Silikosis merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan karena terlalu banyak menghirup debu silika. Penyakit progresif ini dapat membuat Anda batuk hingga sesak napas.
Jika diabaikan, silikosis paru dapat meningkatkan risiko komplikasi penyakit berbahaya. Seperti apa? Selengkapnya simak penjelasan medis berikut.
Penyebab Silikosis Paru
Kristal silika atau dikenal sebagai silikon dioksida dapat ditemukan pada beragam produk bahan bangunan, seperti beton, pasir, mortar, granit, hingga batu buatan.
Saat bahan bangunan tersebut diolah, dipotong, dibor, maupun digiling, hal ini menyebabkan debu silika beterbangan.
Artikel Lainnya: Mengenal Bagian Paru-Paru dan Fungsinya dalam Menunjang Kehidupan
Jika pekerja tidak melindungi diri dengan pencegahan tepat, debu silika dapat terhirup dan mengancam kesehatan.
Berdasarkan Very Well Health, menghirup paparan debu silika selama bertahun-tahun dapat menyebabkan jaringan parut di dalam paru-paru.
Pada dasarnya, jaringan parut terbentuk karena paru-paru berusaha memperbaiki diri. Namun, kondisi ini justru mengakibatkan paru tidak dapat bekerja normal seperti sediakala. Akibatnya, silikosis paru bisa terjadi.
Silikosis paru rentan dialami orang dengan profesi antara lain tukang batu, pekerja tambang, orang yang bekerja di industri minyak dan gas, pekerja konstruksi tertentu (pengaspal jalan), dan sebagainya.
Komplikasi Silikosis Paru
Seiring perkembangannya, silikosis paru dapat mengakibatkan komplikasi penyakit. “Komplikasi lanjutannya adalah peningkatan risiko penyakit paru, misalnya tuberkulosis paru dan infeksi paru lain,” jelas dr. Atika.
Beberapa pengidap silikosis juga bisa mengalami gejala penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Selain itu, silikosis dapat menyebabkan skleroderma, lupus, rheumatoid arthritis, hingga gangguan ginjal.
Artikel Lainnya: Bisakah Manusia Hidup dengan Sebelah Paru? Ini Faktanya
Bisakah Pengidap Silikosis Paru Sembuh?
Dokter Atika mengatakan, tidak ada cara mengembalikan jaringan paru yang rusak karena paparan silika kronik.
“Hal yang bisa dilakukan hanya tindakan suportif dan pencegahan gangguan paru lebih lanjut maupun gangguan paru lain, seperti terapi oksigen, obat pelebar bronkus, antibiotik bila perlu, hingga transplantasi paru,” terangnya.
“Penderita silikosis juga dapat menjaga kesehatan paru dengan menunjang gaya hidup sehat. Misalnya, tidak merokok maupun menghindari paparan asap rokok,” lanjut dr. Atika.
Itu dia bahaya silika penyebab silikosis paru. Jika ingin tanya lebih lanjut seputar infeksi paru, konsultasi ke dokter via LiveChat.
(FR/AYU)