Kesehatan Anak

Jangan Liburan saat Pandemi, Ini Bahayanya untuk Anak

Ayu Maharani, 29 Des 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Anak-anak sebenarnya bukan pihak yang diuntungkan ketika liburan saat pandemi virus corona. Menurut dokter, hal ini yang menjadi alasannya.

Jangan Liburan saat Pandemi, Ini Bahayanya untuk Anak

Akhir bulan Desember identik dengan aktivitas menyenangkan, seperti berlibur. Namun di tahun 2020 ini, semuanya terasa berbeda lantaran pandemi virus corona. 

Bukannya senang dan sehat, liburan saat pandemi justru bisa membuat anak lebih berisiko terserang penyakit. 

Menurut dr. Arina Heidyana, anak-anak usia dini sebenarnya masih belum bisa menikmati dan merasakan arti liburan yang sebenarnya. 

Dengan demikian, liburan saat pandemi apalagi sampai mengajak anak sama seperti memuaskan ego orang dewasa semata. 

“Kalau tetap memaksakan berlibur bersama anak, apalagi lokasi berliburnya pindah-pindah tempat dan ke area ramai, bisa dibilang itu adalah tindakan yang egois,” ujar dr. Arina.

“Meski anak-anak yang positif COVID-19 banyak yang bergejala ringan, tetap saja penyakit ini bisa mematikan,” tegasnya.

Selain itu, dr. Arina juga mengatakan, anak kecil yang merasa tidak enak badan pasti akan rewel dan justru kasihan. 

“Kalau alasannya karena anaknya bosan di rumah, orang tua harus cari cara agar suasana rumah tidak membosankan. Ada banyak edukasi menyenangkan selain liburan saat pandemi yang bisa dilakukan di rumah,” ucap dr. Arina.

Artikel Lainnya: Tips Kurangi Risiko Tertular Virus Corona saat Bepergian

1 dari 2

Fakta Medis Bahaya Liburan saat Pandemi

Anak-anak di bawah 12 tahun tidak diwajibkan melakukan tes COVID-19 sebagai syarat perjalanan ke luar kota. 

Padahal, bukan tak mungkin si anak menjadi super spreader alias pihak yang dapat menyebarkan virus corona dengan cepat ke orang lain.

Dilansir Pandemic Talks, Ketua Satgas COVID-19, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Yogi Prawira, SpA(K) mengatakan, 1 dari 10 orang yang terinfeksi adalah anak atau orang di bawah 18 tahun. 

Sebanyak 2 persen kasus COVID-19 anak di Indonesia mengalami gejala berat hingga kritis. 

Melengkapi penjelasan, dr. Reza Fahlevi, Sp. A., mengatakan tentang risiko anak untuk mengalami multisystem inflammatory syndrome in children (MISC) akibat infeksi virus corona.

“Jadi, virus corona yang menyerang anak bisa menyebabkan MISC. Artinya, multisistem atau keterlibatan peradangannya itu tak hanya pada pernapasan, tetapi pada organ lain juga,” kata dr. Reza.

“Dia (virus corona SARS-CoV-2) bisa menyebabkan peradangan, mulai dari sistem saraf, menimbulkan kejang, gangguan kesadaran, dan lain-lain,” imbuhnya. 

Lebih lanjut, dr. Reza mengatakan bahwa virus mematikan tersebut dapat pula mengganggu fungsi paru-paru dan menyebabkan gangguan sirkulasi.

“Masalah kulit, seperti merah-merah; serta gangguan saluran cerna seperti muntah dan diare juga bisa terjadi pada anak-anak. Kondisi ini berakibat juga ke ginjal dan berujung pada gagal ginjal,” ujar dr. Reza.

Faktanya, kasus kematian COVID-19 pada anak paling umum terjadi akibat kondisi MISC. 

Oleh karena itu, kondisi ini perlu diwaspadai, sekaligus mematahkan anggapan bahwa semua kasus infeksi virus corona di anak hanya yang ringan-ringan saja. 

Artikel Lainnya: Ibu, Lakukan Ini saat Anak Terinfeksi COVID-19

2 dari 2

Tips Liburan di Rumah untuk Cegah Penularan COVID-19

Daripada berkunjung ke tempat yang mungkin banyak kerumunan orang, lebih baik liburan di rumah saja selama pandemi virus corona. 

Ada segudang aktivitas yang bisa dilakukan di rumah dan bisa menghilangkan kebosanan anak-anak, yaitu:

  • Balita

    • Bermain playdough.
    • Bermain trampolin.
    • Bermain puzzle sederhana.
    • Bermain air di kolam plastik. 
    • Membangun istana pasir.
  • Usia Sekolah Dasar

    • Bermain puzzle yang lebih rumit.
    • Membantu orang tua bercocok tanam.
    • Menyaksikan film keluarga. 
    • Orang tua bisa mengecat tembok dengan cat khusus papan tulis kapur. Di bagian tersebut, setiap hari anak dan orang tua harus mengisinya dengan berbagai gambar menarik. 
    • Belajar bikin origami.
  • Remaja

    • Bikin beragam masakan bersama-sama. 
    • Bikin konten video TikTok atau YouTube dengan keluarga.
    • Bergaya lucu untuk foto kenang-kenangan.
    • Belajar main alat musik.
    • Belajar melukis. Kini ada satu set kanvas mini yang sudah ditanda-tandai dengan petunjuk warna beserta cat minyaknya. 

Artikel Lainnya: Staycation di Hotel saat Pandemi, Amankah? 

  • Dewasa Muda

    • Streaming film.
    • Bikin masakan spesial untuk keluarga atau sahabat, lalu bisa dikirim lewat layanan online.
    • Karaoke bersama dari YouTube.
    • Berkebun .
    • Grup video call dengan sahabat-sahabat dekat. Hal ini bisa dijadwalkan dan bisa dibuat per sesi, supaya lebih seru dan tak bingung harus bicara apa.

Sejatinya, liburan anak saat pandemi bisa dilakukan meski hanya di rumah saja. Guna mencegah kebosanan, temukan kegiatan menarik yang sesuai usia anak. 

Jangan lupa ajak anak diskusi dan beri pengertian, agar ia bisa tetap menikmati momen liburan meski hanya di rumah.

Jika terpaksa harus liburan saat pandemi, patuhi selalu protokol kesehatan yang berlaku. 

Apabila butuh tips lebih lanjut atau punya pertanyaan mengenai COVID-19, Anda dapat berkonsultasi kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau di aplikasi Klikdokter.

(NB/AYU)

virus corona