Hal berbeda harus dijalani anak-anak sekolah di tahun ajaran baru ini. Mereka harus menghadapi sekolah dan kelas baru secara online. Tak cuma anak yang resah, orang tua pun ikut panik. Lantas, apa alasan kecemasan orang tua timbul? Bukannya anak justru aman dari penularan COVID-19?
Alasan di Balik Kecemasan Orang Tua terhadap Sekolah Online
Menurut psikolog Ikhsan Bella Persada, M.Psi., ada alasan mengapa orang tua cenderung kurang suka dan lebih cemas terhadap pembelajaran online atau daring.
Dia mengatakan, “Orang tua yang kurang suka dengan proses pembelajaran online ini bisa karena beberapa hal, sih. Namun, yang paling utama karena orang tua belum terbiasa dengan kegiatan belajar virtual yang tanpa didampingi guru secara langsung.”
“Saat belajar online, guru memang ngajarinnya dari jauh, ya. Tapi tentunya, orang tua perannya jauh lebih besar lagi untuk mendampingi dan mengajarkan anaknya. Sementara, orang tua merasa punya kesibukan sendiri. Bebannya jadi double,” jelas Ikhsan.
“Orang tua juga berpikir, menggunakan media elektronik itu kurang efektif karena anak bisa jadi malas belajar atau kurang sungguh-sungguh,” tutur psikolog itu.
Kecemasan orang tua muncul karena mereka merasa terbebani dengan kegiatan sekolah online.
Di satu sisi, mereka harus mencari nafkah. Lalu, harus beres-beres rumah dari pagi sampai sore, dan ditambah pula dengan mengajarkan anaknya juga.
Artikel Lainnya: Dampingi Anak Saat Belajar di Rumah, Ini Tipsnya!
Padahal, dulu sebelum pandemi, waktu pagi sampai sore dipakai orang tua untuk mengurus urusannya sendiri, seperti bekerja, berbelanja, dan membereskan rumah.
Karena menganggap bahwa pembelajaran online itu tidak efektif, orang tua juga cemas dengan masa depan anaknya.
Mereka khawatir, anak mereka tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk mencari kerja dan bersosialisasi di masa mendatang.
Apakah Kecemasan Orang Tua Bisa Timbulkan Efek Buruk ke Anak?
Tentunya ada dampak kecemasan orang tua terhadap anak-anak mereka. Tanda-tanda munculnya kecemasan orang tua, antara lain mereka jadi lebih sensitif dan mudah marah (karena merasa terbebani) dan sering menganggap sepele apa yang diajarkan lewat pembelajaran online.
Alhasil, ketika anak butuh dukungan dan motivasi dari orang tua, mereka justru tidak mendapatkan hal itu. Rasa malas pun bisa meningkat dan justru bikin prestasi anak jadi jeblok.
Belum lagi segala proses pembelajaran daring selalu dibilang tidak efektif dan anak selalu mendengar kalimat: “Mau jadi apa kamu kalau belajarnya via online begitu?”.
Secara tidak langsung, ini juga menyepelekan atau tidak percaya pada kemampuan anak sendiri.
Artikel Lainnya: Anak Malas-Malasan Sekolah Online, Ini Trik yang Bisa Dilakukan Ortu!
Bagaimana Cara Orang Tua agar Bisa Lebih Santai?
Untungnya, ada beberapa cara untuk mengatasi kepanikan dan kecemasan orang tua terhadap proses pembelajaran online nanti. Beberapa cara yang dianjurkan oleh Ikhsan adalah:
- Sadari dan percaya bahwa kondisi ini hanya berlangsung sementara. Kecemasan orang tua muncul karena tidak adanya rasa percaya (pesimistis).
- Pahami bahwa mengajarkan anak adalah memang tugas Anda sebagai orang tua.
- Perbanyak referensi soal kelebihan belajar daring dan trik-triknya.
- Atur waktu dan pembagian tugas lebih baik lagi. Ini harus dilakukan secara bergantian (ayah/ibu/kakak) supaya tidak terbebani.
- Posisikan diri Anda sebagai anak. Bagaimana rasanya ditemani oleh orang yang cemas berlebih, padahal Anda sedang membutuhkan motivasi? Pasti sangat tak enak, bukan?
Jika Anda bisa memotivasi, lama-kelamaan anak bisa mandiri dan membutuhkan Anda di saat-saat tertentu saja.
- Orang tua jangan lupa untuk mengistirahatkan diri, khususnya di akhir pekan.
- Tak perlu khawatir dengan predikat tak sempurna jika ada urusan rumah yang belum beres, misalnya bersih-bersih atau masak. Hal itu bisa ditunda.
Ada banyak tanggapan mengenai dampak sekolah online. Namun, di masa pandemi seperti sekarang ini, hanya itulah yang bisa mendukung pendidikan anak. Kecemasan orang tua yang berlebihan harus dikendalikan.
Bila Anda masih punya pertanyaan tentang pola asuh anak ataupun masalah kesehatan mental dan fisik lainnya, jangan sungkan untuk konsultasi langsung dengan psikolog dan dokter kami lewat fitur LiveChat 24 Jam di aplikasi KlikDokter.
(HNS/AYU)