Tahukah Anda bahwa tuberkulosis paru (TB paru) menyebabkan 1,5 juta kematian pada tahun 2018 di seluruh dunia? Bahkan di Indonesia, penyakit TB Paru merupakan satu dari 10 penyebab kematian. Jumlah penderita TB paru di Indonesia merupakan terbanyak ketiga di dunia.
Penyakit TB paru perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan gangguan pernapasan berat, bahkan kematian. Apa saja bahaya TB Paru? Yuk, kita simak penjelasannya.
Bahaya TB Paru
TB paru terjadi ketika kuman Mycobacterium tuberculosis menyerang paru-paru. Kuman TB masuk ke dalam saluran pernapasan, kemudian akan menyebabkan infeksi pada organ paru. Beberapa gejala penyakit ini antara lain:
- Batuk selama lebih dari 3 minggu (bisa disertai dengan darah).
- Demam yang tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
- Penurunan nafsu makan dan berat badan.
- Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
- Kalau ada cairan di rongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit di bagian dada.
Penting untuk dipahami bahwa ada perbedaan antara terinfeksi TB (TB laten) dan memiliki penyakit TB paru aktif. Seseorang yang terinfeksi TB memiliki kuman TB dalam tubuhnya, tapi belum tentu berkembang menjadi TB aktif.
Artikel lainnya: Mirip TB Paru, Ini Bedanya Penyakit Paru Interstisial
Sistem kekebalan tubuh melindungi orang tersebut dari kuman sehingga tidak jatuh sakit. Inilah yang disebut sebagai TB laten. Sementara itu, penyakit TB aktif adalah ketika seorang mendapatkan infeksi TB dan menunjukkan gejala seperti batuk, sesak, dan demam.
Sampai saat ini, TB paru masih menjadi masalah di Indonesia. Mengapa TB Paru perlu diperhatikan secara serius? Berikut beberapa alasannya:
- Menyebabkan gangguan pernapasan berat. Orang yang terinfeksi TB paru memiliki risiko mengalami kerusakan paru. Kondisi ini terjadi akibat peradangan tubuh dalam upaya membasmi kuman.
Paru pasien bisa berubah menjadi jaringan parut dan menyebabkan gangguan fungsi pertukaran udara. Pada keadaan yang berat, paru dapat mengalami kerusakan berat sehingga memerlukan bantuan alat bantu pernapasan.
- Dapat menyebar ke berbagai organ lain. Kuman Mycobacterium tuberculosis dapat menyebabkan infeksi pada berbagai organ. Ketika seseorang menghirup bakteri TB, bakteri tersebut dapat mengendap di paru-paru dan mulai tumbuh.
Dari organ paru, kuman TB dapat bergerak ke bagian organ lain dari tubuh, seperti ginjal, tulang belakang, dan otak. Penyebaran kuman ini lebih mudah terjadi pada orang dengan penurunan sistem imunitas. Misalnya, penderita HIV atau pasien yang mendapatkan terapi penekan sistem imun.
- Risiko TB resisten obat. Saat ini terdapat jenis kuman TB baru yang resisten terhadap pengobatan. Kuman ini tidak mempan dengan pengobatan standar yang ada.
Salah satu penyebab resistensi obat adalah penggunaan obat yang tidak sesuai aturan. Misalnya, penghentian asupan obat sebelum waktunya.
Artikel lainnya: Agar Tak Salah, Ini Cara Membedakan Kanker Paru dan TB
Mengenali Cara Penularan TB Paru
Yang wajib Anda ketahui, TB Paru adalah penyakit menular. Bakteri TB dapat bersirkulasi di udara ketika seseorang dengan penyakit TB Paru batuk, berbicara, atau bernyanyi. Orang-orang terdekat pasien dapat menghirup bakteri ini dan ikut terinfeksi.
Penularan TB Paru biasanya terjadi di antara orang yang berhubungan dekat dan memiliki kontak dalam waktu lama, misalkan anggota keluarga dari pasien TB. Di sinilah pentingnya pola hidup bersih dalam pencegahan penyakit.
Selain itu, jika memiliki keluarga, teman, atau tetangga yang menderita TB, Anda tak perlu menjauhi mereka. Hanya saja, pastikan penderita berobat dan berpola hidup sehat. Pengobatan yang tepat dapat menyembuhkan infeksi TB sehingga memutus mata rantai penularan kuman ini.
Pastikan juga rumah Anda memiliki sirkulasi udara yang baik. Caranya, buka jendela rumah dan kamar Anda. Biarkan sinar matahari masuk ke dalam ruangan.
Karena penyakit ini ditularkan melalui udara, penderita juga harus selalu mengenakan masker. Penderita juga harus mengeluarkan dahak di tempat yang seharusnya dan dapat langsung dikuras air untuk mencegah penularan.
Ingatkan juga penderita untuk tidak meludah sembarangan di jalan-jalan atau tempat-tempat umum. Lakukan pula etika batuk yang tepat dengan menutup mulut saat batuk atau bersin.
Kalau Anda menunjukkan gejala TB paru, seperti batuk, sesak, dan demam, segeralah berobat. Terlebih jika Anda adalah kelompok berisiko, seperti tinggal di daerah padat penduduk dan orang yang sering berkontak dengan penderita TB dan tenaga medis. Intip info kesehatan lainnya di aplikasi KlikDokter.
[HNS/RPA]