Bagi sebagian orang, menerima kritik bukanlah hal mudah, terlebih bagi seorang anak yang emosinya belum matang. Itu sebabnya, cara mengkritik anak harus diperhatikan orang tua demi membangun karakter si kecil.
Pada masa tumbuh kembang, anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar sehingga muncul dorongan untuk mengeksplorasi banyak hal baru.
Pada kesempatan ini, kemungkinan anak membuat kesalahan sangat tinggi karena banyak yang belum dia tahu. Di saat inilah, orang tua memberikan kritik kepada anak.
Sayangnya, terkadang cara mengkritik anak kurang tepat sehingga berdampak pada emosinya. Berikut adalah panduan cara mengoreksi dan mengkritik anak yang tepat.
1. Hindari Kritik yang Menghakimi
Hal tersering dilakukan dan sayangnya tidak disadari orang tua dalam mengkritik adalah menghakimi atau memberikan “label” pada anak. Hindari kata-kata menghakimi saat mengkritik anak seperti “kamu bodoh”, “kamu anak nakal”, dan sebagainya.
Perlu Anda ketahui bahwa emosi anak-anak belumlah matang layaknya orang dewasa. Kata-kata negatif dan menghakimi seperti di atas akan menempel dan anak merasa dirinya demikian.
Artikel lainnya: 4 Jenis Pola Asuh dan Dampaknya pada Karakter Anak
2. Sampaikan Kritik secara Jelas
Cara mengkritik anak yang baik adalah dengan menyampaikannya sejelas mungkin. Artinya, kesalahan yang dilakukan anak atau hal yang tidak Anda setujui disampaikan secara jelas tanpa basa-basi. Misalnya, “memukul teman bukan hal baik”.
Anak tidak akan paham jika Anda menyampaikan kritik secara tersirat ataupun berbelit-belit.
3. Dengarkan Pendapat dan Pahami Perasaannya
Setelah Anda mengkritik anak, tanyakan kembali pendapat atau alasan terhadap kesalahan yang dilakukannya dan bagaimana perasaannya. Dengarkan dengan saksama dan pahami perasaan anak Anda.
Dengan begitu, si kecil akan merasa dihargai dan Anda juga melatih untuk mengelola emosinya lebih baik.
4. Berikan Pujian untuk Hal Baik yang Dilakukan Anak
Salah satu cara mengkritik anak lainnya adalah dengan teknik “sandwich”, yaitu awali dan akhiri kritikan dengan pujian. Contohnya, “Mama senang adik bisa bermain dengan teman hari ini, tapi memukul teman saat bermain itu tidak baik. Lain waktu, main dengan lebih baik, ya”.
Anak menjadi tidak terfokus pada kesalahannya, tapi juga merasa dihargai akan hal baik.
5. Beritahu Konsekuensi Kesalahan Anak
Ada saatnya anak melakukan kesalahan karena tidak mengerti akibat yang ditimbulkan dari kesalahan tersebut.
Artikel lainnya: Manfaat Slow Parenting atau Pola Asuh Lambat Bagi Anak
Contohnya dibandingkan langsung mengatakan “jangan menonton televisi terlalu dekat”, lebih baik katakan “Menonton televisi terlalu dekat bisa merusak penglihatanmu. Menonton televisinya lebih jauh, ya”.
6. Beritahu Bahwa Tidak Apa-apa Membuat Kesalahan
Penting bagi orang tua menjelaskan kalau tidak apa-apa berbuat kesalahan karena itu akan membuat seseorang belajar menjadi lebih baik. Anda juga penting memberikan pengertian bahwa kritikan ditujukan untuk mengubah situasi atau perilaku. Sifat kritikan tidak menetap sehingga tak akan diungkit kemudian hari.
7. Sampaikan dengan Sabar dan Penuh Kasih Sayang
Jika ingin mengkritik anak, lakukanlah dengan sabar dan penuh kasih sayang. Terkadang orang tua keburu tidak sabar sehingga menegur dengan keras atau nada tinggi.
Berikan kritik dengan penuh kasih sayang, kontak mata, ataupun berlutut. Jangan lupa untuk memberikan si kecil pelukan agar kritik tidak menjadi momok baginya.
Cara mengkritik anak yang baik perlu Anda terapkan. Langkah yang salah dalam menegur akan memengaruhi emosi anak.
Akibatnya, anak bisa menjadi tidak percaya diri, murung, takut membuat kesalahan atau mencoba hal baru, bahkan memendam sakit hati.
Yuk, pantau kesehatan si kecil melalui fitur Tumbuh Kembang Anak dari aplikasi KlikDokter.
[HNS/JKT]