Saraf

6 Penyebab Kesemutan dan Kebas yang Tak Boleh Disepelekan

Tim Redaksi KlikDokter, 28 Okt 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Kesemutan dan kebas sering terjadi, tetapi tetap tak boleh disepelekan. Bisa jadi penyebabnya adalah penyakit yang serius.

6 Penyebab Kesemutan dan Kebas yang Tak Boleh Disepelekan

Kesemutan dan kebas adalah keluhan yang sering dialami, muncul tiba-tiba, dan akan hilang sendirinya tanpa pengobatan. Karenanya, keluhan tersebut sering disepelekan. Padahal, gejala kesemutan dan kebas bisa menjadi tanda kondisi medis dalam tubuh dan perlu dicari penyebabnya.

Dalam dunia medis, kondisi itu disebut sebagai parestesia. Ini adalah sensasi abnormal (yang dirasakan pada kulit) berupa kesemutan, menggelitik, kebas atau mati rasa, rasa seperti terbakar, hingga sensasi seperti ditusuk-tusuk. Gejala ini umumnya menandakan adanya kelainan atau gangguan saraf tepi.

Kesemutan dan kebas, bisa normal bisa juga tidak

Kesemutan dan kebas yang muncul dan hilang dengan sendirinya umumnya memang tak perlu dikhawatirkan. Biasanya, ini terjadi akibat penekanan saraf dalam waktu yang cukup lama karena posisi tertentu. Misalnya duduk menyilangkan kaki atau posisi lengan yang tertimpa tubuh saat berbaring.

Meski demikian, ada beberapa tanda yang perlu dicermati dan diwaspadai, yaitu:

  • Kesemutan dan kebas terjadi terus-menerus
  • Terdapat kelemahan yang dirasakan di satu sisi tubuh
  • Bicara pelo
  • Penglihatan menurun
  • Nyeri kepala
  • Muntah-muntah
  • Gangguan keseimbangan
  • Mudah lapar dan mudah haus
  • Banyak kencing pada malam hari atau bahkan tidak ada produksi urine
  • Lemas
  • Berkunang-kunang
  • Ada luka di kaki yang tak kunjung sembuh
  • Muncul bercak kecokelatan di kulit
  • Terjadi pembengkakan di siku atau lutut

Penyebab kesemutan dan kebas yang harus diwaspadai

Berdasarkan gejala penyerta, terdapat beberapa penyebab kesemutan dan kebas yang tak boleh diabaikan. Pasalnya, ini bisa jadi pertanda penyakit seperti:

1. Stroke

Gangguan yang terjadi akibat sumbatan aliran darah pada sistem saraf pusat ini, yaitu otak, dapat menimbulkan gejala awal kesemutan dan kebas. Gejala lebih parah yang bisa menyertai adalah kelemahan di satu sisi badan hingga menurunnya kesadaran.

Untuk mencegahnya, perlu perubahan pola hidup seperti diet bergizi lengkap seimbang, rutin olahraga, menjaga berat badan ideal, hindari rokok dan alkohol, istirahat cukup, serta kelola stres dengan baik.

Artikel Lainnya:  Jangan Abaikan, Ini Penyebab Tangan Sering Kesemutan

2. Diabetes

Kesemutan dan kebas akibat diabetes (neuropati diabetik) terjadi pada 50 persen penderita diabetes. Lebih lanjut, karena kebas pada kaki menyebabkan luka tak kunjung sembuh, kondisi ini bisa berujung pada terjadinya infeksi yang sering kali berakhir dengan amputasi.

Selain menerapkan pola hidup sehat seperti pada poin nomor 1, perhatikan juga asupan karbohidrat dan gula serta kontrol gula darah secara rutin.

3. Kekurangan vitamin B

Menu makan masyarakat Indonesia sering kali tinggi karbohidrat tapi tak lengkap gizi, khususnya vitamin dan mineral. Nah, kesemutan dan kebas bisa muncul akibat kekurangan vitamin B1, B6, dan B12 (vitamin B kompleks).

Untuk mengatasinya, konsumsi kedelai, gandum, kacang-kacangan, daging merah, daging unggas, telur, keju, susu, daging ikan, dan lain-lain.

Apabila tak yakin dapat memenuhi kebutuhan harian tiga vitamin tersebut, tambahkan suplementasi vitamin neurotropik hemaviton Neuro Forte, yang juga secara khusus dapat membantu menjaga kesehatan saraf.

Vitamin hemaviton Neuro Forte dilengkapi 100 mg vitamin B1, 100 mg vitamin B6, dan 5.000 mcg vitamin B12. Konsumsi sesuai dosis yang tertulis di label atau ikuti anjuran dokter.

4. Hernia nukleus pulposus (HNP)

HNP atau herniated disc biasa dikenal sebagai ‘saraf kejepit’ di tulang belakang. Kondisi ini ditandai dengan gejala kesemutan dan kebas yang dapat menjalar ke sepanjang lengan atau kaki, tergantung lokasi saraf yang terjepit.

Pada lokasi tulang belakang yang berada lebih di bagian bawah, kondisi ini dikenal dengan low back pain (sering disebut sebagai nyeri punggung bawah, lumbago, atau nyeri pinggang).

5. Gagal ginjal

Jika gejala kesemutan dan kebas disertai menurunnya produksi urine dan pembengkakan kaki, gagal ginjal perlu diwaspadai.

Artikel Lainnya: Kesemutan Jangan Dibiarkan, Atasi dengan Cara Ampuh Ini

6. Lepra

Penyakit yang diakibatkan infeksi bakteri Mycobacterium leprae ini menyerang saraf dan otot. Gejalanya sering kali tak terdeteksi.

Kesemutan dan kebas yang disertai adanya bercak putih pada kulit harus segera diperiksakan. Karena jika tidak, bisa-bisa tanpa sadar ujung-ujung jari putus karena penderitanya tak mampu merasakan nyeri.

Kesemutan dan kebas seringnya merupakan gejala yang ringan sehingga tak dianggap serius. Padahal, penyebabnya juga bisa akibat kondisi yang butuh penanganan medis. Mulai sekarang jangan lagi mengabaikan keluhan kesemutan dan kebas, ya! Jika keluhan tersebut sering terjadi dan berkepanjangan, jangan tunda janji konsultasi dengan dokter.

(RN/ RH)

Advertorial
Kebas
Vitamin Neurotropik
Kesemutan