Anda pasti tahu rasanya saat seseorang mengatakan “terima kasih”, “tolong”, dan “maaf”. Kata-kata ini kerap dianggap sebagai "tiga kata ajaib” yang mampu menyihir pendengarnya. Sebab, kata-kata tersebut mampu mengubah persepsi atau prasangka Anda terhadap lawan bicara dalam seketika.
Hal ini juga berlaku bagi anak-anak. Kata-kata ini dapat meningkatkan keterampilan bersosialisasi si Kecil yang akan memudahkannya untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Kata-kata ini memungkinkan mereka untuk berinteraksi secara efektif dengan rekan sebayanya, serta mendorong timbulnya respons yang positif dan perasaan diterima.
Meski demikian, mengajarkan anak untuk berkata sopan memang tidak mudah, butuh waktu, kesabaran, dan konsistensi untuk bisa memasukkan kata-kata tersebut ke dalam kosakata si Kecil dan menjadikannya sebuah kebiasaan.
Untuk membuat buah hati Anda menjadi pribadi yang sopan, tentunya Anda memerlukan kiat-kiat khusus yang harus dilakukan. Terapkan berbagai hal berikut ini agar si Kecil tumbuh menjadi pribadi yang memiliki tata krama baik.
Artikel Lainnya: Tips Tumbuhkan Rasa Empati pada Anak
1. Beri motivasi si Kecil untuk mempelajarinya
Pertama-tama, bangun motivasi anak untuk belajar menggunakan kata-kata tersebut. Sampaikan setiap kata memiliki kekuatan yang dapat “menyihir” pendengarnya, bahwa Anda dan orang lain akan merasa senang dan tersenyum saat ia mengatakannya.
2. Jelaskan pengertian dari setiap kata
Ajarkan anak arti dari kata-kata “ajaib” berikut ini dan beri contoh bagaimana harus memberikan respons ketika mendengar seseorang mengucapkannya.
-
“Terima kasih”
Kata ini menunjukkan rasa syukur terhadap suatu kebaikan. Mengajarkan kata ini membuat anak mampu menghargai dan mensyukuri usaha orang lain. Berikan contoh mengucapkan terima kasih dengan senyuman terbaik.
Bagi orang tua dan dewasa lainnya, kata-kata ini menyenangkan dan membuat mereka tahu bahwa anak menyukai apa yang telah diberikan atau dilakukan kepadanya. Di masa depan, kebiasaan mengucapkannya akan membuat orang bersedia untuk kembali membantu anak.
-
“Tolong”
Kata-kata ini mengajarkan bahwa orang lain akan mau menolong atau memberikan sesuatu bila caranya sopan, begitupun sebaliknya. Ingatkan juga pada anak bahwa saat meminta tolong ia harus menyampaikannya dengan nada yang lembut.
-
“Maaf”
Kata ini dianggap sebagai kata yang paling “menyihir” karena dapat mengurangi dan mengobati rasa sakit pendengarnya, terutama saat anak, secara sengaja maupun tidak, telah menyakiti seseorang.
Mengucapkan kata “maaf” dengan tulus juga akan membantu anak mengakui kesalahannya dan berusaha untuk memperbaiki perilakunya. Dalam metode pola asuh anak, biasanya latihan meminta maaf dilakukan agar si Kecil terbiasa melakukannya.
Anda bisa melakukan metode role play (bermain peran) dengan membuat skenario meminta maaf untuk si Kecil dan memintanya mempraktikkan yang sudah diajarkan. Ketika anak mulai memahami bahwa kata-kata tersebut menyenangkan orang tua dan orang lain di sekitarnya, maka ia akan terdorong untuk menggunakannya lebih sering lagi.
Artikel Lainnya: 5 Manfaat Ucapan Terima Kasih bagi Kesehatan
3. Gunakan dalam keseharian
Dengan memberi contoh menggunakan kata-kata tersebut dalam keseharian, si Kecil akan terbiasa mendengarnya. Usahakan menerapkannya dalam percakapan sehari-hari Anda dengan anggota keluarga lain, teman, tetangga, dan juga dengan si Kecil.
4. Ajarkan dengan cara yang menyenangkan
Selain dengan metode role play seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Anda dapat mengajarkan anak melalui cara-cara yang menyenangkan lainnya seperti menggunakan lagu, atau aktivitas tertentu yang menunjukkan hubungan antara perilaku yang baik dengan konsekuensi yang positif.
Anda juga dapat membacakan si Kecil buku-buku cerita yang memang bertujuan untuk mengajarkan kesopanan dan tata krama dalam berbagai situasi sosial.
5. Dukung si Kecil dalam menerapkannya
Selanjutnya, dorong anak untuk berperilaku baik kepada rekan sebayanya. Bila sudah mulai sekolah, anak akan banyak berinteraksi dengan teman sekelas atau gurunya.
Anda dapat mengingatkan si Kecil saat mengantarkannya ke sekolah, untuk mengucapkan salam saat tiba di sekolah, meminta bantuan dengan kata “tolong” dan mengucapkan kata “maaf” jika salah.
Artikel Lainnya: Cara Menerapkan Positive Discipline pada Anak
6. Berikan waktu untuk membuat anak terbiasa
Selama proses belajar ini, sebagai orang tua Anda harus sabar. Sebab, menanamkan kata-kata tersebut dalam keseharian anak membutuhkan usaha, ketekunan, dan konsistensi. Artinya, Anda tak boleh bosan atau menyerah dalam mengingatkan anak sampai hal tersebut menjadi sebuah kebiasaan.
Salah satu cara mudah untuk membiasakannya adalah dengan menyampaikan, “Ayo, bagaimana cara meminta yang baik?” atau “Ayo, harus bilang apa kalau seperti ini?”. Pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu anak untuk selalu mengingat dan menggunakannya.
Yang pasti, selama anak masih dalam proses belajar, jangan pernah memaksa atau bahkan merendahkannya di muka umum, terlebih bila ia sudah mengenal rasa malu. Sebab, proses ini memang cenderung lebih lambat pada anak-anak yang cenderung pemalu.
Selain itu, hindari negosiasi dengan si Kecil. Sebagian besar orang tua menerapkan sistem reward bila anaknya melakukan apa yang diminta. Hal ini sebaiknya dihindari, karena dapat menimbulkan ketergantungan, dan esensi dari apa yang diajarkan pun hilang. Anak harus belajar menjadi sopan tanpa mengharapkan imbalan apapun.
7. Jangan lupa berikan pujian
Masa kanak-kanak adalah masa untuk belajar tentang apresiasi. Jadi, Anda pun harus memberikan pujian dan penghargaan saat anak berhasil menunjukkan perilaku yang baik. Dengan demikian, ketika dewasa nanti ia pun akan menjadi pribadi yang supel dan ramah karena dapat mengapresiasi kerja keras teman-temannya.
Ingatkan pula hubungan antara perilaku anak dan konsekuensi yang dihasilkan. Bila anak tahu apa yang dilakukannya itu baik, ia akan terdorong untuk melanjutkan apa yang sudah diajarkan. Dan akhirnya, akan menjadi suatu kebiasaan.
Pada prinsipnya, cara seseorang berbicara dan bertindak akan memengaruhi orang lain, sehingga tata krama hidup bermasyarakat perlu dikuasai, tak terkecuali oleh anak. Oleh sebab itu, tidak ada kata terlalu dini bagi anak-anak untuk mempelajarinya.
Justru, semakin dini anak diajarkan mengucapkan kata “ajaib” di atas, semakin mudah baginya membiasakan diri dalam menerapkan apa yang Anda ajarkan. Anak pun lebih mudah bergaul di lingkungan baru, serta membantu ia tumbuh menjadi pribadi yang suka membantu, memiliki rasa hormat serta lebih peka terhadap orang lain.
[NP/ RVS]