Asma merupakan penyakit kronis yang melibatkan peradangan dan penyempitan jalan napas. Gejala yang biasa terjadi pada asma adalah mengi (suara seperti siulan yang terdengar ketika bernapas), rasa sesak di dada, napas pendek dan batuk.
Asma bisa terjadi pada segala usia, namun biasanya dimulai ketika kecil. World Health Organization (WHO) fact sheet menyebutkan bahwa terdapat 235 juta orang yang menderita asma di seluruh dunia, dan 80% penderita asma berada di negara dengan pendapatan rendah dan menengah, termasuk Indonesia.
Penyebab asma belum sepenuhnya diketahui. Namun demikian, hal yang diketahui bisa merangsang terjadinya asma adalah alergen (zat penyebab alergi), asap rokok, dan iritan kimiawi.
Hingga saat ini, pengobatan yang dapat menyembuhkan asma belum ditemukan. Namun, gejala asma dapat dikendalikan dengan terapi dan manajemen asma yang efektif, seperti minum obat sesuai anjuran dokter dan menghindari faktor pencetus yang menimbulkan asma kambuh.
Asma merupakan jenis penyakit kronis, dan pada beberapa kasus diperlukan obat pengontrol jangka panjang. Namun, banyak juga orang yang memilih untuk mencari terapi alternatif untuk mengobati asma. Biasanya, hal tersebut dilakukan karena beberapa penyebab, seperti ketidakpuasan akan obat modern dan pilihan pengobatan modern yang dilakukan, persepsi tentang terapi alternatif lebih aman dan alami, keinginan untuk mengurangi efek samping yang ditimbulkan pengobatan – contohnya kortikosteroid – dan penyebab-penyebab lainnya.
Beberapa tumbuhan dan binatang yang dipercaya sebagai obat tradisional yang dapat digunakan untuk mengobati asma dan bronkitis kronis adalah cicak.
Namun, Departemen Kesehatan Filipina menyatakan bahwa penggunaan cicak untuk menyembuhkan asma belum terbukti secara ilmiah. Efek samping yang dikhawatirkan dari menggunakan cicak sebagai obat asma adalah timbulnya masalah kesehatan baru.
Sebenarnya, terapi alternatif untuk membantu mengatasi masalah asma yang terjadi sangat bervariasi. Namun karena masih kurangnya uji klinis yang memadai, maka keamanan dan tingkat keampuhan terapi alternatif tersebut masih belum dapat dibuktikan.
Apabila Anda adalah orang yang mempertimbangkan terapi alternatif untuk asma, berikut beberapa pilihan terapi alternatif yang dapat Anda lakukan:
- Akupuntur
Beberapa studi menyebutkan bahwa gejala asma dapat membaik dengan akupuntur. Namun, kebanyakan dari penelitian tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan antara akupuntur untuk asma dengan akupuntur placebo untuk perbaikan gejala asma. Apabila Anda memutuskan untuk mencoba akupuntur sebagai terapi alternatif untuk membantu mengatasi masalah asma yang Anda alami, pilihlah klinik/akupunturis yang memiliki izin, tersertifikasi, dan akan lebih baik apabila orang yang menangani Anda juga merupakan seorang dokter.
- Latihan pernapasan
Beberapa latihan pernapasan yang digunakan untuk asma, termasuk yoga dan teknik pernapasan Buyteko, merupakan latihan pernapasan yang ditujukan untuk mengurangi hiperventilasi dan pengaturan napas. Teknik tersebut tidak memperbaiki reaksi alergi utama yang menyebabkan gejala asma. Namun, beberapa studi menyebutkan bahwa beberapa orang yang melakukan latihan pernapasan tersebut dilaporkan membaik gejala asmanya.
- Obat herbal
Obat herbal merupakan jenis obat yang sangat populer digunakan untuk mengobati masalah asma di daerah Asia. Namun, penggunaan obat herbal ini sebenarnya masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Jadi apabila Anda memilih untuk menggunakan obat herbal, gunakanlah secara hati-hati dan selalu diskusikan penggunaan obat herbal ini dengan dokter Anda. Di samping itu, Anda juga perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
- Dosis dan kualitas
Muatan obat herbal sering tidak terstandardisasi, dan bervariasi untuk kualitas maupun kekuatannya. Obat herbal mungkin mengandung bahan yang tidak terdaftar, dan bisa saja mengandung kontaminan.
- Efek samping
Efek samping yang ditimbulkan obat herbal dapat bervariasi, mulai dari efek yang ringan hingga efek yang berat sekalipun, tergantung jenis dan dosis yang dikonsumsi. Seperti yang dimuat dalam situs mayoclinic.com, obat herbal untuk asma yang mengandung ephedra atau semacamnya harus sedapat mungkin Anda hindari. Pasalnya, obat yang memiliki kandungan tersebut dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi – sehubungan dengan kejadian serangan jantung dan stroke.
- Interaksi dengan obat lain
Banyak yang berpendapat bahwa obat herbal dan produk organik pada suplemen aman untuk digunakan. Perlu Anda ketahui, beberapa penelitian justru menunjukkan bahwa produk tersebut memiliki bahaya yang sama dengan bahan aktif lainnya, dan beberapa obat herbal juga dapat berinteraksi dengan obat jenis lain. Jadi, ada baiknya jika Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum Anda mengonsumsi obat-obatan jenis ini.
- Pijat dan terapi relaksasi
Selain pijat, terapi relaksasi seperti meditasi, terapi biofeedback, hypnosis dan relaksasi otot progresif dipercaya dapat membantu mengatasi masalah asma yang Anda alami. Walaupun teknik tersebut dapat mengurangi stres dan meningkatkan kebugaran, namun efeknya secara langsung untuk asma masih belum jelas diketahui.
- Vitamin dan suplemen
Perlu penelitian lebih lanjut untuk menentukan efek vitamin dan suplemen dalam membantu memperbaiki gejala asma. Namun, tiga hal yang mungkin dapat membantu masalah asma, misalnya antioksidan, asam lemak omega-3 dan vitamin D. Namun demikian, hal terpenting untuk membantu Anda mendapatkan gizi yang seimbang adalah dengan mengonsumsi variasi makanan yang baik, dan menggunakan bahan makanan segar yang tidak berpengawet.
Sebagai kesimpulan, belum ada penelitian definitif terkait keamanan dan keampuhan semua terapi alternatif yang telah disebutkan di atas. Oleh karena itu, akan lebih baik jika Anda dapat berkonsultasi dengan dokter sebelum Anda memulai terapi alternatif untuk membantu mengatasi masalah asma yang Anda alami. Dan yang paling penting adalah jangan pernah menghentikan terapi medis atau tindakan medis lain yang dilakukan untuk membantu mengatasi masalah asma yang Anda alami.