Saraf

Aktivitas untuk Otak Ampuh Turunkan Risiko Demensia?

Bobby Agung Prasetyo, 11 Agu 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Aktivitas untuk otak kerap disebut sebagai salah satu cara untuk menurunkan risiko demensia. Namun, apakah metode ini cukup efektif?

Aktivitas untuk Otak Ampuh Turunkan Risiko Demensia?

Penyakit demensia identik dengan kondisi yang dialami saat usia senja. Secara singkat, demensia adalah gangguan fungsi kognitif menyeluruh dari otak yang ditandai dengan gangguan fungsi memori atau daya ingat.

Menurut dr. Nitish Basant Adnani, BMedSc, dari KlikDokter, demensia diawali dengan memori jangka pendek yang terganggu, lalu disusul dengan memori jangka menengah, lalu berujung pada memori jangka panjang tergantung tingkat keparahannya.

“Kondisi ini disertai satu atau lebih gangguan fungsi kognitif lain, di antaranya kemampuan berbahasa, orientasi, eksekutif, atau kemampuan bertindak secara berencana dan mengambil keputusan, berhitung, dan pengenalan benda,” dr. Nitish menjelaskan.

Demensia disebabkan oleh penyakit otak. Penyakit Alzheimer adalah bentuk paling umum dari demensia. Penyakit yang memengaruhi pembuluh darah seperti serangan jantung dan stroke, merupakan penyebab kedua paling umum dari demensia.

Beberapa pakar menyebut bahwa demensia dapat ditangani dengan melakukan aktivitas yang menstimulasi otak seperti membaca, bercerita, menjahit, merajut, dan lain-lain. Permainan otak seperti menyusun puzzle juga disebut mampu menurunkan risiko demensia. Pertanyaannya, apakah aktivitas berupa permainan untuk otak ini dapat efektif menurunkan risiko demensia?

Menimbang efektivitas permainan otak untuk demensia

Diketahui bahwa melakukan permainan yang menstimulasi otak dapat mengurangi risiko Anda mengalami demensia di masa mendatang. Namun, permainan otak yang dibicarakan di sini bukan untuk menyuruh para lansia bermain teka-teki atau main gim di komputer.

Dilansir dari TheBeaconNewspaper, sebuah studi membeberkan bahwa aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan otak mampu merangsang kemampuan kognitif seumur hidup. Ini berarti mengenyam pendidikan yang baik, memiliki karier yang menstimulasi mental, hobi dan kegiatan sosial yang menuntun efektivitas otak, termasuk bagian dari upaya mengurangi risiko demensia.

Sebagai contoh, studi menunjukkan bahwa semakin lama seseorang menempuh pendidikan, maka semakin rendah pula risiko demensia karena mereka menghabiskan banyak waktu terlibat dalam pembelajaran, yang diketahui mampu mengembangkan jaringan sel saraf dalam otak. Jaringan tersebut sanggup menangani kerusakan sel yang terjadi pada otak yang dapat mengakibatkan demensia.

Upaya lain untuk menjaga kesehatan kognitif di hari tua

Usaha lain yang bisa Anda lakukan adalah menjaga kadar kolesterol darah, mengindari diabetes, tidak merokok, menjaga berat badan tetap seimbang, dan berolahraga secara teratur terbukti dapat meningkatkan kesehatan kognitif di kemudian hari.

Tidak ada kata terlambat untuk menerapkan gaya hidup sehat dan memulainya sedini mungkin adalah langkah antisipasi cerdas. Upaya-upaya ini dapat berkontribusi dalam menyokong kesehatan pembuluh darah di otak. Jika pembuluh darah otak Anda tetap dalam kondisi baik pada tahap usia dewasa dan paruh baya, bukan tidak mungkin jika Anda bisa tetap sehat dan terhindar dari ancaman demensia saat memasuki usia tua.

"Beberapa penyakit yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi juga meningkatkan risiko demensia,” kata dr. Fiona Amelia, MPH, dari KlikDokter. Cegah penyakit-penyakit tersebut dengan cara:

  • Perbanyak makan buah, sayur, serta biji-bijian utuh yang tinggi serat dan rendah gula. Batasi konsumsi makanan berlemak jenuh tinggi seperti makanan siap saji, daging merah berlemak, santan, susu full cream, dan makanan yang mengandung asam lemak trans (contoh: kue kering, crackers, dan lain-lain).
  • Batasi konsumsi garam tidak lebih dari 6 gram dalam sehari atau 1¼ sendok teh.
  • Batasi konsumsi gula sederhana (gula pasir, makanan/minuman kemasan dan siap saji) tidak lebih dari 25 gram atau 6 sendok teh per hari.
  • Menjaga berat badan dengan memperhatikan asupan kalori dan rutin berolahraga. Olahraga membuat jantung dan peredaran pembuluh darah lebih efisien, dapat menurunkan kadar gula darah, tekanan darah, dan meningkatkan kadar kolesterol baik. Frekuensi olahraga dianjurkan paling sedikit 150 menit per minggu, berupa aktivitas aerobik intensitas sedang seperti bersepeda, berenang, atau jalan cepat.
  • Batasi konsumsi alkohol sebanyak 2 unit untuk wanita dan 3 unit untuk pria. Satu unit alkohol setara dengan 250-275 mL bir, 175 mL anggur merah, atau 25 mL vodka/wiski/gin.
  • Hentikan kebiasaan merokok.

Seiring bertambahnya usia, setiap orang berisiko mengalami penurunan fungsi otak dan rentan mengalami demensia. Namun Anda dapat menghindari faktor-faktor risiko dengan menerapkan gaya hidup sehat, berpikir positif, dan bergabunglah dengan komunitas sosial yang positif dan suportif. Cara-cara tersebut dapat membantu Anda agar tetap memiliki fungsi kognitif yang baik hingga masa tua nanti.

[RN/ RVS]

Kesehatan otak
Lansia
Kolesterol
Otak
fungsi kognitif
Diabetes
Demensia
Hipertensi
Alzheimer