Disleksia adalah gangguan saat seseorang memiliki kesulitan menulis, membaca, dan mengeja. Kondisi ini biasanya dialami anak-anak dan bisa dialami anak berkemampuan intelegensi melebihi rata-rata.
Jika disleksia tidak ditangani optimal, maka prestasi dapat menurun dan interaksi sosial terganggu. Lantas, adakah cara mencegah disleksia pada anak sejak di dalam kandungan?
Risiko Disleksia Bisa Dilihat Sejak Janin?
Sampai saat ini penyebab disleksia belum diketahui pasti. Namun, ada beberapa pendapat yang menjelaskan adanya faktor keturunan yang berperan dalam terjadinya disleksia.
Orang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat disleksia diteliti lebih berisiko mengalami kondisi disleksia juga. Selain itu, beberapa kelainan kromosom juga berkaitan dengan kondisi disleksia.
Akan tetapi, secara pasti penyebab disleksia belum diketahui, sehingga tidak mudah untuk mengetahui risikonya sejak janin.
Artikel lainnya: Latihan Membaca dan Menulis untuk Anak Disleksia
Bisakah Mengurangi Risiko Disleksia Sejak di Dalam Kandungan?
Meski sulit dideteksi sejak janin, ada beberapa hal yang dapat berkontribusi untuk mencegah disleksia pada anak selama masa kehamilan:
1. Cegah Kelahiran Prematur dan Berat Badan Lahir Rendah
Kelahiran prematur adalah kelahiran yang terjadi pada tiga minggu atau lebih sebelum waktu kelahiran normal. Bayi yang lahir di usia kehamilan belum mencapai 25 minggu memiliki risiko gangguan belajar dan disleksia. Selain itu, kelahiran prematur dapat menyebabkan berat badan lahir bayi rendah.
Untuk mencegah kelahiran prematur sejak masa kehamilan, ibu hamil harus menjaga kehamilan tetap sehat dengan rutin konsultasi ke dokter sesuai jadwal yang ditetapkan setiap bulan.
Perhatikan juga asupan nutrisi selama kehamilan dengan rutin konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, sayur, dan buah.
Lalu, bumil perlu mengetahui faktor risiko selama kehamilan, seperti tekanan darah tinggi atau diabetes. Saat hamil, jaga berat badan juga, ya. Karena, berat badan berlebih meningkatkan risiko persalinan prematur.
Artikel lainnya: Strategi Belajar yang Sesuai untuk Anak Disleksia
2. Konsumsi Makanan Mengandung Omega-3
Sebuah penelitian di Inggris menunjukkan, kekurangan omega-3 berkaitan dengan gangguan disleksia. Hal ini disebabkan karena kurangnya omega-3 menyebabkan terjadinya gangguan di saraf pendengaran.
Para penderita disleksia dipercaya dapat mendengar suara yang didengarnya tapi tidak jelas karena adanya gangguan di saraf pendengaran tersebut. Kondisi ini mengakibatkan ia sulit mengerti kata atau hal yang didengar.
Kandungan DHA di dalam omega-3 berperan dalam pembuatan membran sel di saluran pendengaran, yang dikenal dengan sebutan magnosel. Sementara, kandungan DHA dan EPA omega-3 berperan membuat selaput tipis di sekitar sel-sel pendengaran, yang berfungsi untuk meneruskan gelombang suara supaya lebih cepat diterima otak.
Jadi, ibu hamil disarankan untuk memperbanyak asupan omega-3 seperti ikan salmon, telur, susu, yoghurt, kacang-kacangan, serta sayur seperti bayam dan kubis.
3. Hindari Stres Selama Hamil
Pada masa kehamilan, kondisi psikologis ibu hamil sering berubah. Hal ini dapat berpengaruh pada tumbuh kembang janin.
Stres berkepanjangan dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan berat badan bayi lahir rendah. Nah, risiko atau kemungkinan bayi akan tumbuh dengan gangguan disleksia akan meningkat juga.
Penanganan disleksia membutuhkan pendekatan khusus, bukan dengan obat-obatan. Pendekatan yang dimaksud antara lain:
- Pertama: Menentukan diagnosis dengan benar
- Kedua: Berbagai pemeriksaan psikologis dan fisik dilakukan
- Ketiga: Evaluasi lengkap mengenai kelemahan dan kelebihan anak, yang melibatkan bantuan guru-guru di sekolah
Setelah itu, pertemuan antara orangtua, guru, dan profesional dilakukan untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam memperbaiki cara belajar anak. Orangtua juga akan diberikan petunjuk bagaimana membantu anak di rumah.
Disleksia tidak dapat dicegah sejak di dalam kandungan. Namun, menghindari faktor risiko yang memicu disleksia pada masa kehamilan dapat membantu mencegah disleksia pada anak.
#JagaSehatmu selama masa kehamilan dengan rutin kontrol ke dokter kandungan, ya. Terapkan juga pola hidup sehat demi kesehatan ibu dan janin!
Download aplikasi KlikDokter untuk mengetahui beragam info seputar disleksia dan tumbuh kembang anak. Tanya dokter anak juga bisa lebih mudah dan cepat.
(FR/JKT)