Pernahkah Anda melihat orang dengan penyakit Parkinson? Kekakuan gerak, mimik wajah yang datar, tremor, dan refleks postural yang menurun merupakan gejala utama dari penyakit tersebut. Menurut hasil penelitian, kopi dikatakan bisa turunkan risiko terjadinya penyakit Parkinson. Namun pertanyaannya, seberapa besar efektivitasnya?
Penyakit Parkinson merupakan penyakit degeneratif kedua terbanyak terkait saraf. Penyakit ini terjadi pada sekitar satu persen populasi di atas usia 60 tahun. Angka kejadian Parkinson diperkirakan akan semakin tinggi dengan meningkatnya angka harapan hidup penduduk dunia.
Penyebab Parkinson muncul karena adanya kematian atau kerusakan saraf dopaminergik yang berada di bagian otak yang bernama subtansia nigra. Kondisi tersebut menyebabkan gangguan sistem motorik saraf, sehingga muncul gejala yang telah disebutkan di atas tadi, yaitu kekakuan gerak, mimik wajah datar, tremor saat beristirahat, dan gangguan refleks postural. Karena penyakit ini bersifat degeneratif, maka gejala yang timbul akan semakin memburuk jika tidak ditangani dengan benar.
Penanganan penyakit Parkinson adalah dengan memberikan obat-obatan yang bersifat dopaminergik untuk meningkatkan kadar dopamin pada subtansia nigra di otak yang telah mengalami kerusakan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa obat-obatan ini tidak menyembuhkan penyakit Parkinson, melainkan hanya mengurangi gejala dan menghambat progresivitas penyakit dengan berbagai potensi efek samping yang mungkin terjadi.
Minum Kopi dan Manfaatnya Untuk Penyakit Parkinson
Perlu Anda ketahui, hingga saat ini belum ada terapi penyembuhan untuk penyakit Parkinson. Itulah mengapa berbagai fokus berbagai penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui cara-cara pencegahan. Beberapa penelitian telah mengungkap bahwa kafein, zat yang terutama terdapat dalam kopi, mampu mencegah penyakit ini.
Selain terkenal untuk mencegah kantuk dan meningkatkan fokus, nyatanya kopi juga memiliki manfaat jangka panjang untuk mencegah penyakit Parkinson. Sebuah penelitian di Hawai, Amerika Serikat, meneliti manfaat tersebut.
Penelitian itu dilakukan pada 8.004 partisipan yang dipantau selama 30 tahun. Hasilnya, ditemukan bahwa konsumsi kopi dapat menurunkan risiko penyakit Parkinson 20 tahun kemudian. Ditemukan juga bahwa orang-orang yang tidak mengonsumsi kopi memiliki risiko lima kali lebih besar mengalami Parkinson dibandingkan dengan orang-orang yang gemar ngopi secara rutin setiap hari.
Ada juga beberapa penelitian lain yang berskala lebih besar menemukan hal serupa. Penelitian yang dilakukan pada 47.351 pria dan 88.565 wanita, serta survei yang dilakukan pada 19.518 pria dan wanita menemukan penurunan risiko Parkinson. Lebih jelasnya, penurunan tersebut 50 persen lebih rendah pada orang-orang yang mengonsumsi minuman berkafein, seperti kopi dan teh, secara rutin minimal satu gelas per hari ketimbang mereka yang tidak mengonsumsinya.
Efektivitas Kopi Dalam Menurunkan Risiko Penyakit Parkinson
Kopi mengandung kafein yang dapat mencegah terjadinya degenerasi pada neuron dopaminergik di otak, sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit Parkinson. Selain kafein, juga ditemukan sebelas zat lainnya yang teliti, yang dapat memberikan manfaat dalam menurunkan risiko penyakit tersebut.
Meski demikian, pada wanita juga ditemukan bahwa manfaat kafein untuk pencegahan Parkinson dipengaruhi oleh kadar estrogen. Manfaat tersebut hanya terlihat pada wanita yang tidak menggunakan terapi sulih enzim setelah menopause. Terapi sulih enzim dengan estrogen dapat mengurangi sifat perlindungan kafein terhadap keruskan substansia nigra di otak.
Untuk Anda yang selama ini sudah mengonsumsi kopi atau teh secara rutin, berbahagialah, karena mungkin kafein dari kopi atau teh secara rutin bisa turunkan risiko terjadinya penyakit Parkinson di kemudian hari. Agar lebih maksimal, kombinasikan juga dengan pola hidup sehat sehingga manfaat yang Anda makin optimal dan lebih banyak lagi penyakit yang bisa dicegah.
(RN/ RVS)