliki masih penuh atau sudah mau habis.
Untuk pengidap asma yang ringan dan cukup bugar untuk terbang, disarankan untuk selalu membawa obat-obatan yang penting di pesawat, khususnya inhaler yang mampu mengurangi gejala-gejala asma jika kambuh.
Jika sudah mau habis, segera kontrol ke dokter untuk mendapatkan obat yang baru. Setelah itu, buatlah catatan mengenai obat apa saja yang biasa Anda konsumsi, terutama obat-obatan anti-alergi dan anti-asma, lalu masukkan ke tas obat sehingga tidak ada yang tertinggal. Jika Anda akan berpergian jauh, ada baiknya untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
- Saat di pesawat
Bagi penderita asma yang bepergian dengan menggunakan pesawat, hal ini bisa jadi sesuatu yang menantang. Namun jangan khawatir, kuncinya adalah menghindari alergen tertentu yang dapat memicu asma sebelum melakukan perjalanan.
Saat Anda sudah berada di pesawat, jika Anda memiliki riwayat alergi tertentu seperti makanan atau pernah mengalami serangan asma berat, informasikan kondisi Anda tersebut ke awak kabin yang bertugas. Jangan lupa untuk membawa selalu obat pelega asma dekat dengan Anda, dan pastikan obat tersebut mudah dijangkau jika memang dibutuhkan.
- Setelah sampai di tujuan
Pastikan obat-obatan pelega asma berada dalam jangkauan, kemudian cari tahu mengenai rumah sakit terdekat yang mudah diakses selama Anda berpergian. Pencegahan ini penting, khususnya apabila Anda memiliki riwayat serangan asma berat. Dengan demikian, jika asma kambuh, Anda bisa dengan cepat pergi ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan.
Bagi para penderita asma, Anda tetap bisa bepergian dengan pesawat. Meski demikian, Anda harus hati-hati, terutama terhadap paparan alergen yang dapat memicu asma. Sebelum melakukan perjalanan, sebaiknya Anda kontrol ke dokter pastikan untuk membawa obat-obatan yang sekiranya diperlukan. Selamat menempuh perjalanan!
(RN/ RH)