Pernapasan

Tips agar Tidak Tertular Penyakit Pernapasan di Musim Kemarau

Ruri Nurulia, 03 Jun 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Saat musim kemarau, penyakit pernapasan adalah penyakit yang sering dikeluhkan. Agar tidak tertular, lakukan serangkaian tips berikut ini.

Tips agar Tidak Tertular Penyakit Pernapasan di Musim Kemarau

Meski masih sering diwarnai hujan, sebetulnya Indonesia sudah masuk pada musim kemarau. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) awal musim kemarau dimulai pada akhir April–Juni 2018, dengan perkembangan daerah akan bertambah dari bulan ke bulan. Sedangkan puncak musim kemarau sendiri diprediksi terjadi pada bulan Agustus-Septermber 2018.

Musim kemarau tak hanya membawa kekeringan, tapi banyaknya debu yang beterbangan juga sering mengakibatkan timbulnya beberapa penyakit pernapasan. Saat musim kemarau, terjadi suhu yang cukup panas sehingga membuat daya tubuh Anda cenderung menurun. Selain itu, udara kering, sumber air yang berkurang, dan banyaknya debu membuat Anda mudah terserang beberapa penyakit.

Waspada Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Dikatakan oleh dr. Andika Widyatama dari KlikDokter, saat musim kemarau, hujan bisa tidak turun dalam waktu yang lama. Debu-debu yang beterbangan di udara yang Anda hirup berpotensi mengakibatkan iritasi pada saluran pernapasan, sehingga Anda berisiko mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

ISPA adalah salah satu jenis penyakit infeksi yang paling sering menyerang kesehatan masyarakat dengan penularan yang sangat cepat, dan merupakan infeksi yang terjadi pada salah satu atau lebih bagian saluran pernapasan. Ini termasuk hidung, faring (tekak atau persimpangan hidung dan tenggorokan), laring (pangkal tenggorokan), sinus, tenggorokan, bronkus (batang tenggorokan), hingga paru-paru. Kondisi ini dapat umumnya berlangsung kurang dari tiga minggu.

Umumnya, ISPA dibagi lebih lanjut menjadi infeksi saluran pernapasan atas, yang mencakup infeksi pada hidung, sinus, dan tenggorok, dan infeksi pada saluran pernapasan bawah, yang mencakup infeksi pada bronkus dan paru-paru.

ISPA dapat disebabkan oleh virus maupun bakteri. Salah satu jenis ISPA yang paling sering ditemui adalah common cold, yang ditandai dengan gejala batuk dan pilek.

ISPA merupakan istilah untuk banyak penyakit infeksi di saluran pernapasan. Berikut ini adalah penyakit yang termasuk dalam ISPA:

  • Common cold atau pilek.
  • Influenza.
  • Sinusitis atau rinosinusitis (kombinasi dari rinitis dan sinusitus).
  • Tonsilitis (radang amandel), faringitis (radang tenggorokan), atau tonsilofaringitis (disertai peradangan pada amandel).
  • Strep throat, yaitu  sakit tenggorokan yang akibat infeksi bakteri Streptococcus
  • Abses peritonsil atau munculnya kantung berisi nanah di antara amandel dan dinding tenggorok.
  • Otitis media akut (infeksi telinga tengah).
  • Epiglotitis, yaitu  infeksi pada epiglotis (tulang rawan yang berfungsi sebagai katup antara saluran makan dan saluran pernapasan).
  • Trakeitis, yaitu infeksi pada saluran napas utama (trakea) karena bakteri
  • Bronkitis, yaitu  infeksi yang menyebabkan iritasi dan peradangan pada area bronkus di paru-paru.
  • Bronkiolitis, infeksi saluran napas yang menyebabkan terjadinya radang dan penyumbatan di dalam bronkiolus atau saluran pernapasan kecil di dalam paru-paru. Kondisi ini umumnya dialami oleh bayi sampai anak-anak usia dua tahun ke bawah.
  • Pneumonia, atau dikenal juga sebagai paru-paru basah, merupakan peradangan yang terjadi pada jaringan paru-paru.
  • Pleuritis atau peradangan pada pleura, yaitu lapisan tipis yang membungkus paru-paru.

Menurut pernyataan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), ISPA umumnya ditularkan melalui droplet (saat batuk atau bersin, lalu terhirup orang lain). Meski demikian, pada sebagian patogen ada juga kemungkinan penularan melalui cara lain, seperti melalui kontak dengan tangan atau permukaan yang terkontaminasi.

Pengendalian dan Mencegah Penularan ISPA

Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan supaya terhindar dari ancaman ISPA:

1. Perhatikan kebersihan tangan 

Bersumber dari WHO, bila tangan jelas terlihat kotor atau terkontaminasi oleh bahan yang mengandung protein, tangan harus dicuci dengan sabun dan air mengalir. Jika tangan tidak terlihat kotor atau terkontaminasi, gunakan antiseptik berbasis alkohol untuk dekontaminasi tangan rutin. Pastikan tangan kering sebelum memulai aktivitas.

Kementerian Kesehatan menganjurkan untuk membiasakan mencuci tangan pada waktu-waktu penting seperti sebelum makan, sebelum memegang/ mengolah/ menyiapkan makanan, setelah buang air besar, setelah menceboki anak, serta setelah kontak dengan hewan dan tanah. Selain itu, hendaknya membiasakan untuk menggunting atau membersihkan kuku secara teratur.

2. Daya tahan tubuh memegang peranan penting

Virus common cold dan virus influenza ada di sekitar Anda, sehingga infeksi sangat mudah terjadi. Untuk mencegah infeksi dan mempercepat pertumbuhan, daya tahan tubuh sangat berguna untuk melawan infeksi. Ketika daya tahan tubuh kurang baik, kondisi ini dapat mempermudah terjadinya infeksi dan memperberat infeksi virus.

Untuk meningkatkan daya tahan tubuh, dr. Fiona Amelia, MPH, dari Klikdokter memberi Anda anjuran untuk:

  • Tidur cukup dan menjaga pola tidur. Jumlah jam tidur orang dewasa yang dianjurkan adalah 7–9 jam per hari. Hindari begadang sebisa mungkin.
  • Kurangi pikiran-pikiran negatif dan kelola stres dengan baik.
  • Konsumsi suplemen dan perhatikan diet Anda. Pastikan Anda mengonsumsi cukup vitamin D yang dapat meningkatkan imunitas tubuh, yang bisa didapat dari ikan salmon dan tuna. Jangan abaikan konsumsi vitamin C yang berfungsi sebagai antioksidan seperti jeruk dan jambu biji. Pastikan juga untuk memenuhi kebutuhan mineral zink yang sangat baik untuk menjaga kondisi saluran pencernaan, yang mana sebagian besar daya tahan tubuh terdapat di sana. Jika saluran cerna bermasalah, Anda jadi mudah terserang infeksi.

3. Etika batuk dan bersin yang benar

Selalu patuhi etika batuk dan bersin untuk mencegah sekresi pernapasan. Jika Anda batuk atau bersin, pastikan untuk menutup hidung dan mulut Anda dengan tisu, buang tisu yang sudah dipakai, dan segera bersihkan tangan. Sebaiknya gunakan masker jika Anda sedang batuk, pilek, atau flu.

Jika saat batuk atau bersin Anda tidak memegang tisu, alihkan wajah ke lengan bagian atas atau siku—bukan menutupi mulut atau hidung dengan tangan. Ini karena bagian lengan atas atau siku jarang melakukan kontak baik dengan benda (seperti gagang pintu, alat makan, telepon, dan lain-lain) maupun orang lain seperti saat bersentuhan atau bersalaman.

4. Pakai masker dan jaga kebersihan rumah

Untuk mencegah serangan ISPA, dr. Karin Wiradarma, juga dari dari KlikDokter, menganjurkan Anda menggunakan masker saat berada di luar ruangan, khususnya pengendara sepeda motor, dan ketika berada di tengah keramaian. Jika seseorang di tempat yang ramai menderita ISPA, ia dapat dengan mudah menulari orang-orang di sekitarnya. Selain itu, pastikan Anda rajin membersihkan lingkungan rumah dengan membersihkan sarang debu dan menjaga sirkulasi udara ruangan dengan ventilasi yang memadai.

5. Cegah dengan vaksinasi

Saat ini ada tiga vaksin yang tersedia, yaitu dua vaksin untuk pneumonia (PCV dan PPV) dan satu vaksin untuk flu. Ketiga vaksin tersebut dapat melindungi Anda dari kedua ISPA ini. Meski demikian, sebelum melakukan vaksinasi sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi tubuh Anda. 

6. Hindari merokok

Merokok dapat berdampak buruk terhadap paru-paru sehingga dapat membuat Anda terinfeksi lebih mudah. Kandungan bahan berbahaya dari rokok tak hanya dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada perokok, tapi juga orang-orang di sekitarnya.

Kebiasaan merokok orang tua di dalam rumah juga dapat menjadikan balita sebagai perokok pasif yang selalu terpapar asap rokok. Rumah yang orang tuanya mempunyai kebiasaan merokok berpeluang meningkatkan kejadian ISPA sebesar 7,83 kali dibandingkan dengan rumah balita yang orang tuanya tidak merokok di dalam rumah.

Meski ISPA dapat menular dengan cepat, tapi sebetulnya penyakit ini dapat dengan mudah dicegah. Jalani gaya hidup sehat dengan pola makan bergizi seimbang, rutin berolahraga, serta menjaga daya tahan tubuh agar terhindar dari infeksi. Selain itu, patuhi etika batuk dan bersin, perhatikan kebersihan tangan, pakai masker untuk beraktivitas di luar rumah, lakukan vaksinasi, hindari merokok, dan senantiasa menjaga kebersihan rumah dapat melindungi Anda dari penularan penyakit pernapasan saat musim kemarau.

(RH)

Batuk
gangguan pernapasan
penyakit pernapasan
musim kemarau