Stunting adalah kondisi di mana anak mengalami pertumbuhan tinggi badan yang lebih lambat dibandingkan anak seusianya akibat kekurangan gizi kronis dalam jangka waktu panjang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan stunting sebagai tinggi badan anak yang berada di bawah minus dua standar deviasi (-2SD) dari median Standar Pertumbuhan Anak WHO.
Ciri-ciri stunting adalah tubuh anak yang lebih pendek dibandingkan anak seusianya, perkembangan kognitif yang terhambat, serta penurunan kemampuan belajar. Kondisi ini umumnya terjadi selama 1.000 hari pertama kehidupan, yang dimulai dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.
Artikel lainnya: 9 Ciri Anak Stunting yang Harus Diwaspadai
Penyebab Stunting
Penyebab stunting adalah kombinasi berbagai faktor yang saling terkait, meliputi:
- Asupan Gizi yang Tidak Cukup Kekurangan gizi selama masa kehamilan dan awal kehidupan anak adalah penyebab utama stunting. Nutrisi yang tidak memadai dapat memengaruhi perkembangan fisik dan otak anak.
- Infeksi Berulang Penyakit infeksi seperti diare, pneumonia, atau malaria dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan memperburuk status gizi anak.
- Sanitasi yang Buruk Sanitasi lingkungan yang buruk dan kurangnya akses terhadap air bersih meningkatkan risiko penyakit infeksi yang berkontribusi pada stunting.
- Pola Asuh yang Tidak Tepat Pengetahuan ibu tentang pentingnya nutrisi selama kehamilan dan menyusui juga memainkan peran penting. Pola asuh yang kurang optimal dapat mengakibatkan anak tidak mendapatkan asupan nutrisi yang memadai.
- Kemiskinan dan Ketidaksetaraan Akses Keterbatasan ekonomi sering kali membatasi akses keluarga terhadap makanan bergizi, layanan kesehatan, dan lingkungan yang sehat.
Dampak Stunting pada Anak
Dampak stunting adalah masalah yang tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga perkembangan kognitif dan emosional anak. Berikut adalah beberapa dampaknya:
- Perkembangan Fisik yang Terhambat Anak dengan stunting memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami pertumbuhan fisik yang lambat, yang dapat memengaruhi kualitas hidupnya di masa depan.
- Kemampuan Kognitif Rendah Stunting dapat memengaruhi perkembangan otak, sehingga anak memiliki kemampuan belajar yang lebih rendah dibandingkan teman-temannya.
- Penyakit Kronis di Masa Dewasa Anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih besar untuk terkena penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung ketika dewasa.
- Dampak Psikologis dan Sosial Anak dengan stunting cenderung menghadapi tantangan sosial, termasuk kurang percaya diri dan diskriminasi, yang dapat memengaruhi kesehatan mental mereka.
Cara Mencegah Stunting
Pencegahan stunting adalah upaya yang harus dimulai sejak dini, terutama selama 1.000 hari pertama kehidupan. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan:
- Pemenuhan Gizi Selama Kehamilan Ibu hamil perlu mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, termasuk zat besi, asam folat, protein, dan kalori yang cukup untuk mendukung pertumbuhan janin.
- Pemberian ASI Eksklusif ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan adalah langkah penting untuk mencegah stunting. Setelah itu, ASI dilanjutkan hingga usia dua tahun dengan makanan pendamping yang bergizi.
- Peningkatan Pola Makan Anak Anak perlu mendapatkan makanan yang seimbang, mengandung karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral untuk mendukung pertumbuhan optimal.
- Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Imunisasi lengkap, akses ke layanan kesehatan, dan menjaga kebersihan lingkungan adalah langkah penting untuk mencegah penyakit infeksi.
- Peningkatan Edukasi bagi Orang Tua Program edukasi tentang pentingnya gizi, kebersihan, dan pola asuh yang baik dapat membantu keluarga menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak.
Artikel lainnya: Nutrisi untuk Anak Stunting yang Wajib Dipenuhi
Peran Pemerintah dan Masyarakat
Pencegahan stunting membutuhkan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga swasta. Berikut adalah peran yang dapat dilakukan:
1. Pemerintah
- Meluncurkan program gizi nasional, seperti pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil dan balita.
- Memperbaiki akses layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil.
- Menggalakkan kampanye kesadaran tentang pentingnya 1.000 hari pertama kehidupan.
2. Masyarakat
- Mendorong kebiasaan hidup sehat di komunitas, seperti menjaga kebersihan lingkungan.
- Mendukung ibu hamil dan menyusui dengan informasi dan bantuan praktis.
- Membentuk kelompok masyarakat untuk saling berbagi pengetahuan tentang pencegahan stunting.
Artikel lainnya: Tips Cegah Stunting pada Anak Sejak Hamil
FAQ tentang Stunting
- Apakah stunting bisa disembuhkan?
Stunting yang sudah terjadi sulit untuk disembuhkan sepenuhnya. Namun, intervensi gizi dan stimulasi dapat membantu meningkatkan kualitas hidup anak. - Apa perbedaan stunting dan gizi buruk?
Stunting adalah akibat dari kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan tinggi badan terhambat, sementara gizi buruk adalah kekurangan asupan kalori dan nutrisi secara akut yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lainnya. - Berapa usia kritis untuk mencegah stunting?
Usia kritis untuk mencegah stunting adalah selama 1.000 hari pertama kehidupan, yang meliputi masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.
Stunting adalah masalah kesehatan yang serius dan memiliki dampak jangka panjang pada anak. Penyebab stunting adalah kurangnya asupan gizi, infeksi berulang, sanitasi yang buruk, dan pola asuh yang tidak tepat.
Pencegahan stunting memerlukan upaya terpadu melalui pemenuhan gizi, edukasi, dan peningkatan layanan kesehatan. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk memastikan setiap anak mendapatkan kesempatan tumbuh dan berkembang secara optimal.
Untuk informasi seputar kesehatan pribadi, keluarga, parenting, kehamilan, dan hewan peliharaan, segera unduh aplikasi KlikDokter atau pilih topik kesehatan sesuai keinginanmu.
- World Health Organization. (2021). Stunting in a Nutshell.
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Laporan Nasional Stunting.
- UNICEF Indonesia. (2022). The Importance of the First 1,000 Days.
- Rahmawati, S., & Nuraini, D. (2020). Pola Asuh dan Dampaknya pada Stunting.
- Widhianingtanti, A. (2024). Kajian Intervensi Gizi pada Pencegahan Stunting.
- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). (2023). Panduan Pencegahan Stunting untuk Masyarakat.