Apa yang harus saya lakukan di kamar bersalin saat istri sedang mengejan? Bagaimana jika nanti saya tiba-tiba mual? Haruskah saya memotong tali pusat anak saya? Itulah tiga dari banyak pertanyaan yang sering menghinggapi para suami siaga jelang persalinan istri, apalagi jika ini pertama kalinya menjadi seorang ayah. Saking gugup dan khawatirnya, bukan tak mungkin suami jadi ikut-ikutan ‘brojol’!
Anda tentu pernah mendengar cerita seorang suami jatuh pingsan saat melihat istrinya melahirkan. Untuk mempersiapkan hal-hal di luar dugaan seperti itu, terkadang yang Anda butuhkan adalah saran dari teman-teman yang pernah mengalaminya ketimbang detail-detail teknis dari buku panduan persalinan.
Jika Anda berpikir harus siap seratus persen untuk persalinan, tunggu dulu. Kenyataannya, tidak ada seorang pun yang betul-betul siap dan tidak ada yang salah dengan itu. Melahirkan adalah suatu proses yang intens dan menyakitkan, bahkan mengerikan untuk sebagian besar orang.
Namun, bukan berarti Anda jadi mempersiapkan segala sesuatunya dengan ala kadarnya. Perencanaan matang tetaplah penting. Dilansir WebMD dan Parents, ini hal-hal yang harus Anda perhatikan jelang persalinan sebagai seorang suami siaga:
1. Cari tahu mengenai proses persalinan
Untuk para suami siaga, belajar mengenai hal-hal umum soal persalinan di kelas persiapan melahirkan sangat dianjurkan. Di sana, Anda bisa berkonsultasi segala hal dengan para doula. Mengetahui apa yang akan terjadi saat melahirkan dapat membuat Anda tenang. Jika tak punya waktu untuk mengikuti kelas, cari informasi melalui buku, internet, atau mengobrol dengan teman-teman Anda yang sudah lebih dulu jadi orang tua.
2. Siap-siap untuk menunggu
Banyak wanita yang harus berjuang mengalami kontraksi selama berjam-jam sebelum melahirkan. Bawalah iPod atau alat hiburan lainnya agar tidak bosan atau untuk mengalihkan istri yang sedang merasa tak nyaman. Apabila istri Anda dibius epidural, tetap temani dengan mengajaknya bicara atau melakukan permainan kecil yang menyenangkan.
3. Bantu memonitor kontraksi
Saat kontraksi, istri Anda yang sedang mengalaminya tidak bisa melihat layar cardiotocography yang terpasang, tapi Anda bisa. Ini artinya Anda bisa menenangkan istri dengan menggambarkan kapan angkanya naik dan kapan surut. Menjelaskan situasi yang sedang terjadi kepada istri Anda dapat membuatnya merasa memiliki kontrol, apalagi di tengah suasana jelang persalinan yang chaos.
4. Membimbing istri
Di tengah proses melahirkan, Anda dapat membantu istri tetap rileks, menyemangati, dan hal-hal lainnya yang diperlukan istri. Kontak fisik seperti menggenggam tangan dan mengusap keningnya dapat sangat berarti (tapi ingat juga, ada wanita yang tak suka disentuh saat melahirkan). Pertimbangkan untuk membawa anggota keluarga lain untuk membantu saat Anda butuh makan atau istirahat, mengingat persalinan bisa berlangsung lama.
5. Tetap menemani
Usai persalinan, istri Anda beristirahat di kamar, bayi Anda dibawa ke nursery room, dan Anda telah mengontak keluarga besar untuk mengabarkan kelahiran si Kecil. Lalu apakah ini artinya Anda boleh tidur juga? Belum. Setelah melahirkan, istri Anda masih membutuhkan perawatan serta perhatian dari Anda untuk bisa pulih cepat. Tunjukkanlah bahwa Anda mencintainya dengan membawakan buket bunga, cokelat, atau boneka.
Selanjutnya bagi para suami siaga, siapkan diri Anda untuk menjadi orang tua dan salam hangat untuk si Kecil. Happy Daddy-ing!
(RH)