Saraf

Stroke, Salah Satu Penyebab Kematian Tertinggi di Perkotaan

dr. Astrid Wulan Kusumoastuti, 29 Okt 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Bukan wabah atau penyakit menular, melainkan stroke yang merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di perkotaan.

Stroke, Salah Satu Penyebab Kematian Tertinggi di Perkotaan

Sering kali masyarakat lebih takut mendengar kata “wabah” dan “penyakit menular”, padahal bukan kondisi tersebut yang paling banyak menyebabkan kematian terutama di Indonesia. Bagi Anda yang belum tahu, penyebab kematian tertinggi yang tercatat dalam profil kesehatan Indonesia menurut WHO tahun 2012 adalah stroke. Penyakit ini menyumbang hingga 21% angka kematian total.

Stroke merupakan penyakit yang sangat memengaruhi kualitas hidup seseorang. Ketika seseorang telah mengalami gangguan fungsi saraf akibat serangan stroke seperti timbulnya kelumpuhan, maka fungsi anggota tubuh tidak selalu bisa dikembalikan ke fungsi semula seperti sedia kala.

Dalam banyak kasus, rehabilitasi pada pasien stroke lebih ditujukan untuk memaksimalkan fungsi yang tersisa untuk membantu pasien menjalani kehidupan dengan kualitas semaksimal mungkin. Tentunya, hal ini akan sangat memengaruhi produktivitas seseorang, apalagi jika pasien masih berada di usia produktif seperti remaja atau dewasa muda.

1 dari 2

Beban stroke di kota besar

Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi yang sebenarnya dapat dicegah, terutama pada negara-negara berkembang. Pada kategori negara ini, diagnosis stroke kini ditemukan pada usia pasien yang semakin muda, menyebabkan meningkatnya potensi jumlah jiwa yang meninggal akibat stroke.

Ya, stroke tak lagi merupakan penyakit milik orang tua dan lansia, tetapi sudah bergeser menjadi penyakit yang tak jarang ditemukan pada usia produktif seperti dewasa muda. Terutama di kota besar, beban stroke menjadi semakin bertambah akibat adanya pergeseran kultur yang menyebabkan peningkatan perubahan gaya hidup ke arah yang negatif.

Gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol, gaya hidup sedenter atau tidak aktif, diet tinggi lemak dan kolesterol merupakan beberapa faktor risiko yang paling sering menjadi akar timbulnya stroke, terutama di daerah perkotaan.

2 dari 2

Stroke di Indonesia

Riset Kesehatan Dasar Indonesia (RISKESDAS) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis atau gejala berada di angka 12.1% per 1 juta penduduk, dengan angka tertinggi di Sulawesi Selatan disusul Yogyakarta.

Lebih jauh, hasil riset ini juga menemukan bahwa meski angka tertinggi penderita stroke masih berada pada kelompok lansia, sebanyak 3.9% per 1 juta penduduk usia 25-34 tahun juga terdiagnosis stroke, baik oleh tenaga kesehatan maupun berdasarkan gejala.

Sebuah penelitian mengenai beban stroke di Indonesia pada tahun 2009, meneliti perbedaan angka prevalensi di area perkotaan dan pedesaan. Ditemukan bahwa di area rural atau pedesaan Indonesia, prevalensi stroke berkisar di angka 0.0017% sedangkan di daerah urban atau perkotaan berada di 0.022%, bahkan 0.5% pada kelompok usia dewasa di perkotaan Jakarta.

Membaca angka ini, dapat disimpulkan bahwa Indonesia juga mengalami beban stroke yang cukup berat terutama pada usia yang semakin muda di area perkotaan.

Stroke merupakan penyakit yang tidak menular dan sangat erat kaitannya dengan gaya hidup. Mencegah terjadinya stroke tidaklah sulit, namun diperlukan kesadaran akan pentingnya hidup sehat dan tentunya kedisiplinan. Kuncinya adalah mengetahui dan menjalani pola hidup yang sehat, termasuk di dalamnya mengatur pola makan dan olahraga rutin, serta menjauhi pola hidup tidak baik seperti merokok, konsumsi alkohol, kurang istirahat, dan juga stres.

[RS/ RVS]

penyakit stroke
Hari Stroke Sedunia
Stroke