Ketika ada seseorang dengan perilaku "aneh" dan di luar kebiasaan umum, beberapa orang lantas mengecapnya dengan autisme. Padahal, meski gejalanya tampak serupa, tidak semuanya disebabkan oleh kondisi autisme.
Menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, autisme merupakan bagian dari gangguan perkembangan anak. Autisme atau gangguan spektrum autisme (autism spectrum disorder/ASD) adalah gangguan perkembangan fungsi otak yang mencakup berbagai bidang, mulai sosial, emosional, dan komunikasi.
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder Fifth Edition (DSM-5), anak dengan gangguan autisme akan mengalami dua gejala utama, yaitu:
- Gangguan interaksi dan komunikasi sosial yang meliputi berbagai aspek, mulai dari komunikasi verbal, komunikasi non-verbal, serta kemampuan mempertahankan interaksi dengan orang lain.
- Adanya perilaku yang terbatas dan repetitif, seperti gerakan tangan atau kaki tertentu yang diulang-ulang atau berbicara satu kalimat secara berulang.
Meski berbeda, beberapa kondisi di bawah ini sering dianggap sama sebagai autisme. Dilansir dari Reader's Digest, berikut beberapa kondisi tersebut.
1. Post-traumatic stress disorder (PTSD)
PTSD atau gangguan stres pasca-trauma dapat melibatkan perilaku yang menyerupai beberapa gejala autisme. Di antaranya mimpi buruk, ledakan emosi, dan perasaan terlepas atau terasing. Namun, menurut American Psychological Association (APA), berbeda dengan autisme, PTSD biasanya merupakan hasil dari insiden traumatis, seperti bencana alam, perang, atau kejadian yang mengancam kehidupan. Tak hanya itu, PTSD juga bisa dialami oleh seseorang yang menyaksikan suatu kejadian mengerikan dialami oleh orang terdekatnya.
2. Skizofrenia
Skizofrenia adalah gangguan yang mengganggu cara berpikir dan perilaku penderitanya. Sebagian besar penderita skizofrenia mengalami waham dan/atau halusinasi. Ini mirip dengan autisme karena kedua kondisi tersebut melibatkan masalah pemrosesan kognitif dan sensorik. Selain itu, kedua hal tersebut dapat menyebabkan penarikan sosial dan kurangnya sensitivitas emosional. Namun, skizofrenia lebih mungkin didiagnosis pada usia dewasa. Di sisi lain, autisme tidak mengalami delusi dan halusinasi.
Selanjutnya
3. Bipolar
Menurut dr. Rio Aditya kepada KlikDokter, gangguan bipolar adalah salah satu jenis gangguan kejiwaan yang ditandai dengan perubahan atau gangguan suasana hati yang ekstrem, termasuk perubahan pada energi dan fungsi dari seseorang. Orang-orang dengan gangguan bipolar menderita keadaan emosi yang ekstrem dan intens yang disebut episode suasana hati. Suasana hati ini bisa bersifat lesu atau depresi.
Selama episode depresi, seseorang dengan gangguan bipolar akan menarik diri secara sosial, mudah terganggu, dan bertindak tidak terduga. Itu semua adalah ciri khas dari autisme. Perbedaannya, episode depresi datang dan pergi untuk orang dengan gangguan bipolar. Orang dengan gangguan bipolar dapat diobati melalui kombinasi terapi bicara dan pengobatan.
4. Kegelisahan
Menurut APA, gangguan kegelisahan melibatkan kekhawatiran persisten dan berlebihan yang mengganggu kegiatan sehari-hari. Kekhawatiran dan ketegangan yang berkelanjutan ini dapat disertai dengan gejala fisik. Misalnya, gelisah, rasa cemas atau mudah lelah, sulit berkonsentrasi, ketegangan otot, dan gangguan tidur.
Bedanya dengan autisme, gangguan kegelisahan adalah hal yang sangat umum terjadi pada seseorang. Selain itu, tak seperti autisme, gangguan kegelisahan lebih cenderung terjadi pada wanita daripada pria.
5. Gangguan belajar
Menurut APA, pada dasarnya ini adalah gangguan yang memengaruhi masalah membaca, menulis, dan berhitung. Meski anak dengan autisme juga membutuhkan perjuangan terkait belajar, mereka mampu fokus dan memiliki pemahaman yang intens pada topik yang diminati.
6. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Attention Deficit Hyperactivity Disorder lebih dikenal dengan hiperaktif. Gejala autisme dan ADHD mungkin tumpang tindih, seperti kesulitan fokus, hiperaktif, dan impulsif. Anak-anak dengan ADHD akan menolak ketertiban dan pengulangan. Sementara itu, anak dengan autisme mungkin enggan berbicara atau terlibat dengan orang lain, kecuali terkait topik yang menarik minat mereka. Berbeda dengan anak dengan autisme, anak penderita ADHD akan berbicara secara impulsif, sering, dan mengganggu orang lain.
Selanjutnya
7. Sosiopati
Sosiopati dikenal juga dengan gangguan kepribadian antisosial. Menurut APA, ini adalah gangguan dengan pola pengabaian atau pelanggaran hak-hak orang lain. Orang yang mengalami gangguan ini akan bertindak impulsif dan mengabaikan norma-norma sosial. Ini mungkin terdengar mirip dengan autisme, tetapi perbedaan utama adalah bahwa orang dengan sosiopati menggunakan segala cara untuk memenuhi tujuan mereka sendiri.
Dengan kata lain, perilaku orang dengan sosiopati adalah untuk kepentingan mereka sendiri. Sementara, orang dengan autisme tidak memiliki motif tersembunyi.
8. Sindrom Tourette
Menurut Tourette Association of America, kelainan ini dapat meliputi seperti pola berkedip yang terus-menerus, mengangkat bahu, meniru bunyi suara, atau mengucapkan frasa tertentu dengan malas-malasan. Kurangnya kontrol atas gerakan dan vokalisasi juga muncul dalam autisme.
Namun, menurut American Academy of Child dan Adolescent Psychiatry, perbedaan terbesar dibanding autisme, gangguan toutette dapat menurun atau menghilang seiring bertambahnya usia.
9. Obsessive-compulsive disorder (OCD)
Orang dengan OCD mengalami kesulitan menjaga fokus terhadap obsesi mereka sendiri. Ini sebuah fenomena yang juga dimiliki oleh mereka yang menderita autisme. Perbedaan utama keduanya adalah orang-orang dengan OCD sering merasa tidak nyaman, terganggu, atau tersiksa oleh dorongan mereka sendiri. Sementara itu, orang dengan autisme tidak. Tidak seperti autisme, OCD dapat menyerang pada usia berapa pun dan wanita lebih sering mengalami gangguan ini. Gangguan ini dapat dikelola dengan terapi bicara dan obat-obatan.
Itu adalah beberapa kondisi yang sering dikira orang sebagai perilaku orang dengan autisme. Nyatanya, tak semua gejala tidak umum pada perilaku seseorang adalah autisme. Hal terutama untuk memastikannya adalah dengan berkonsultasi dengan dokter atau psikolog.
[HNS/ RVS]