Beberapa orangtua mungkin masih asing jika mendengar istilah sukrosa ataupun laktosa. Padahal, jika berbelanja di swalayan dan melihat jejeran rak makanan atau minuman, dua kandungan tersebut mudah ditemukan
Apa beda sukrosa dan laktosa? Sukrosa adalah gula pasir yang terdiri dari glukosa dan fruktosa. Glukosa disimpan tubuh untuk diubah menjadi energi, sedangkan fruktosa akan diubah menjadi lemak.
Sementara, laktosa adalah salah satu jenis karbohidrat utama yang secara alami ditemukan di dalam ASI. Laktosa berfungsi sebagai sumber energi untuk otak. Rasa manis gula laktosa lebih rendah dibandingkan sukrosa.
Untuk tahu lebih jelasnya mengenai beda laktosa dan sukrosa, simak penjelasan berikut, ya.
Perbedaan Sukrosa dan Laktosa
Keahui beda gula sukrosa dan laktosa berikut ini:
1. Sukrosa
Sukrosa adalah istilah kimia dari gula pasir. Gula dibagi menjadi kategori monosakarida dan disakarida.
Disakarida terbentuk dari dua gugus monosakarida, yang kemudian dipecah lagi menjadi monosakarida saat proses pencernaan.
Sukrosa merupakan disakarida yang terdiri atas 1 molekul glukosa dan 1 molekul fruktosa.
Secara alami, sukrosa dapat ditemukan pada berbagai buah, sayuran, dan biji-bijian. Sukrosa juga ditambahkan pada berbagai makanan seperti permen, es krim, sereal, makanan kaleng, serta soda dan minuman manis.
Artikel lainnya: Antara Gula Batu, Gula Cair, dan Gula Pasir, Mana yang Lebih Sehat?
2. Laktosa
Laktosa adalah jenis karbohidrat utama di dalam ASI yang berfungsi sebagai sumber energi untuk otak. Gula laktosa tidak semanis sukrosa.
Sama seperti sukrosa, laktosa juga merupakan disakarida. Laktosa terdiri dari 1 molekul glukosa dan 1 molekul galaktosa.
Agar dapat mencerna laktosa, tubuh membutuhkan enzim laktase. Jika tubuh tidak memproduksi cukup enzim laktase, maka tubuh tidak dapat memecah dan menyerap laktosa dengan baik, serta dapat menimbulkan gejala intoleransi laktosa.
Laktosa adalah “gula alami” yang bisa ditemukan pada susu dan produk olahannya, seperti yoghurt, keju, dan es krim.
Jadi, Mana yang Lebih Aman untuk Anak?
Gula jenis laktosa lebih baik dibandingkan sukrosa. Mengingat laktosa merupakan jenis karbohidrat utama, perkembangan anak bisa lebih optimal apabila ia mendapatkan asupan karbohidrat yang cukup sejak kecil.
Beberapa Manfaat Laktosa
Berikut beberapa manfaat laktosa untuk anak dan faktor mengapa laktosa lebih aman dibanding gula sukrosa:
1. Indeks Glikemik Laktosa Rendah
Indeks glikemik adalah suatu ukuran untuk mengindikasikan seberapa cepat karbohidrat di dalam makanan diubah menjadi gula. Semakin rendah kadarnya, semakin lambat proses perubahan menjadi gula.
Laktosa memiliki kadar indeks glikemik yang lebih rendah dari sukrosa. Oleh karena itu, laktosa aman dikonsumsi karena dapat menurunkan risiko diabetes pada anak.
Artikel lainnya: Gula Bit vs Gula Tebu, Mana yang Lebih Baik untuk Kesehatan?
2. Membantu Pertumbuhan Otak
Laktosa terbentuk dari galaktosa yang membantu pembentukan galaktolipid. Galaktolipid berperan dalam perkembangan otak dan jaringan saraf.
3. Memperlancar Pencernaan
Laktosa membantu perkembangan bakteri Lactobacillus di dalam usus halus. Lactobacillus adalah bakteri baik yang membantu melawan mikroorganisme jahat di dalam sistem pencernaan.
4. Memperkuat Tulang
Laktosa punya peran penting untuk penyerapan kalsium di dalam tubuh. Penyerapan kalsium yang optimal dapat membantu memperkuat tulang anak.
Artikel lainnya: Menilik Kebutuhan Gula Harian Berdasarkan Usia
Bagaimana dengan sukrosa? Walaupun sukrosa termasuk sumber energi tubuh, gula jenis ini tidak baik jika dikonsumsi berlebihan. Anak yang banyak mengonsumsi sukrosa dapat mengalami gangguan keseimbangan energi dan masalah lainnya.
Bahaya Sukrosa
Berikut beberapa bahaya sukrosa yang dikonsumsi berlebihan:
1. Obesitas
Mengonsumsi sukrosa berlebihan dapat menyebabkan anak obesitas. Sebab, sumber energi yang tidak terpakai dalam bentuk fruktosa akan disimpan sebagai lemak.
2. Kekurangan Gizi
Kekurangan gizi adalah salah satu bahaya sukrosa yang dapat terjadi apabila anak kebanyakan mengonsumsinya. Hal ini disebabkan kebutuhan nutrisi yang lain menjadi bergeser dan didominasi karbohidrat.
3. Gangguan Tumbuh Kembang
Konsumsi sukrosa berlebihan diteliti dapat mengganggu tumbuh kembang anak. Anak yang mengonsumsi sukrosa dalam jumlah banyak ditemukan punya tinggi badan yang lebih pendek 1,5 cm.
Hal itu berlaku ketika dibandingkan dengan anak yang lebih sedikit mengonsumsi gula sukrosa.
4. Gigi Mudah Berlubang
Asupan sukrosa berlebihan dari makanan dan minuman dapat mengakibatkan gangguan lapisan gigi (enamel).
Pasalnya, sukrosa membuat gigi lebih asam dan mengubah komposisi kandungan mineral gigi. Akibatnya, gigi anak mudah berlubang.
Artikel lainnya: Mengenal Aneka Pemanis Lebih Dekat
Saat memberikan produk makanan ataupun minuman kepada anak, perhatikan kandungan gizinya. Meskipun laktosa lebih baik dibandingkan sukrosa, tetap waspada jangan sampai berlebih dikonsumsi anak.
Bila Mama dan Papa ingin tanya lebih lanjut seputar batasan makan makanan manis untuk anak, pakai fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter untuk konsultasi ke dokter anak lebih mudah dan cepat.
(FR/JKT)