Punya balita yang murah senyum memang jadi primadona bagi banyak orang yang melihatnya. Namun, tidak sedikit juga balita yang merasa takut bahkan cenderung menangis ketika melihat orang asing.
Melihat anak takut pada orang lain, mungkin membuat orang tua jadi merasa khawatir. Lalu, apakah kondisi ini wajar?
Balita Takut dengan Orang Asing, Normal Nggak, Ya?
Menurut dr. Devia Irine Putri, sangat normal bagi bayi atau balita untuk takut terhadap orang lain. Terutama terhadap orang asing yang belum pernah ditemuinya.
Biasanya, rasa takut ini cenderung muncul ketika anak berusia 7 sampai 18 bulan.
“Sama seperti orang dewasa, balita juga punya perkembangan emosional. Perkembangan emosional pertamanya ini adalah takut dengan orang asing,” jelas dr. Devia.
Dokter Devia lanjut menjelaskan kondisi yang dialami balita ini termasuk dalam kondisi rasa cemas yang umum. “Biasanya takut dengan orang asing ini juga berhubungan dengan stranger anxiety. Stranger anxiety adalah kecemasan yang dialami oleh anak ketika mereka bertemu atau ditinggalkan dengan orang-orang yang belum familiar dengan mereka,” jelas dr. Devia.
Memiliki ketakutan atau kekhawatiran bagi balita adalah reaksi alami yang dilepaskan ketika bertemu dengan orang baru. Jadi, jangan langsung panik atau ikutan cemas melihat balita menangis dan berlindung di bawah pundak Anda.
Artikel Lainnya: Membangun Bonding dengan Bicara pada Bayi Sejak dalam Kandungan
Alasan Balita Takut dengan Orang Asing
Umumnya, rasa takut yang muncul ketika balita bertemu dengan orang asing disebabkan karena adanya perbedaan yang muncul antara pendekatan orang tua dengan orang asing.
Anak akan merasakan kehilangan kehangatan, kenyamanan, dan keakraban saat orang tua tidak berada di dalam ruangan yang sama.
Balita juga bisa bertanya-tanya hal yang akan terjadi ketika Anda tidak ada di samping mereka. Inilah yang nantinya memicu stranger anxiety sehingga anak jadi menangis tak karuan.
Selain itu, dijelaskan oleh dr. Devia, kehadiran orang asing yang tidak dikenalnya juga menyebabkan anak semakin merasa resah. Terlebih, jika orang tersebut sampai menggendong dan mencium-cium balita.
Rasa takut, bingung, dan cemas bisa buat anak jadi menangis dan teriak seakan minta pertolongan Anda.
Tidak hanya itu, kurangnya sosialisasi dengan balita atau orang lain juga bisa jadi alasan lainnya kenapa anak Anda mudah takut dengan orang lain.
“Kurang sosialisasi bisa buat anak cenderung jadi penakut. Bahkan, ketika kebiasaan ini berlanjut hingga usia sekolah, tidak heran jika anak jadi seorang yang penyendiri atau introver. Biasanya, anak yang kurang sosialisasi lebih sering bertemu dengan keluarga saja. Secara perlahan, coba ajak mereka bertemu dengan kerabat-kerabat atau anak seumuran balita,” kata dr. Devia.
Artikel Lainnya: Anak Introver dan Pemalu Itu Beda, Lho!
Ini Cara Bantu Anak Tidak Takut dengan Orang Asing
Agar kebiasaan takut dengan orang asing tidak terbawa dari balita sampai beranjak dewasa, berikut beberapa cara yang bisa orang tua lakukan:
1. Mengenalkan dengan Orang Sekitar
Agar anak memiliki perasaan aman dan nyaman ketika berada di lingkungan baru, biasakan mereka untuk bertemu dengan orang-orang baru.
Caranya, Anda bisa mengajak anak jalan-jalan ke luar komplek, membawa balita ke acara keluarga, atau hanya sekadar duduk di taman bermain dan memperlihatkan suasana di luar rumah.
2. Jangan Paksa Anak Digendong Orang Lain
Jika anak sudah terlihat ketakutan dan menangis ketika bertemu orang asing, jangan biarkan anak digendong oleh orang tersebut.
Hal ini justru menimbulkan trauma emosional dan bisa buat anak jadi semakin takut bertemu dengan orang asing. Kondisi ini juga bisa buat anak jadi merasa terancam.
3. Bertindak Sebagai Penjaga Anak
Tidak ada yang lebih nyaman selain dekapan dan pelukan orang tua. Agar anak terus merasa aman, selalu dampingi mereka ketika sedang diperkenalkan dengan orang baru.
Lalu, jika memang sedang digendong dengan orang baru, jangan tinggalkan mereka dan terus berada di samping anak.
“Dengan ini, si kecil jadi merasa aman dan merasa tidak kehilangan Anda dari lingkungan tersebut,” saran dr. Devia.
Artikel Lainnya: Benarkah Bayi Rewel Sudah Pasti Tanda Kolik?
4. Perkenalkan Anak dengan Orang Baru Sedini Mungkin
Coba ajak bayi bertemu dengan orang-orang baru ketika ia masih sangat kecil. Meski tidak bisa mengingat wajah orang tersebut, tapi bayi bisa merasakan kehadiran dan terbiasa dengan suara-suara selain Anda dan pasangan.
Dengan membiasakan hal ini, anak cenderung tidak kagok atau cemas ketika bertemu dengan orang baru.
5. Bersikap Tenang dan Hangat
Percaya atau tidak, ketika Anda merasa cemas dan takut, anak juga bisa ikut merasakannya.
Jadi, ketika anak menangis ketika melihat orang baru, usahakan untuk tetap tenang dan jangan panik. Anda bisa kembali menggendong anak dan ajak si kecil untuk berkeliling ruangan.
Akankah Perasaan Takut Ini Hilang?
Menurut dr. Devia, ada fase-fase di mana rasa takut ini muncul dan hilang. Alhasil, orang tua tidak perlu khawatir anaknya akan terus menangis ketika melihat orang baru.
Namun, hal ini juga perlu jadi campur tangan orang tua agar balita tidak terus takut dengan orang asing.
“Lakukan cara-cara yang telah disebutkan tadi. Jika kelima cara tersebut sudah dilakukan, maka lambat laun rasa takut dengan orang asing akan hilang. Jika tidak ada bantuan dari orang tua, maka rasa takut ini bisa terbawa hingga anak dewasa,” ujar dr. Devia.
Ayo biasakan anak bersosialisasi dengan orang lain agar rasa takut dengan orang asing bisa hilang pada waktu yang tepat. Untuk informasi lain mengenai tips parenting, bisa konsultasi dengan dokter lewat fitur LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter, ya.
(OVI/AYU)