Asma saat hamil perlu mendapatkan penanganan medis secara saksama. Menurut Centers for Disease Control and Prevention, asma menyerang 4-12 persen wanita hamil.
Puncak keluhan sesak napas akibat asma banyak terjadi di usia kehamilan 24-36 minggu. Sedangkan, pada sekitar 10 persen lainnya, serangan asma terjadi saat proses persalinan.
Perubahan hormon saat kehamilan diduga menjadi pemicu asma yang kerap kambuh.
Serangan asma pada wanita hamil perlu mendapat perhatian khusus, karena bisa menyebabkan komplikasi pada ibu dan janin.
Beberapa komplikasinya antara lain tekanan darah tinggi, kelahiran prematur, gagal napas, kematian janin dalam kandungan (stillbirth), dan gangguan perkembangan janin.
Penting bagi wanita hamil untuk mengetahui cara mengatasi asma saat hamil. Simak ulasannya di bawah ini!
1. Tetap Tenang, Jangan Panik
Saat serangan sesak napas muncul, berusahalah tetap tenang. Pastikan Anda duduk dengan posisi nyaman, longgarkan pakaian, dan atur napas secara perlahan.
Usahakan bernapas dari hidung dan keluarkan perlahan dari mulut. Sebab, semakin terburu-buru mengatur napas, semakin sedikit pula oksigen yang akan masuk ke tubuh.
2. Minta Bantuan
Sembari mengatur napas, jangan tunda untuk meminta bantuan orang sekitar. Kalau memungkinkan, segera hubungi fasilitas kesehatan terdekat untuk pertolongan yang lebih intensif.
Artikel lainnya: Ibu Sesak Napas Saat Hamil, Ini Efeknya pada Janin
3. Gunakan Obat Pereda Asma
Pastikan Anda memiliki obat pelega seperti inhaler untuk berjaga-jaga bila kekambuhan terjadi. Biasanya, dokter akan membekali obat-obatan pengontrol dan pelega untuk mengendalikan asma.
Umumnya, obat-obatan untuk mengendalikan asma bersifat aman bagi ibu dan janin. Jadi, jangan takut menggunakan obat tersebut, asalkan sesuai dosis dan petunjuk dokter.
Apabila konsumsi obat tidak mengurangi keluhan sesak, sebaiknya segera pergi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat pertolongan sesuai diagnosis.
4. Lakukan Vaksinasi Influenza
Penting bagi wanita hamil dengan asma untuk melakukan pencegahan ekstra. Salah satunya dengan mendapatkan vaksinasi influenza.
Anda dapat melakukan vaksinasi influenza pada trimester pertama, kedua, atau ketiga. Vaksin Influenza relatif aman untuk wanita hamil.
Artikel lainnya: Rutin Senam Pernapasan Bisa Atasi Sesak Napas Saat Hamil
5. Kontrol Penyakit GERD
Wanita hamil rentan terkena GERD. Karena, perubahan hormon dapat menyebabkan sistem pencernaan menjadi lebih lambat.
Otot yang mendorong makanan ke kerongkongan juga bergerak lebih lambat. Kemudian, posisi janin yang berkembang dapat mendorong lambung, sehingga menyebabkan refluks asam.
GERD dapat memicu munculnya asma pada wanita hamil. Hindari risiko GERD dengan makan dalam porsi kecil, tidak berbaring sebelum tiga jam setelah makan, tidak minum kopi, serta hindari makanan asam dan pedas.
6. Rutin Kontrol ke Dokter
Meski serangan sudah teratasi serta tidak ada lagi keluhan sesak dan bunyi mengi, tetaplah memeriksakan diri ke dokter untuk evaluasi. Dokter akan menyarankan cara mengatasi asma saat hamil yang lebih efektif.
Meskipun tampak ada perbaikan, gejala asma yang muncul pada wanita hamil jauh lebih berbahaya dibandingkan pada orang normal.
Sekali pun tidak muncul keluhan, jangan lupa lakukan pemeriksaan rutin setiap bulan untuk penilaian fungsi paru-paru (spirometri), efektivitas obat, dan kondisi janin agar komplikasi dapat dihindari.
Serangan asma saat hamil memang bisa datang kapan saja. Dengan mengetahui faktor penyebabnya (seperti debu, asap), rutin olahraga, dan minum obat pengontrol secara teratur, kekambuhan asma dapat ditekan.
Jangan lupa, Anda yang punya riwayat penyakit asma dan sedang merencanakan kehamilan perlu berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter. Hal ini agar kehamilan berjalan nyaman dan terhindar dari komplikasi akibat asma.
Konsultasi awal ke dokter seputar kehamilan bisa lebih cepat dengan Live Chat dari KlikDokter.
(FR/JKT)