Meski beberapa kalangan tertentu bakal lebih rentan, demensia dapat menyerang siapa saja. Menurut sebuah studi, kebiasaan merokok dikatakan dapat meningkatkan risiko terjadinya demensia di masa mendatang.
Demensia adalah gangguan fungsi kognitif menyeluruh dari otak yang ditandai gangguan fungsi memori atau daya ingat. Awalnya, penderita demensia mengalami gangguan memori jangka pendek, yang kemudian keadaan tersebut disusul dengan gangguan jangka menengah dan panjang, bergantung pada tingkat keparahannya.
“Gangguan lain dari demensia meliputi kemampuan berbahasa, orientasi, eksekutif atau kemampuan bertindak secara berencana, mengambil keputusan, berhitung, dan pengenalan benda,” kata dr. Nitish Basant Adnani, BMedSc, dari KlikDokter.
Demensia dapat terjadi akibat kerusakan otak yang disebabkan berkurangnya aliran darah di dalam pembuluh darah. Faktor kerusakan pada otak lainnya juga bisa terjadi karena banyak hal, salah satunya dari kebiasaan merokok.
Bagaimana Merokok Dapat Sebabkan Demensia?
Dilansir dari laman Healthline, ada sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Nasional Seoul, Korea Selatan, yang menemukan bahwa pria yang merokok memiliki risiko terkena demensia yang lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok.
Studi ini melibatkan partisipan lebih dari 46.000 pria berusia 60 tahun dan lebih tua dengan waktu studi berkisar sejak 2006 hingga 2013. Pria yang tidak pernah merokok memiliki risiko 19 persen lebih kecil terkena demensia dan 18 persen lebih kecil pula mengidap Alzheimer.
Lantas, dibandingkan dengan yang masih merokok, pria yang berhenti merokok selama empat tahun atau lebih memiliki risiko 14 persen lebih kecil terkena demensia dan 15 persen lebih kecil mengidap Alzheimer.
"Gagasan bahwa merokok berdampak pada kesehatan otak dan membuat Anda mengalami penurunan kognitif serta demensia adalah sesuatu yang telah kita lihat sebelumnya," kata Heather Snyder, salah satu peneliti.
Sebagai contoh, beberapa studi sebelumnya turut menemukan bahwa orang yang tidak pernah merokok cenderung memiliki risiko lebih kecil terkena demensia dibandingkan dengan yang masih merokok. Menghentikan kebiasaan merokok juga bisa mencegah penurunan kognitif di masa mendatang.
Secara garis besar, peneliti menilai bahwa merokok berdampak pada kesehatan otak dalam jangka panjang. Sehingga, demi kesehatan otak secara jangka panjang, Anda disarankan untuk berhenti merokok.
Cara Lain untuk Mencegah Demensia
Sesuai dengan penjelasan di atas, berhenti merokok dipercaya bisa membuat Anda yang masih merokok terhindar dari demensia di masa depan. Sementara itu, Anda dapat melakukan kiat pencegahan lain seperti:
-
Biasakan agar pikiran tetap aktif
Aktivitas-aktivitas yang dapat merangsang otak, seperti puzzle dan permainan kata-kata, serta latihan daya ingat dapat memperlambat dan membantu mengurangi munculnya pikun atau demensia.
-
Turunkan tekanan darah
Tekanan darah tinggi dapat meningkatkan risiko beberapa tipe demensia.
-
Kejarlah pendidikan
Orang-orang yang menghabiskan lebih banyak waktu dalam menempuh pendidikan formal memiliki angka kejadian penurunan mental yang lebih rendah, sekalipun mempunyai kelainan otak.
-
Pertahankan diet sehat
Konsumsi makanan sehat sangatlah penting untuk berbagai alasan. Makanan yang kaya akan buah, sayuran, dan asam lemak omega-3 yang banyak didapat dari ikan dan kacang-kacangan, bermanfaat menunjang kesehatan secara keseluruhan dan menurunkan risiko terjadinya pikun atau demensia.
“Demi menangani kepikunan agar tidak semakin progresif, seseorang dapat terus distimulasi untuk memiliki berbagai aktivitas otak. Sementara itu, untuk membedakan demensia yang disebabkan proses degeneratif (penuaan) atau Alzheimer, perlu dilakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis saraf,” kata dr. Nadia Octavia dari KlikDokter.
Tidak ada manfaat yang didatangkan dari merokok, justru berbagai penyakit, termasuk di antaranya adalah risiko demensia yang lebih tinggi. Demi kesehatan otak dan kesehatan tubuh secara keseluruhan, lebih baik segera menghentikan kebiasaan tersebut. Jika Anda mengalami kesulitan, tak ada salahnya mencari bantuan profesional.
[RN/ RVS]