Bagi para pegiat pemasaran digital, tentu mengenal Nukman Luthfie. Sosok yang kerap mengingatkan masyarakat untuk bijak menggunakan internet dan media sosial itu meninggal dunia pada Sabtu, 12 Januari 2019 di usia 54 tahun. Pria kelahiran Semarang ini dikabarkan mengalami serangan stroke sebelum akhirnya tutup usia.
Stroke seperti yang dialami oleh Nukman Luthfie bukanlah hal yang asing di masyarakat. Penyakit saraf yang sering dijumpai ini dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang jenis kelamin atau usia.
Menurut data WHO dan CDC, stroke berada dalam kelompok lima besar penyebab kematian utama di dunia, demikian pula di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa kejadian stroke naik dari 7 persen menjadi 10,9 persen.
Stroke disebabkan oleh masalah pembuluh darah di otak, dimana yang paling sering terjadi adalah stroke penyumbatan dan stroke perdarahan. Stroke penyumbatan atau stroke iskemik terjadi akibat penyempitan pembuluh darah maupun bekuan darah yang lepas dan menyumbat pembuluh darah otak.
Sementara itu, stroke perdarahan terjadi karena pecahnya satu atau lebih pembuluh darah di otak. Kedua mekanisme ini menyebabkan asupan darah dan oksigen menuju jaringan otak terhenti sehingga sel-sel otak kekurangan nutrisi. Dalam waktu singkat, organ ini pun mulai mengalami kerusakan.
Apa saja gejala stroke?
Proses penyakit stroke cukup cepat sehingga penyakit ini tergolong sebagai penyakit gawat darurat. Bila terlambat ditangani, kondisi kecacatan seperti lumpuh bahkan kematian dapat terjadi. Kendati demikian, penanganan yang cepat dan tepat dapat mencegah kerusakan otak semakin meluas dan juga kecacatan.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala stroke agar dapat ditangani secepat mungkin. Gejala tersebut adalah sebagai berikut:
- Kelemahan anggota tubuh. Ini adalah gejala umum dari stroke, baik stroke penyumbatan maupun stroke perdarahan. Biasanya, kelemahan terjadi pada satu sisi anggota tubuh, misalnya tangan dan kaki kanan, atau tangan dan kaki kiri. Pada stroke penyumbatan, kelemahan tersebut terjadi secara bertahap, sementara pada stroke perdarahan terjadi lebih cepat.
- Sulit bicara. Penderita stroke biasanya mengalami kesulitan bicara, mulai dari bicara pelo, cadel, seperti bergumam atau berkumur. Selain itu, penderitanya juga biasanya sulit mengerti instruksi atau pembicaraan orang lain.
- Pandangan ganda. Gangguan saraf juga menyerang saraf penglihatan sehingga saat melihat sebuah benda akan berbayang atau menjadi dua yang disebut dengan diplopia.
- Wajah tampak tidak simetris. Karena persarafan di bagian wajah terganggu, bagian wajah penderita akan tampak tidak simetris, misalnya mulut cenderung mengarah ke satu sisi wajah, atau salah satu kelopak mata agak tertutup.
- Sakit kepala hebat. Keluhan ini umumnya dirasakan pada stroke perdarahan. Sakit kepala hebat tersebut biasanya diikuti dengan mual, muntah, dan penurunan kesadaran.
Berita baiknya, stroke dapat dicegah! Mulailah dengan rutin melakukan aktivitas fisik. Setiap orang disarankan melakukan aktivitas fisik sebanyak 3-5 kali per minggu selama 30 menit. Selain itu, atur pola makan. Bukan berarti Anda harus menjalani diet ketat, melainkan makan makanan bergizi lengkap dan seimbang.
Perbanyak konsumsi buah dan sayur, serta ganti sumber lemak dengan lemak sehat seperti minyak zaitun, minyak jagung. Hindari pula makanan tinggi gula dan garam karena akan meningkatkan tekanan darah dan membuat Anda rentan mengalami diabetes. Jangan lupa hentikan kebiasaan yang buruk seperti merokok serta minum alkohol agar jantung dan pembuluh darah Anda tetap sehat.
Stroke, seperti yang dialami pakar medsos dan pemasaran digital Nukman Luthfie, dapat ditangani dengan cepat bila Anda dapat mengenali gejala-gejalanya. Lebih baik lagi bila Anda dapat mencegahnya dengan mulai menerapkan pola hidup sehat setiap hari.
[HNS/ RVS]