Banyak orang tua yang khawatir ketika bayi kuning setelah lahir. Ada pula yang mengatakan bahwa kondisi tersebut bisa menyebabkan kejang pada bayi. Bagaimana fakta medisnya?
Sebelum membahasnya lebih lanjut, mari pahami dulu kondisi kuning pada bayi, yang sebetulnya bisa merupakan sebuah kondisi yang normal.
Mengenal Kondisi Bayi Kuning
Istilah medis dari bayi kuning adalah jaundice atau icterus. Di Indonesia, banyak yang menyebutnya sebagai penyakit kuning.
Kondisi ini dialami bila ada peningkatan bilirubin total dalam tubuh setelah dilakukan pemeriksaan darah, yaitu >5 mg/dL.
Bayi kuning setelah lahir bisa merupakan suatu keadaan normal. Kondisi ini dapat terjadi pada sekitar 60 persen bayi baru lahir yang sehat dengan usia kehamilan >35 minggu, dan sekitar 80 persen bisa dialami oleh bayi yang lahir kurang bulan.
Artikel lainnya: Hepatitis A, Ini Tanda-tandanya
Hal tersebut disebabkan karena tubuh bayi belum mampu beradaptasi untuk membuang bilirubin. Kadar bilirubin yang tinggi di dalam tubuhnya membuat kulitnya tampak menguning. Normalnya, kadar bilirubin pada bayi baru lahir adalah di bawah 5 mg/dL.
Secara umum, ada dua penyebab bayi kuning, yakni:
-
Fisiologis (Normal)
Bayi dikatakan mengalami jaundice fisiologis bila muncul pada usia 2-3 hari, lalu menghilang pada hari ke-7.
Artikel lainnya: Bisakah Penderita Epilepsi Sembuh?
Penyebabnya bisa karena peningkatan produksi bilirubin di tubuhnya karena usia sel darah merah yang pendek dan penurunan hemoglobin yang seharusnya meningkat pada bayi baru lahir.
Kedua adalah karena sistem organ hati pada bayi belum bekerja secara sempurna, sehingga menyebabkan ekskresi (pembuangan) bilirubin menurun.
- Patologis (Abnormal)
Jaundice patologis bisa terjadi pada bayi kelahiran prematur (bayi lahir sebelum minggu ke-27. Warna kuning di tubuhnya mulai muncul sejak hari pertama ia terlahir, yang menetap hingga usianya lebih dari 7 hari.
Ada beberapa penyakit yang bisa mendasarinya. Untuk informasi yang lebih menyeluruh tentang penyebab bayi kuning setelah lahir, Anda bisa membacanya di sini.
Apabila ada keluhan bayi kuning sejak ia lahir, segera konsultasi dengan dokter spesialis anak agar bisa segera diperiksa lebih lanjut dan menentukan terapi yang optimal.
Artikel lainnya: Sakit Kuning, Efektifkah Menjemur Bayi Tiap Pagi untuk Mengatasinya?
Bayi Kuning di Hari Pertama Lahir Bisa Sebabkan Kejang?
Jika bayi kuning tidak ditangani dengan baik dan terjadi terus-menerus, otak bayi bisa mengalami kerusakan. Ini karena tingginya kadar bilirubin di dalam darah yang menyebar hingga ke otak. Keadaan ini disebut sebagai kernicterus.
Gejala kernikterus yang perlu dikenali oleh orang tua meliputi:
- Demam
- Kaku di seluruh tubuh
- Otot yang tegang
- Mudah mengantuk
- Badan lemas
- Kejang
Pada bayi dengan kernicterus, kadar bilirubin bisa mencapai lebih dari 20-25 mg/dL.
Jika kadar bilirubin sudah meningkat dan beberapa tanda di atas sudah terlihat sejak awal bayi menguning, segera periksakan ke dokter agar bisa dilakukan pengecekan fisik lebih lanjut dan pemeriksaan penunjang.
Gejala yang perlu diwaspadai adalah kejang pada anak. Kejang pada bayi baru lahir yang mengalami jaundice bisa terjadi jika kadar bilirubinnya di atas normal mendekati 20 mg/dL.
Kejang terjadi akibat lepasnya muatan listrik yang berlebihan pada saat yang bersamaan dari sekelompok sel saraf di otak. Saat kejang, terlihat ada gerakan yang tidak beraturan, berulang, serta terjadi gangguan kesadaran.
Kejang dapat mengakibatkan otak kekurangan oksigen, kekurangan gula di otak, pembengkakan otak, dan panas tinggi hingga 40 derajat Celcius. Panas tinggi inilah yang kemudian disebut sebagai kejang demam, yakni kejang akibat kenaikan suhu tubuh secara mendadak karena penyakit di luar otak.
Secara klinis, kejang juga dapat mengakibatkan cacat fisik, cacat mental, gangguan perilaku, gangguan belajar, epilepsi, hingga kematian.
Bila sudah terjadi kejang, orang tua bisa melakukan tahapan langkah-langkah di bawah ini:
- Orang tua mesti tetap tenang dan tidak panik.
- Mengendurkan pakaian bayi, terutama di area leher.
- Posisikan bayi telentang dengan kepala miring.
- Jika ada lendir atau muntah, segera bersihkan untuk menghindari bayi tersedak saat terbangun.
- Jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut, misalnya sendok, karena dapat meningkatkan risiko tersedak atau gigi patah.
- Pantau bayi dengan berada dengannya saat kejang terjadi.
- Setelah bayi sadar, segera ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Efek bayi kuning baru lahir memang berpotensi kejang, tapi ini terjadi jika kadar bilirubin di atas normal mendekati 20 mg/dL. Bila bayi kuning setelah lahir, jangan panik. Konsultasikan dengan dokter spesialis anak bila kondisinya tak membaik setelah 7 hari dan tetap berikan ASI tiap 3 jam sekali. Anda juga bisa tanyakan ke dokter yang stand by di fitur LiveChat aplikasi KlikDokter.
(RN/RPA)