Demam Berdarah Dengue atau DBD merupakan salah satu jenis penyakit yang kerap terjadi di kala musim hujan akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti. Biasanya, salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah penyebarannya adalah dengan penyemprotan atau fogging.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sendiri telah menyatakan seluruh wilayah DKI Jakarta ke dalam kategori waspada DBD pada Bulan Februari dan Maret 2019.
Oleh sebab itu, Pemprov DKI telah melakukan beberapa tindakan untuk menanggulangi kondisi tersebut, salah satunya dengan melakukan fogging. Tapi, sejauh manakah upaya ini bisa menanggulangi bahaya demam berdarah?
Efektivitas fogging untuk mengatasi demam berdarah
Fogging atau pengasapan dilakukan sebagai salah metode pengendalian faktor penyebab penyakit DBD, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Biasanya kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan mesin yang dapat mengeluarkan asap berisi insektisida.
Insektisida inilah yang kemudian akan bekerja membunuh nyamuk dewasa penyebab menyebarnya penyakit DBD. Biasanya, insektisida yang digunakan ada beberapa jenis, meliputi malathion, cypermetrin, alfacypermetrin, pirimiphos-methyl, temephos, dan pyriproxyfen.
Perlu Anda ketahui bahwa fogging dipercaya efektif sebagai upaya penanggulangan saat terjadi kasus kejadian luar biasa (KLB) atau wabah penyakit DBD di suatu daerah, yakni ketika populasi nyamuk dewasa sedang tinggi. Fogging dengan cepat menurunkan populasi nyamuk.
Artikel Lainnya: Kapan Pasien Demam Berdarah Perlu Dirawat di Rumah Sakit?
Meski demikian, untuk memenuhi target, fogging harus dilakukan sesuai aturan. Bahkan, di Jakarta sudah ada aturannya dalam Perda nomor 6/2007 tentang Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Fogging hanya dapat dilakukan setelah adanya koordinasi dengan pihak kelurahan, kecamatan, hingga puskesmas. Dan agar aman, sebaiknya kegiatan ini dilakukan saat nyamuk Aedes aegypti beraktivitas, yaitu sekitar pukul 08.00-11.00 WIB dan pukul 14.00-17.00 WIB.
Biasanya, fogging dilakukan mencakup area yang berjarak radius 200 meter dari lokasi yang terindikasi terdapat wabah. Selain itu, kegiatan ini juga baru dapat dilakukan setelah datang laporan kasus penderita DBD di suatu daerah.
Sayangnya, pemberantasan nyamuk dewasa yang dilakukan lewat fogging ini tidak cukup efektif dilakukan sebagai upaya pencegahan DBD secara keseluruhan. Karena nyamuk tetap menyisakan telur dan jentik atau larva.
Selain itu, fogging juga tidak dianjurkan untuk dilakukan secara rutin karena dapat menyebabkan nyamuk menjadi resisten terhadap insektisida, sehingga pengasapan yang dilakukan akhirnya sia-sia.
Belum lagi, aktivitas ini juga dapat mencemari lingkungan. Oleh karena itu, fogging harus disertai dengan upaya pencegahan penyakit DBD lainnya agar rantai penyebaran demam berdarah benar-benar terhenti. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan aktivitas 3M Plus.
Artikel Lainnya: Efektifkah Sari Kurma untuk Menyembuhkan Demam Berdarah?
Berantas Nyamuk Penyebab DBD dengan 3M Plus
Saat ini, upaya pencegahan penyakit DBD yang dipercaya paling efektif adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Pemerintah mengaplikasikannya dalam gerakan 3M Plus yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Dimana, 3M Plus memiliki kepanjangan sebagai berikut:
-
Menguras
Membersihkan tempat yang menjadi penampungan air, misalnya bak mandi, penampungan air minum dan ember air.
-
Menutup
Menutup secara rapat tempat-tempat penampungan air tersebut agar tidak menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.
-
Mendaur ulang
Mendaur ulang atau memanfaatkan barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk penyebab demam berdarah.
-
Plus
‘Plus’ yang dimaksud di sini adalah berbagai bentuk kegiatan pencegahan lainnya, seperti menggunakan obat nyamuk, menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air, menggunakan kelambu saat tidur dan memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk.
Selain itu, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi rumah, serta menghindari adanya gantungan pakaian yang berpotensi menjadi tempat istirahat nyamuk juga bisa dilakukan untuk membantu menghentikan perkembangbiakan nyamuk.
Dengan demikian, fogging boleh saja menjadi salah satu upaya pencegahan penyakit DBD. Namun, seperti yang telah disampaikan di atas bahwa upaya ini masih memiliki kekurangan dan risiko, sehingga tidak dapat dijadikan upaya pencegahan utama penyakit DBD. Pelaksanaannya pun perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan.
Menghentikan perkembangbiakan nyamuk penyebab demam berdarah adalah tanggung jawab bersama. Meskipun pemerintah telah mengupayakan pencegahannya dengan fogging, bukan berarti Anda tidak perlu melakukan apa-apa.
Lakukan 3M Plus seperti yang telah dijelaskan di atas sebelum muncul korban selanjutnya. Ayo bersama cegah DBD dengan mulai menjaga kebersihan lingkungan sekitar Anda!
Jika masih ada pertanyaan mengenai DBD bisa langsung klik tanya dokter. Dokter kami segera menjawab pertanyaan Anda.
[NP/RVS]