KlikDokter.com - Kasus heboh tentang meninggalnya seorang wanita setelah menjalani terapi chiropractic cukup membuat gempar masyarakat. Hal tersebut membuat banyak orang bertanya-tanya: Apa itu terapi chiropractic? Apakah terapi tersebut aman untuk dilakukan? Mari kita bahas lebih lanjut mengenai terapi chiropractic ini.
Chiropractic merupakan suatu terapi alternatif yang menangani kelainan sistem saraf dan/atau sistem otot-tulang yang ditangani secara nonbedah. Seorang chiropractor bukanlah seorang dokter. Di Amerika Serikat, banyak orang yang memilih melakukan terapi chiropractic untuk mengatasi rasa nyeri di tulang belakangnya.
Metode terapi yang dilakukan oleh seorang chiropractor dilakukan dengan tangan untuk memperbaiki persendian, terutama di daerah tulang belakang. Tujuan dari terapi chiropractic adalah untuk memperbaiki pergerakan tulang belakang sehingga secara otomatis akan mengurangi iritasi terhadap jaringan saraf di sekitarnya, mengurangi rasa nyeri pasien, dan pasien dapat menjalani aktivitasnya sehari-hari tanpa gangguan gerak. Terapi yang dilakukan adalah terapi manipulasi sendi dengan melakukan gerakan kuat yang menghentak dengan tujuan untuk memperbaiki kemampuan gerak persendian.
Sebelum melakukan terapi, seorang chiropractor harus melakukan wawancara mendetail dengan pasiennya, melakukan pemeriksaan fisik, dan bila perlu meminta untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium atau bahkan rontgen. Wawancara dan pemeriksaan fisik pasien yang mendetail sangatlah penting dilakukan oleh seorang chiropractor, hal tersebut bertujuan untuk mengetahui riwayat penyakit pasien, seperti osteoporosis, kompresi saraf tulang belakang, radang sendi yang parah, patah tulang, infeksi tulang atau persendian, kanker, dan seseorang yang sedang mengonsumsi obat-obatan pengencer darah. Apabila pasien mengalami hal-hal tersebut, maka tidak boleh dilakukan tindakan manipulasi chiropractic pada pasien tersebut.
Prinsipnya, semua terapi chiropractic harus berdasarkan penyebab atau diagnosis yang akurat dari nyeri tulang belakang tersebut. Seorang chiropractor harus menerima informasi yang sangat lengkap akan kondisi medis seorang pasiennya, termasuk di dalamnya obat-obatan yang dikonsumsi, riwayat operasi/cedera, dan faktor gaya hidup.
Di beberapa kasus, terjadi komplikasi yang disebabkan oleh terapi chiropractic, seperti kerusakan pada saraf tulang belakang dan pembuluh darah. Oleh karena itu, untuk lebih aman, selalu konsultasikan kesehatan Anda kepada dokter sebelum menjalani terapi chiropractic ini.