Saraf

Cedera Otak Bisa Picu Diabetes Insipidus, Ini Alasannya

Aditya Prasanda, 18 Jan 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Cedera otak bisa meningkatkan risiko diabetes insipidus, kelainan yang membuat penderitanya sering pipis dan mudah haus. Ketahui alasannya lewat ulasan berikut.

Cedera Otak Bisa Picu Diabetes Insipidus, Ini Alasannya

Diabetes insipidus merupakan jenis kelainan yang menyebabkan penderitanya sering buang air kecil dan selalu merasa haus. Hal ini terjadi karena ketidakseimbangan cairan di dalam tubuh.

Ketidakseimbangan cairan bahkan menyebabkan penderita diabetes insipidus pipis hingga 20 liter dalam sehari. Aktivitas ini dapat berlangsung tiap 15-20 menit.

Sebagai perbandingan, orang dewasa normal buang air kecil 1-2 liter sehari, dengan intensitas pipis sebanyak 4-7 kali.

Salah satu faktor yang menyebabkan ketidakseimbangan cairan adalah cedera otak. Mengapa otak yang cedera bisa jadi penyebab diabetes insipidus? Simak penjelasan medis berikut.

1 dari 2

Cedera Otak Penyebab Diabetes Insipidus

Otak bisa mengalami cedera akibat benturan, trauma kecelakaan, maupun infeksi patogen. Kondisi ini dapat mengubah aktivitas saraf otak, sehingga metabolisme tubuh, kemampuan fungsional sel-sel saraf otak, hingga integritas fisik turut terdampak.

Disampaikan dr. Alvin Nursalim, salah satu bahaya cedera otak adalah mencetuskan diabetes insipidus.

“Pasalnya, cedera otak dapat merusak pusat hormon pengaturan cairan di hipotalamus, yang menghasilkan antidiuretic hormone (ADH),” katanya.

Artikel Lainnya: Kenali Penyebab Anda Sering Beser

Hormon antidiuretik (ADH) alias vasopressin merupakan hormon yang bertugas membantu mengatur kadar cairan di dalam tubuh. Vasopressin bekerja dengan mengembalikan cairan yang sudah disaring oleh ginjal ke dalam aliran darah.

Seperti diketahui, ginjal menyaring cairan darah, lantas membuang produk limbah yang tidak dibutuhkan tubuh melalui urine.

Nah, sebagian besar cairan yang sudah disaring dan tetap diperlukan, akan dikembalikan ke aliran darah. Tugas ini dilaksanakan oleh ADH.

Hormon antidiuretik diproduksi oleh bagian otak bernama hipotalamus. Hormon ini disimpan di kelenjar pituitari, kelenjar kecil yang ditemukan di dasar otak.

Berdasarkan studi yang dimuat National Center for Biotechnology Information tahun 2015, kerusakan hipotalamus maupun kelenjar pituitari dapat memengaruhi produksi, penyimpanan, dan pelepasan kadar ADH.

Akibatnya, cairan yang disaring ginjal dan seharusnya dikembalikan ke darah, justru ikut dibuang melalui urine. Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan cairan di dalam tubuh. Kemudian, hal itu mencetuskan salah satu gejala khas diabetes insipidus, yaitu produksi urine berlebih.

Artikel Lainnya: Berapa Kali Normalnya Buang Air Kecil dalam Sehari?

Pada orang dewasa, diabetes insipidus juga menimbulkan gejala lainnya, seperti mudah merasa haus dan sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil.

Sementara pada bayi dan anak kecil, diabetes insipidus menyebabkan gejala tambahan berupa sering mengompol, sulit tidur, demam, muntah, sembelit, pertumbuhan tertunda, hingga penurunan berat badan.

2 dari 2

Kondisi Medis Lainnya pada Otak yang Picu Diabetes Insipidus

Dalam medis, diabetes insipidus yang disebabkan oleh cedera otak disebut sebagai diabetes insipidus sentral.

Kondisi tersebut dapat terjadi karena sejumlah kondisi medis yang memengaruhi hipotalamus maupun kelenjar pituitari.

Kondisi medis yang dimaksud, meliputi tumor otak, penyakit genetik maupun non-genetik, serta pembedahan di area kepala.

Itu dia mekanisme cedera otak penyebab diabetes insipidus. Jika Anda mengalami gejala diabetes insipidus berupa peningkatan frekuensi buang air kecil dan rasa haus ekstrem, jangan ragu untuk segera berkonsultasi kepada dokter

(PUT/JKT)

Referensi:

Mayo Clinic. Diakses 2022. Diabetes insipidus.

National Center for Biotechnology Information. Diakses 2022. Diabetes Insipidus after Traumatic Brain Injury.

Ditinjau oleh dr. Alvin Nursalim

Otak
Diabetes